Sejarahwan asal Swiss Hans-Lukas Kieser berargumen bahwa penguburan ulang Talaat merupakan simbol bahwa Talaat "direhabilitasi sepenuhnya dan diangkat sebagai sosok yang luar biasa dan positif dalam sejarah publik Turki".[5] Pengembalian jasad Talaat dilakukan setelah adanya kebijakan pajak kekayaan tahun 1942 yang ditujukan untuk menghancurkan finansial warga negara non muslim Turki.[6] Penulis asal Turki Orhan Seyfi [tr] mengutuk pembebasan pembunuh Talaat, Soghomon Tehlirian, namun berpendapat bahwa Jerman menebusnya dengan mengangkut jenazah Talaat ke Turki pada tahun 1943.[3] Melalui tulisannya pada surat kabar Ulus, jurnalis Yunus Nadi menekankan kesinambungan dan hutang republik atas upaya Talaat, serta legitimasi perjuangan melawan unsur-unsur non-Turki.[1][7] Pada tahun 1946, Yalçın menerbitkan memoar Talaat, menggambarkannya dalam kata pengantar sebagai "seorang patriot yang kuat, siap mengorbankan segalanya, bahkan nyawanya sendiri, demi keselamatan dan kesejahteraan tanah air".[8]Dahulu, upacara peringatan diadakan untuk menghormati Talaat di Monumen Kebebasan, namun praktik ini telah dihentikan terhitung pada tahun 2013.[9]
Adak, Hülya (2007). "Identifying the "Internal Tumors" of World War I: Talat Paşa's hatıraları [Talat Paşa's Memoirs], or the Travels of a Unionist Apologia into History". Raueme Des Selbst: Selbstzeugnisforschung Transkulturell. Böhlau Verlag. hlm. 151–169. ISBN978-3-412-23406-5.