Pemilihan umum diadakan di Kamboja pada 27 Juli 2003 untuk memilih para anggota Majelis Nasional. Pemilihan tersebut dimenangkan oleh Partai Rakyat Kamboja yang dipimpin Perdana MenteripetahanaHun Sen, yang diklaim meraih 73 kursi dalam parlemen 123 kursi. Namun, karena persyaratan mayoritas dua per tiga untuk memilih Perdana Menteri, pemerintahan baru tidak terbentuk sampai Juli 2004 saat sebuah kesepakatan diraih dengan partai Funcinpec.
Latar belakang
Kamboja menjadi demokrasi pada awal 1990an dengan pemilihan demokratis pertama diadakan pada 1993.[1] Setelah dua pemilihan pada 1990an, Partai Rakyat Kamboja membentuk pemerintahan koalisi dengan partai royalis Funcinpec.[1]Pemilihan terakhir pada 1998 menghadapi sejumlah kekerasan dan intimidasi yang signifikan dari para pendukung oposisi.[2] Pemilihan tersebut diadakan setahun setelah Funcinpec dikeluarkan dari pemerintahan koalisi oleh Partai Rakyat Kamboja.[3] Namun setelah pemilihan tersebut, mereka sempat membentuk sebuah koalisi lainnya dengan Hun Sen sebagai Perdana Menteri dan pemimpin Funcinpec Pangeran Norodom Ranarridh, putra dari RajaNorodom Sihanouk, sebagai deputinya.[1]
Dalam pemilihan-pemilihan lokal pada 2002, Partai Rakyat Kamboja tampil kuat memimpin di 1,597 dari 1,621 komune di Kamboja.[4] Selain itu, partai Funcinpec mengalami penurunan sampai hanya meraih 22% suara.[4]
Sastra
Sorpong Peou (2006), "Consolidation or Crisis of Democracy?: Cambodia's Parliamentary Elections in 2003 and Beyond", Between Consolidation and Crisis: Elections and Democracy in Five Nations in Southeast Asia, Berlin: Lit, hlm. 41–83
Referensi
^ abcKazmin, Amy (2003-06-20). "Powell call over Cambodian poll media US OFFICIAL'S VISIT:". Financial Times. hlm. 10.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^Spillius, Alex (2003-07-28). "Hun Sen on his way to poll win in Cambodia". The Daily Telegraph. hlm. 12.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)