Pembantaian Kha Maung Seik
Pada 25 Agustus 2017, desa-desa Hindu di sebuah klaster yang dikenal sebagai Kha Maung Seik di utara Distrik Maungdaw, Negara Bagian Rakhine, Myanmar diserang dan 99 penduduk desa Hindu Bengali dibantai oleh para pemberontak Muslim dari Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA).[2][3] Sebulan kemudian, Angkatan Darat Myanmar menemukan kuburan massal yang berisi jasad 45 orang Hindu, kebanyakan adalah wanita dan anak-anak.[4][5] Otoritas Myanmar menuduh ARSA atas kematian tersebut.[2][6] ARSA menolak pertanggungjawaban. Pada 25 September 2017, seorang jurubicara kelompok tersebut mengklaim bahwa laporan serangan terhadap desa Hindu oleh para pemberontak Rohingya "adalah sebuah kebohongan untuk menjatuhkan ARSA". Mereka juga menolak laporan Amnesty.[7][8] Referensi
|