Pembunuhan Nationalsozialistischer Untergrund (bahasa Jerman: NSU-Morde) adalah rangkaian pembunuhan yang berlandaskan xenofobia oleh kelompok Neo-Nazi Jerman, Nationalsozialistischer Untergrund (disingkat NSU). NSU melakukan serangan pada tahun 2000 sampai 2007 di seluruh Jerman yang menewaskan 10 orang dan mencederai 1 orang. Sasaran utamanya adalah suku Turki dan Kurdi; satu orang Yunani dan satu polisi wanita Jerman juga menjadi korban.
Sebagian besar korban adalah pemilik usaha kecil seperti penjual doner kebab dan penjual sayuran. Mereka ditembak di bagian kepala dari jarak dekat di siang bolong dengan pistol berperedam CZ 83. Menurut orang tua korban beretnis Turki yang bekerja di warnet, polisi awalnya menduga serangan dilakukan oleh organisasi kriminal luar negeri. Polisi wanita Michèle Kiesewetter juga ditembak dan tewas, sedangkan polisi yang mendampinginya luka kritis. Kelompok ini diduga melakukan serangan-serangan lain, termasuk pengeboman Koln tahun 2004. Pihak berwenang Jerman mengidentifikasi tiga tersangka, Uwe Böhnhardt, Uwe Mundlos, dan Beate Zschäpe sebagai pelaku utama. Menurut pelaksana tugas Jaksa Umum Jerman, Rainer Greisbaum, para tersangka memiliki hubungan dengan kelompok Neo-Nazi.[2] Polisi menemukan jasad Böhnhardt dan Mundlos setelah keduanya merampok bank pada tanggal 4 November 2011. Polisi mengatakan bahwa mereka bunuh diri.[3] Zschäpe menyerahkan diri pada tanggal 11 November 2011. Ia didakwa melakukan pembunuhan, rencana pembunuhan, pembakaran, dan menjadi anggota organisasi teroris. Zschäpe mengatakan bahwa ia bersedia memberi kesaksian apabila ia diberi status saksi pemerintah dengan pembatalan hukuman.[butuh rujukan] Polisi menemukan daftar target berisi 88 nama orang, termasuk "dua anggota Bundestag paling berpengaruh serta perwakilan masyarakat Turki dan Islam".[4]
Kasus ini sebelumnya diberi nama pembunuhan berantai Bosphorus (Bosporus-Morde) oleh kepolisian Jerman.[5]Koran lampu kuning menggunakan istilah yang lebih negatif, pembunuhan Kebab (Dönermorde).[6]
Latar belakang
Beate Zschäpe (2 Januari 1975), Uwe Böhnhardt (1 Oktober 1977 – 4 November 2011) dan Uwe Mundlos (11 Agustus 1973 – 4 November 2011) adalah anggota pendiri Nationalsozialistischer Untergrund. Ketiganya besar di Jena, sebuah kota di Thuringen, Jerman Timur. Zschäpe bertemu Mundlos di klub pemuda setempat ketika masih remaja dan mereka mulai menjalin hubungan romantis. Tahun 1994, Zschäpe yang masih berusia 19 tahun jatuh cinta dengan Böhnhardt yang diperkenalkan oleh Mundlos. Sepanjang 1990-an, mereka terlibat dalam perkumpulan neo-Nazi sayap kanan yang berkembang di negara-negara bagian bekas Jerman Timur. Mereka terlibat perkelahian jalanan melawan sebuah kelompok antifasis, menghadiri konser sayap kanan, dan bahkan mengenakan seragam SS buatan sendiri saat mengunjungi kamp konsentrasi Buchenwald.[7] Usai runtuhnya Tembok Berlin dan reintegrasi Jerman Timur, serangan neo-Nazi bermunculan di negara-negara bagian bekas Jerman Timur. Kelompok sayap kanan beberapa kali menyerang migran dan pengungsi secara terbuka di jalanan dengan korban jiwa hampir 200 orang selama 13 tahun.[8] Setelah menjalani radikalisasi lebih lanjut, Zschäpe, Mundlos, dan Böhnhardt bergabung dengan kelompok neo-Nazi bernama Thuringer Heimatschutz (Penjaga Dalam Negeri Thuringen).
