Kim Jong-nam adalah putra sulung dari Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un. Dia tadinya disebut-sebut bakal menjadi pemimpin Korut selepas Kim Jong-il wafat. Namun pada 2001, dia ditangkap di Bandara Narita, Tokyo, Jepang, setelah mencoba masuk ke Negeri Sakura dengan paspor Republik Dominika. Pada saat itu dia mengatakan ingin mengunjungi Disneyland di Jepang bersama keluarganya.[5]
Sejak kasus itu dia diusir ayahnya dan tinggal di Makau, Hong Kong, hingga Kim Jong-il mangkat pada 2011.[5] Bahkan pernah pula dikabarkan bahwa Kim Jong-nam pernah datang ke Jakarta, Indonesia.[6] Kim Jong-nam selama ini hidup bersembunyi karena khawatir adik tirinya, Kim Jong-un, memandang dia sebagai ancaman.[5]
Kronologi
Pada hari kematiannya, Senin, 13 Februari 2017, Jong-nam menggunakan nama samaran Kim Chol dalam paspor palsunya. Saat itu, dia menuju hendak terbang ke Makau melalui Bandara Internasional Kuala Lumpur. Rekaman CCTV di terminal dua memperlihatkan Jong-nam tampak sedang mengantre di depan mesin pendaftaran.
Tiba-tiba, seorang perempuan muda berambut pendek mendekatinya dari arah belakang. Perempuan yang akhir-akhir ini diketahui sebagai warga Vietnam, Doan Thi Huong, itu tampak mengenakan baju putih bertuliskan LOL dipadu rok pendek dan celana ketat berwarna pink.
Berdasarkan ulasan Mirror, Jumat pada tanggal 17 Februari 2017, Huong ini diyakini bertugas sebagai pengalih perhatian. Sementara pembunuh sebenarnya yang diduga agen bayaran Korea Utara adalah seorang pria. Pelaku menyamar jadi perempuan dan dengan cepat membekap korban dengan saputangan atau kain yang sudah dicampur racun (risin). Risin adalah senyawa kimia beracun yang lebih mematikan daripada sianida. Racun ini bisa menimbulkan kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, sesak napas dan kematian. Mirip dengan risin, ada racun tetrodotoksin yang terkandung dalam hati ikan buntal.
Penyelidikan terhadap kematian Kim Jong-nam yang dikenal sebagai kakak tiri Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, terus bergulir. Pemeriksaan post-mortem sudah dilaksanakan, tetapi pihak rumah sakit di Kuala Lumpur, Malaysia, yang menangani, belum dapat menyiarkannya kepada khalayak.
Terduga
Siti Aisyah
Siti Aisyah (lahir 11 Februari 1992[7]) dan pernah bekerja di sebuah perusahaan konfeksi milik Lian Kiong alias Akiong sebagai pelipat jaket hasil produksi di Angke,
Tambora, Jakarta Barat. Ia mendapatkan paspor dari Kantor Imigrasi Jakarta Barat. Ia menikah dengan putra Akiong, Gunawan Hasyim alias Ajun, yang membantu ayahnya mengelola usaha itu. Pasangan Siti dan Ajun lantas dikaruniai seorang anak sekitar 2009. Namun, beberapa bulan setelah kelahiran anaknya, mereka hengkang ke Malaysia. Di Malaysia, Siti berstatus sebagai seorang pramuniaga di sebuah klub malamKuala Lumpur. Ia sendiri telah tinggal di ibu kota Malaysia itu selama beberapa bulan. Menurut The Telegraph, Siti mengaku didekati oleh seorang pria misterius di klub tempatnya bekerja sebelum peristiwa berlangsung. Dalam perjumpaan itu, ia diiming-imingi bayaran USD100.[8]
Ia mengaku diajak syuting acara realitas bertema lelucon. Dalam acara itu, dia dan rekannya diminta untuk mengerjai orang di bandara.[9] Ia kemudian ditangkap di Hotel Ampang Malaysia.[7]
Setelah melalui serangkaian persidangan dan ditahan hampir selama dua tahun, akhirnya Pengadilan Malaysia membebaskan Siti Aisyah pada Senin 11 Maret 2019. Alasan pembebasan tersebut antara lain karena tidak adanya bukti langsung yang mengarah kepada Siti. Selain itu Siti juga tidak mengetahui gimik yang dia jalankan merupakan bagian dari rencana pembunuhan. Atas kebebasan itu, Siti Aisyah berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri RI atas upayanya yang gigih membebaskan dirinya, juga kepada pemerintah Malaysia atas keramahan selama proses penahanan.[10][11]
Muhammad Farid Bin Jalaluddin
Pacar Aishah, seorang pria Malaysia berusia 26 tahun yang bernama Muhammad Farid Bin Jalaluddin, juga ditangkap untuk keperluan penyelidikan.[12]
Đoàn Thị Hương
Đoàn Thị Hương (lahir di Nam Định, Vietnam, 31 Mei 1988). Setelah kematian Kim, kepolisian Malaysia menahan seorang wanita di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur terkait serangan tersebut pada 14 Februari 2017. Wanita tersebut, yang berusia 28 tahun dan bernama Đoàn Thị Hương, memegang dokumentasi perjalanan Vietnam.[13] Đoàn diidentifikasikan melalui rekaman CCTV.[14]
Doan yang saat kejadian memakai kaus bertuliskan "LOL" tersebut mengaku kepada polisi bahwa dia ditipu empat pria untuk mengerjai Kim Jong-nam yang saat itu dia pun tak tahu kalau korban adalah Kim Jong-Nam. Doan tak mengira aksinya itu adalah hal yang sangat berbahaya karena merupakan pembunuhan. Doan mengira yang dilakukannya dalah bagian dari lelucon.[9]
Empat warga negara Korea Utara
Pada 19 Februari, kepolisian Malaysia berkata bahwa mereka mengetahui empat pelaku Korea Utara yang berhubungan dengan pembunuhan tersebut.[15] Empat orang tersebut diidentifikasikan sebagai Rhi Ji-hyon (33), Hong Song Hac (34), O Jong-gil (55) dan Ri Jae-nam (57); semuanya meninggalkan Malaysia setelah menyerang polisi Malaysia yang sekarang mulai meminta Interpol dan badan berwajib lainnya untuk membantu menangkap orang-orang tersebut.[16]