Pelatihan kucing adalah proses mengubah perilaku kucing yang biasanya digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan atau bermasalah pada kucing rumahan, untuk meningkatkan interaksi antara manusia dan kucing peliharaan, dan untuk memungkinkan mereka hidup berdampingan dengan nyaman. Ada berbagai metode untuk melatih kucing yang menerapkan keseimbangan berbeda antara hadiah dan hukuman.
Pelatihan rumah
Pelatihan kotak kotoran
Kucing mungkin mudah dilatih untuk menggunakan kotak atau nampan kotoran kucing, karena ini adalah perilaku alaminya. Banyak kucing dan anak kucing yang secara naluriah menggunakan kotak kotorannya tanpa perlu diajari, karena nalurinya yang membuang kotoran tubuh ke dalam tanah atau pasir.[1] Oleh karena itu, ketika memiliki anak kucing baru, pemilik biasanya hanya perlu menunjukkan kepada anak kucing tersebut di mana letak kotak kotorannya, serta cara mengeluarkannya. Kadang-kadang, beberapa pelatihan diperlukan untuk membantu kucing baru menyesuaikan diri dengan kotak kotorannya,[2] atau untuk membantu kucing tua yang tiba-tiba berhenti menggunakan kotak kotorannya.
Kucing juga mungkin dilatih untuk menggunakan toilet manusia.[3] Keuntungan dari cara ini adalah pemilik kucing tidak perlu menjaga kebersihan kotak kotoran secara rutin dan menghindari bau yang timbul jika kotak kotoran tidak cukup sering dibersihkan. Beberapa ahli perilaku kucing menyarankan untuk tidak melakukan pelatihan toilet karena hal ini membatasi pemilik untuk memantau perubahan pada urin dan kotoran kucing (yang sering kali berkaitan dengan kesehatan hewan peliharaannya). Kritik lainnya adalah bahwa pelatihan toilet dapat menyebabkan berbagai stres pada kucing, antara lain karena menggunakan toilet bertentangan dengan naluri alami kucing untuk menggali dan menutupi kotorannya sendiri, dan karena dudukan toilet secara fisik menyulitkan kucing untuk mengangkang (terutama mereka yang sudah tua atau sakit).[4]
Metode
Penguatan positif
Pelatihan dengan hukuman tidak efektif, karena kucing cenderung bereaksi dengan rasa takut dan stres, sehingga sering kali mengakibatkan masalah perilaku.[5][6] Kadang-kadang hukuman secara tidak sengaja memperkuat perilaku yang tidak diinginkan, seperti mengeong keras atau mengeluh meminta perhatian.[7] Oleh karena itu, sebagian besar pelatih mendorong pemilik kucing untuk hanya menggunakan pelatihan penguatan positif, memberi penghargaan kepada kucing atas perilaku yang diinginkan atau "baik", dan menawarkan pilihan atau gangguan alternatif (bukan hukuman) untuk perilaku yang tidak diinginkan.[5][8] Melatih kucing melibatkan motivasi, kerja sama, waktu, dan kesabaran dari manusia.[9]
Pelatihan klik
Pelatihan klik dikembangkan oleh Keller Breland, Marian Breland Bailey, dan Bob Bailey.[10] Teknik ini awalnya digunakan dalam pelatihan mamalia laut, dan kemudian menyebar ke dunia pelatihan hewan peliharaan (terutama anjing dan kucing, tetapi telah digunakan juga pada hewan lain). Pelatihan klik menggunakan suara untuk memberi sinyal kepada hewan bahwa mereka telah melakukan perilaku yang benar atau diinginkan. Pelatih dapat menggunakan benda apa pun yang mengeluarkan suara (misalnya peluit, bunyi bip, atau pena yang berbunyi klik). Banyak orang menggunakan alat pelatihan yang disebut clicker, sebuah kotak plastik kecil dengan tab logam yang jika ditekan dengan cepat akan mengeluarkan bunyi klik.[11] Saat clicker melatih kucing, pelatih mengeklik tepat pada saat kucing melakukan perilaku yang diinginkan dan memberi hadiah berupa camilan segera setelah klik. Kucing akan mulai mengasosiasikan suara tersebut dengan camilannya, dan memahami bahwa suara tersebut menandakan bahwa ia telah melakukan hal yang benar. Pelatihan klik sangat populer di bidang pelatihan kucing karena clicker (atau suara lainnya) memungkinkan pelatih untuk segera memberi tahu kucingnya ketika dia telah melakukan sesuatu dengan benar, dan memudahkan kucing untuk mengidentifikasi dengan tepat tindakan/perilaku mana yang diberi imbalan.[5] Metode ini didasarkan kepada teori pengondisian klasikIvan Pavlov.