Setelah mendapat bocoran dari Dinas Intelijen Federal (BND), kepolisian daerah Jena menggeledah garasi penyimpanan yang disewa Zschäpe, Mundlos, dan Böhnhardt di Jena tahun 1998. Polisi menemukan TNT dan materi bomb lainnya serta tumpukan tulisan anti-Semit. Namun, Zschäpe, Mundlos, atau Böhnhardt tidak tertangkap. Ketiganya bersembunyi usai penggeledahan ini dan kabur ke Sachsen dibantu kelompok neo-Nazi sayap kanan lainnya.[9]
Selama 13 tahun berikutnya, delapan warga Turki-Jerman, satu warga Yunani, dan satu polisi Jerman ditemukan tewas di seluruh Jerman. Semua pembunuhan ini, kecuali satu, melibatkan satu pistol Ceska 83 langka dan saksi mata yang melihat dua orang kabur menaiki sepeda. Kepolisian Jerman memiliki informasi terbatas sehingga tidak bisa menyelidiki lebih jauh dan bahkan belum mengaitkan semuanya karena setiap kasus dilakukan di wilayah hukum yang berbeda.[9] Penyelidikan polisi mengikuti sejumlah teori, termasuk kaitan dengan mafia Turki. Kepolisian Nuremberg bahkan mendirikan kedai kebab palsu untuk memancing anggota mafia Turki. Saat ditanyai soal hubungan antara kasus-kasus ini dengan kelompok neo-Nazi, kepala penyidik Komisi Pembunuhan Munich, Josef Wilfling, menjawab "Anda pernah lihat orang-orang Nazi naik sepeda?"[10]
Tempat kejadian perkara pembunuhan berantai Bosphorus di Jerman
Pembunuhan Enver Şimşek
Enver Şimşek adalah pebisnis berusia 38 tahun keturunan Turki yang mengoperasikan beberapa toko bunga di Jerman selatan. Şimşek menggantikan bosnya yang sedang liburan. Pada sore hari tanggal 9 September 2000, ia ditembak di kepala oleh dua pelaku dan meninggal di rumah sakit dua hari kemudian. Ia adalah korban pertama dalam rangkaian pembunuhan ini. Salah satu senjata yang dipakai untuk membunuh Şimşek dipakai lagi dalam sembilan pembunuhan lain.[11]
Pembunuhan Abdurrahim Özüdoğru
Pada tanggal 13 Juni 2001, Abdurrahim Özüdoğru ditembak dua kali di kepala menggunakan senjata yang sama dalam pembunuhan Enver Şimşek. Özüdoğru, seorang mekanik di perusahaan besar di Nuremberg, sedang membantu-bantu di sebuah toko jahit. Jasadnya ditemukan oleh seorang pejalan kaki yang melihat tubuh berlumuran darah di belakang toko lewat kaca jendela.[11]
Pembunuhan Süleyman Taşköprü
Pada tanggal 27 Juni 2001, antara pukul 10:45 dan 11:15, Süleyman Taşköprü, 31 tahun, ditembak tiga kali di kepala di toko sayurannya di Hamburg-Bahrenfeld. Ini terjadi dua pekan setelah pembunuhan kedua menggunakan senjata yang sama dalam pembunuhan pertama, pistol CZ 83 dan pistol 6,35 mm.[12]
Pembunuhan Habil Kılıç
Pada tanggal 29 Agustus 2001, Habil Kılıç menjadi korban keempat. Kılıç, 38 tahun, sudah menikah dan memiliki seorang putri. Ia ditembak dari jarak dekat di toko sayurannya di Munich-Ramersdorf. Ini adalah kasus pertama di Munich dalam rangkaian pembunuhan ini.[13]
Pembunuhan Mehmet Turgut
