Parasitisme induk adalah pola perilaku pada organisme tertentu yang memanfaatkan organisme lain (dari spesies sama atau berbeda) untuk membesarkan anaknya. Parasit indukan ini ditemukan pada burung, ikan, atau serangga, dengan cara mememanipulasi atau memanfaatkan inang, baik inang dari spesies yang sama maupun spesies yang berbeda. Hal ini meringankan beban organisme parasit tersebut dalam kewajiban membesarkan anak atau membuat sarang, sehingga mereka memiliki waktu lebih banyak untuk mencari makan, menghasilkan keturunan dan lainnya. Selain itu risiko kehilangan telur yang dicuri oleh binatang lain seperti musang bisa diminimalisir dengan meletakkan telur-telur mereka di berbagai sarang yang berbeda.[1]
Karena perilaku ini merugikan organisme inang, hal ini sering mengakibatkan perlombaan senjata evolusioner, antara parasit dan tuan rumah.[2][3]
^Payne, R. B. 1997. Avian brood parasitism. In D. H. Clayton and J. Moore (eds.), Host-parasite evolution: General principles and avian models, 338–369. Oxford University Press, Oxford.
^Rothstein, S.I, 1990. A model system for coevolution: avian brood parasitism. Annual Review of Ecology and Systematics 21: 481-508.
Pranala luar
Lowther, Peter E. (2005–2007). "Brood Parasitism". The Field Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-26. Diakses tanggal 2007-01-09. Includes links to host lists for all known brood-parasitic bird species.