Palanga (pengucapanⓘ) ialah sebuah kota di Lituania barat, ibu kota kotamadya Palanga. Terletak di pesisir Laut Baltik, merupakan kota wisata musim panas paling ramai di Lituania dengan pasir pantai yang indah (sepanjang 18 km dan di beberapa tempat seluas 300 m), bukit pasir, dan lingkungan alam murni.[1]Diarsipkan 2012-09-09 di Archive.is
Menurut legenda, ada kuil penyembahan di kaki bukit selama abad ke-14. Kuil itu ialah tempat di mana seorang pendeta wanita yang cantik bernama Birute biasa menyalakan api upacara. Setelah mendengar tentang Birutė, Kęstutis, Adipati Agung Lituania, memacu kudanya untuk mengambilnya sebagai istri. Tertulis di Kronik Lituania bahwa Birutė "tak setuju, dan menjawab bahwa ia telah berjanji pada para dewa untuk terus menjaga keperawanannya seumur hidup. Kestutis mengambilnya paksa, dan dengan penghormatan besar ia disambut di ibu kota kadipatennya Trakai, di mana ia mengundang saudaranya dan mengadakan pesta pernikahan besar...". Setelah pembunuhan Kęstutis, Birutė kembali ke Palanga dan melayani para dewa sampai saat kematiannya. Ia dimakamkan di bukit yang kini dinamai untuk menghormatinya.
Sejarah
Tak jauh dari kota Šventoji, para arkeolog telah menemukan sebuah kamp bawah tanah yang mengesankan bahwa wilayah ini dihuni sekitar 5.000 tahun yang lalu. Dalam dokumen sejarah nama Palanga pertama kali disebutkan pada 1161 saat Raja Denmark berlabuh di sana dengan pasukannya.
Pada abad ke-13 hingga 15, Palanga harus menghadapi Ksatria Teutonik di utara dan Saudara Pedang Livonia di selatan. Musuh tak pernah mencapai tujuan mereka mencaplok pesisir laut Lituania dari Klaipėda ke Sventoji. Meski Klaipeda masuk ke tangan pangeran feodal Jerman menurut Perjanjian Melno pada 1422, Palanga dan Šventoji tetap di bawah kendali Lituania. Secara bertahap kedua kota itu berkembang menjadi pelabuhan dagang penting. Para pedagang Inggris tinggal di Šventoji pada 1685. Kemakmuran itu berakhir pada 1701 selama Perang Utara Besar saat Pasukan Swedia memporakporandakan Palanga, menghancurkan pelabuhan Šventoji, dan merintangi dermaga dengan cadas.
Palanga dibeli pada 1824 oleh PangeranMichał Tyszkiewicz. Cucunya Józef Tyszkiewicz membangun sebuah dermaga dan mendapatkan sebuah kapal untuk mengangkut penumpang dan batu ke Liepāja yang berdekatan. Palanga mulai berkembang sebagai resor di awal abad ke-19. Dermaga Tyszkiewicz telah menjadi titik favorit untuk berjalan-jalan sejak 1892. Putera Jozef Tyszkiewicz, Feliks Tyszkiewicz, membangun istana neo-renaissance pada 1897. Arsitek lanskap Prancis terkenal Édouard André merancang taman besar sekitar istana, dibangun antara 1897-1907. Istana itu menjadi tempat pertemuan favorit untuk diskusi intelektual dan pertunjukan konser. Yang menonjol di antara kawan-kawan dan penasihat yang baik dari Feliks Tyszkiewicz ialah notaris Jonas Kentra.
Menyusul pelarangan pencetakan buku-buku dan koran berbahasa Lituania pada 1864 dalam karakter Latin, Palanga telah menjadi titik penting untuk penyelundupan publikasi Lituania. Rev. Marcijonas Jurgaitis, dokter Liudas Vaineikis dan notaris Jonas Kentra berperan penting dalam aksi penentangan pelarangan budaya ini. Mereka mengatur jaringan penyelundupan dan penyebaran pers gelap yang luas. Saat Kentra mendapat pendekatan resmi, perkumpulan umum pada 1899 yang ditunjukkan dalam komedi Amerika pirtyje (Amerika dalam Bak Mandi) dipertunjukkan dalam bahasa Lituania. Alas, penguasa Rusia turun tangan dengan menghukum Vaineikis dan 25 orang lainnya dideportasi ke Siberia pada 1901.Diarsipkan 2017-07-21 di Wayback Machine.
Taman istana Tyszkiewicz diubah menjadi taman botani pada dan kini memiliki 200 jenis pohon dan sesemakan yang berbeda, termasuk pohon ek yang ditanam Presiden Antanas Smetona. Istananya, kini Museum Kuning, mempertunjukkan perhiasan kuning dan artefak lainnya. Pertunjukan simfoni diadakan di malam musim panas.