Dua tahun kemudian, di Rostock-Toitenwinkel, pada pagi Rabu Abu, 25 Februari 2004, antara pukul 10:10 dan 10:20,[14] Mehmet Turgut ditembak tiga kali di kepala dan leher menggunakan pistol berperedam CZ 83 dan langsung tewas. Turgut selama ini tinggal di Hamburg secara ilegal. Ia sedang berkunjung ke Rostock dan diminta tolong oleh temannya untuk membuka toko kebab doner hari itu. Karena kasus ini berkaitan dengan Hamburg, kepolisian Rostock menghubungkan Turgut dengan korban ketiga, Süleyman Taşköprü, dan menciptakan istilah pembunuhan döner.[15]
Pembunuhan İsmail Yaşar
Pada tanggal 9 Juni 2005, para pelaku melancarkan serangan ketiga di Nuremberg. İsmail Yaşar, 50 tahun, datang dari Suruc, Turki, ke Nuremberg dan memiliki toko kebab di Scharrerstrasse. Ia ditemukan tewas sekitar pukul 10:15 dengan lima luka tembak. Polisi menduga ia ditembak antara pukul 9:50 dan 10:05 berdasarkan sejumlah kesaksian.[16]
Pembunuhan Theodoros Boulgarides
Pada tanggal 15 Juni 2005, antara pukul 18:15 dan 19:00, tukang kunci Theodoros Boulgarides dibunuh di tokonya di dekat lokasi pembunuhan lain di Munich. Boulgarides meninggalkan seorang istri dan dua putri; ia adalah korban pembunuhan kedua di Munich. Ia merupakan korban non-Turki pertama karena beretnis Yunani.[17]
Pembunuhan Mehmet Kubaşık
Pada sore hari tanggal 4 April 2006, penjaja kios bernama Mehmet Kubaşık, warga negara Jerman keturunan Turki, ditemukan tewas di kiosnya di Dortmund. Seperti kebanyakan korban lainnya, Kubaşık ditembak di bagian kepala.[18]
Pembunuhan Halit Yozgat
Pada tanggal 6 April 2006, dua hari setelah pembunuhan Kubaşık, Halit Yozgat menjadi korban kedua terakhir dalam rangkaian pembunuhan ini dan korban terakhir yang beretnis Turki. Yozgat, operator warnet di Kassel, Hesse, juga ditembak di kepala dengan senjata berperedam. Seorang agen Dinas Perlindungan Konstitusi Hesse juga sedang berada di warnet. Ia awalnya mengaku meninggalkan warnet sebelum pembunuhan terjadi, lalu mengubah kesaksiannya setelah sejumlah saksi mata mengaku melihatnya saat pembunuhan terjadi. Keterlibatannya dalam kasus ini menimbulkan dugaan bahwa sejumlah badan pemerintahan mungkin terkait dengan organisasi yang melakukan pembunuhan ini.[19][20]
Pada tanggal 25 April 2007, polisi wanita bernama Michèle Kiesewetter bersama rekannya diserang saat istirahat makan siang. Kiesewetter, 22 tahun, tewas dan rekannya luka kritis, tetapi selamat tanpa ingatan serangan. Keduanya ditembak langsung di kepala dari jarak dekat saat sedang duduk di mobil patroli. Pelaku berjalan ke arah mobil polisi dari kedua sisi. Kiesewetter tewas di tempat; rekan laki-lakinya koma selama beberapa pekan. Meski dalam kasus lain, motifnya diduga xenofobia dan/atau rasisme, penyebab serangan terhadap Kiesewetter dan rekannya masih belum jelas. Kepolisian memiliki beberapa dugaan motif seperti hubungan pribadi antara Kiesewetter yang berasal dari Oberweissbach dan Thuringen dengan tersangka yang semuanya berasal dari Thuringen atau murni ingin mencuri senjata api. Senjata dinas milik Kiesewetter dan rekannya ditemukan tanggal 4 November 2011 di karavan tempat jasad Böhnhardt dan Mundlos ditemukan. Karena itu, kepolisian yakin bahwa serangan ini berkaitan dengan pembunuhan berantai Bosphorus.
Pelaku
Dugaan awal
Awalnya, kepolisian menduga pembunuhan dilakukan oleh keluarga dan teman korban.[21] Dinas keamanan Jerman juga menyalahkan mafia Turki dalam beberapa kasus pembunuhan.[22] Kelompok sayap kanan tidak pernah disebutkan dan diselidiki oleh kepolisian.[22]
Buntut
Pada November 2011, Kanselir JermanAngela Merkel menyatakan bahwa "pembunuhan berdarah dingin terhadap sembilan penjaga toko imigran oleh orang-orang Neo-Nazi adalah kejahatan yang tak terbayangkan di negara ini sekaligus lembaran hitam bangsa Jerman."[23] Pada Januari 2012, istilah "Döner-Morde" (Pembunuhan Kebab) diberi gelar Bukan Kata Tahun Ini (Un-word of the Year) oleh para bahasawan. Mereka menganggap istilah ini tidak pantas dan tidak manusiawi.[24] Pada tanggal 4 November 2016, usai sidang parlemen Jerman yang membahas persoalan ini, Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdağ, secara terbuka mengkritik penanganan kejahatan kebencian terhadap masyarakat keturunan asing, terutama keturunan Turki. Bozdağ mengatakan bahwa masyarakat Turki "sangat khawatir" melihat pemrosesan kasus yang lambat dan tidak jelas.[25]
Beate Zschäpe menyerahkan diri kepada polisi setelah membakar apartemen yang ia tinggali bersama Uwe Mundlos dan Uwe Böhnhardt di Zwickau, Sachsen. Waktu itu, sebuah video yang beredar di media Jerman menampilkan tokoh kartun The Pink Panther mengaitkan semua kasus pembunuhan dengan kelompok neo-Nazi yang didirikan Zschäpe, Mundlos, dan Böhnhardt, Nationalsozialistischer Untergrund atau Sosialisme Nasional Bawah Tanah. Sidang pembunuhan NSU dimulai tanggal 6 Mei 2013. Pada tanggal 13 November 2017, tahap pemaparan bukti dan penyelidikan diakhiri dan tahap pernyataan penutup dimulai.[26] Sidang berakhir tanggal 11 Juli 2018:
Beate Zschäpe, bersalah atas sembilan dakwaan pembunuhan, penyerangan terhadap polisi yang dikenai dakwaan pembunuhan, pembakaran yang dikenai dua dakwaan rencana pembunuhan, serta keanggotaan dalam organisasi teroris.
André Eminger, bersalah karena membantu serangan bom paku di Koln.
Holger Gerlach, bersalah karena membantu anggota NSU.
Carsten Schultze, bersalah karena memasok senjata kepada anggota NSU.
Ralf Wolleben, bersalah karena memasok senjata kepada anggota NSU.
Jaksa penuntut dengan sengaja dan berulang-ulang menyatakan bahwa lingkup sidang ini sebatas menentukan tingkat keterlibatan Zschäpe dan para terdakwa dalam kejahatan yang dituduhkan kepada NSU. Penuntut berpendapat bahwa Zschäpe, Mundlos, dan Böhnhardt adalah satu-satunya anggota NSU.[27] Dalam pembelaannya, pengacara Zschäpe berpendapat bahwa ia tidak bersalah dan tidak terlibat dalam pembunuhan yang sebenarnya dilakukan oleh Mundlos dan Böhnhardt. Zschäpe tetap diam sepanjang sidang dan hanya mengaku menyesal dalam sebuah surat untuk para keluarga korban, "ia tidak mampu mengambil tindakan yang dapat menghentikan rekan-rekannya membunuh orang-orang tercinta [keluarga korban]."[9]
Dugaan keterlibatan pemerintah
Salah satu topik kontroversial yang diangkat semasa sidang pembunuhan NSU adalah tingkat kerja sama dan dukungan yang diterima informan dan organisasi neo-Nazi dari Dinas Perlindungan Konstitusi Federal (BfV), badan keamanan dalam negeri Jerman. BfV mulai mengumpulkan informan dari kelompok-kelompok neo-Nazi Jerman pada awal dan pertengahan 1990-an untuk meredam bangkitnya kejahatan anti-imigran seperti kerusuhan Rostock-Lichtenhagen tahun 1992.[9] Saat sidang, terungkap bahwa para informan BfV mengetahui atau mungkin mengetahui pembunuhan beserta kejahatan lain yang dilakukan NSU dan informasi ini tidak dibagikan dengan kepolisian daerah secara sengaja atau tidak sengaja.[9] Semua upaya tim pengacara korban untuk mendalami hubungan ini dinyatakan tidak relevan dalam lingkup sidang oleh tim penuntut.[27] Salah satu alasan penuntut federal menghindari topik ini adalah penyelidikan seperti ini akan mempersoalkan kadar rasisme dan xenofobia di tubuh pemerintahan Jerman serta sebaran organisasi neo-Nazi di dalam masyarakat Jerman. Informan neo-Nazi yang dipekerjakan BfV menempati posisi terhormat di dalam organisasinya masing-masing dan menikmati gaya hidup yang didanai uang pajak. Karena itu, sejumlah pihak menafsirkan bahwa pemerintah Jerman secara resmi menghadiahi para informan karena memiliki kebencian terhadap golongan tertentu.[27]
Putusan
Pada tanggal 11 Juli 2018, Beate Zschäpe dinyatakan bersalah atas sepuluh dakwaan pembunuhan, keanggotaan dalam organisasi teror, dan pembakaran, dan dihukum penjara seumur hidup. Berikut hukuman yang dijatuhkan kepada para kaki tangannya:
Wohlleben: Bersalah dengan dakwaan membantu dan bersekongkol dalam sembilan kasus pembunuhan dengan mencari pistolnya, dihukum penjara sepuluh tahun.
Eminger: Bersalah dengan dakwaan membantu organisasi teror, dihukum penjara dua setengah tahun.
Gerlach: Bersalah dengan dakwaan membantu organisasi teror, dihukum penjara tiga tahun.
Schulze: Bersalah dengan dakwaan membantu dan bersekongkol dalam sembilan kasus pembunuhan dengan mencari pistolnya, dihukum penjara di lapas anak-anak selama tiga tahun karena ia masih berusia 20 tahun ketika pembunuhan terjadi.
Kaki tangan
Ralf Wohlleben, 38, dan Carsten Schultze, 33, dinyatakan bersalah karena turut membantu pembunuhan sembilan korban laki-laki. Jaksa penuntut menuduh mereka memasok senjata api dan peredam yang dipakai untuk membunuh korban. Wohlleben pernah menjadi anggota Partai Demokrat Nasional sayap kanan Jerman yang terwakili di beberapa parlemen negara bagian di Jerman timur.
Andre Eminger, 33, dinyatakan bersalah karena membantu dua perampokan bank dan satu pengeboman di Koln tahun 2004. Ia juga dinyatakan bersalah atas dua dakwaan mendukung organisasi teroris.
Holger Gerlach, 38, dinyatakan bersalah atas tiga dakwaan mendukung organisasi teroris.
Seperti Zschäpe, para terdakwa sudah dikenal oleh pihak berwenang Jerman sebelum NSU berdiri. Nama NSU sendiri disesuaikan dari nama resmi Partai Pekerja Jerman Sosialis Jerman yang dipimpin Adolf Hitler.