Artikel ini ditulis seperti opini yang menulis pendapat penulis Wikipedia mengenai suatu topik, daripada menuliskannya menurut pendapat para ahli mengenai topik tersebut.. Bantulah menyuntingnya dengan menghapus bagian tersebut dan menuliskannya sesuai dengan gaya penulisan ensiklopedia.
Palang Merah Remaja (disingkat PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI di sekolah atau lembaga pendidikan formal dalam kepalangmerahan melalui kegiatan ekstrakurikuler.[1] PMR terdapat di PMI kota maupun kabupaten di seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
Kebijakan PMI dan federasi tentang pembinaan Remaja bahwa:
Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
Remaja adalah kader relawan
Remaja calon pemimpin PMI pada masa depan.
Palang Merah Remaja atau PMR adalah suatu organisasi binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah ataupun kelompok-kelompok masyarakat (sanggar, kelompok belajar, dll.) yang bertujuan membangun dan mengembangkan karakter Kepalangmerahan agar siap menjadi Relawan PMI pada masa depan.
Karakteristik PMR
Bersih, Sehat, Kepemimpinan, Peduli, Kreatif, Kerja sama, Bersahabat,ceria,inovatif,agamais dan nasionalis.
Keanggotaan dan tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna slayer hijau muda
PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna slayer biru langit
PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun). Warna slayer kuning cerah
Hak dan kewajiban PMR
Hak
Mendapatkan kartu tanda anggota.
Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari PMI.
Menyampaikan pendapat dalam forum pertemuan PMI melalui kegiatan atau rapat PMI.
Mendapatkan pengakuan dan penghargaan berdasarkan prestasi.
Kewajiban
Membayar iuran keanggotaan.
Melaksanakan Tri Bakti PMR.
Menjalankan dan membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional.
Mematuhi AD/ART PMI menjaga nama baik dan kehormatan PMI.
Peran dan fungsi PMR
Keterlibatan anggota remaja PMI dalam kegiatan Tri Bakti PMR disesuaikan dengan kompetensi dan ketertarikan mereka, serta kebutuhan PMI dan remaja. Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan, mereka memerankan fungsi yang berbeda-beda.
PMR Mula berfungsi sebagai peer leadership, yaitu dapat menjadi contoh/model ketrampilan hidup sehat bagi teman sebaya.
PMR Madya berfungsi sebagai peer support, yaitu memberikan dukungan, bantuan, semangat kepada teman sebaya agar meningkatkan ketrampilan hidup sehat.
PMR Wira berfungsi sebagai peer educator, yaitu pendidik sebaya keterampilan hidup sehat.
Pendidikan dan pelatihan PMR
Setiap anggota PMR wajib mendapatkan pelatihan sebelum terlibat dalam kegiatan Tri Bhakti PMR agar siap menjalankan peran dan fungsinya. setiap sesi pelatihan akan menguatkan karakter (kualitas positif) anggota PMR untuk meningkatkan ketrampilan hidup sehat dan menjadi calon relawan, anggota PMR tidak hanya tahu dan trampil,
tetapi juga perlu memahami dan menerapkan yang telah mereka pelajari, dalam proses pelatihan. Proses pelatihan dapat dilakukan oleh PMI Kota/Kabupaten maupun Unit PMR, sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. Waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan kalender pendidikan, berintegrasi dengan kegiatan-kegiatan tertentu, maupun waktu-waktu yang telah disepakati bersama antara PMI Kota/Kabupaten, fasilitator/pelatih, dan anggota PMR.
Materi pokok pelatihan PMR
Gerakan kepalangmerahan
Cakupan materinya antara lain sejarah kepalang merahan, lambang, kegiatan kepalangmerahan, penyebarluasan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional.
Kepemimpinan
Cakupan materinya antara lain bekerja sama, berkomunikasi, bersahabat, menjadi pendidik sebaya, memberikan dukungan, menjadi contoh perilaku hidup sehat.
Pertolongan Pertama
Cakupan materinya antara lain Menghubungi dokter/rumah sakit, melakukan pertolongan pertama di sekolah dan rumah, menolong diri sendiri.
Sanitasi dan Kesehatan
Cakupan materinya antara lain merawat keluarga yang sakit di rumah, perilaku hidup sehat, kebersihan diri dan lingkungan.
Kesehatan Remaja
Cakupan materinya antara lain Kesehatan reproduksi, Napza, HIV/AIDS.
Kesiapsiagaan Bencana
Cakupan materinya antara lain jenis bencana, cara-cara pencegahan, mempersiapkan diri, teman, dan keluarga menghadapi bencana.
Donor darah
Cakupan materinya antara lain kampanye donor darah, merekrut donor darah remaja, mempersiapkan diri menjadi pedonor, mengadakan kegiatan donor darah pada saat wabah demam berdarah atau setelah kejadian bencana.
Pada awal pelatihan seluruh anggota PMR akan mendapatkan informasi mengenai cakupan materi dan tujuan yang akan dicapai. Pada tahap ini pelatih maupun fasilitator mengidentifikasi anggota yang baru pertama bergabung dengan PMR, dan anggota yang melanjutkan keanggotaannya (misalnya dari anggota PMR Mula melanjutkan ke PMR Madya). Anggota yang baru bergabung akan mengikuti proses pelatihan sejak awal, sedangkan yang melanjutkan keanggotaannya maka dapat dilibatkan sebagai asisten untuk membantu teman-temannya memahami materi. Suatu sistem penghargaan, pengakuan, pemantauan, dan evaluasi tingkat pengetahuan, keterampilan, pemahaman, dan sikap dirancang dalam bentuk syarat kecakapan PMR.
Setiap materi dan kegiatan saling terkait. Ketika belajar siaga banjir, maka akan belajar juga tentang Pertolongan Pertama pada luka atau sakit akibat banjir (diare, demam, akibat terbentur benda keras, luka lecet), sanitasi dan air bersih, bagaimana menerapkan 7 Prinsip dan kepemimpinan jika memberikan pertolongan, cara-cara menyelenggarakan aksi donor darah untuk korban banjir, belajar kandungan gizi yang tepat jika akan menyumbang bahan makanan, bagaimana menyelenggarakan acara-acara untuk menghibur remaja dan anak korban bencana.
Tri Bhakti PMR
keterlibatan anggota PMR dalam berbagai kegiatan kepalangmerahan merupakan karya dan bakti nyata setelah mengikuti pelatihan serta pengakuan terhadap keberadaan dan kompetensi dalam meningkatkan kualitas anggota dan organisasi, serta memberikan jawaban atas berbagai minat bergabungnya remaja dengan PMI. Ada pun isi dari Tri Bhakti PMR adalah:
Meningkatkan keterampilan hidup sehat.
Berkarya dan berbakti di masyarakat.
Mempererat persahabatan nasional dan internasional.
Jumbara PMR
Jumbara atau Jumpa Bakti Gembira PMR adalah salah satu kegiatan besar organisasi PMI di setiap tingkatan untuk pembinaan dan pengembangan PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka. Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan PMI. Ada jumbara tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan Jumbara Nasional, di mana pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan PMI di wilayah yang bersangkutan.
Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama "7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).
Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, kerja sama dan perdamaian abadi antarsesama manusia.
Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial, atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.
Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.
Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah di bidang kemanusiaan dan harus menaati peraturan hukum yang berlaku di negara masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip dasar gerakan.
Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
Kesatuan
Di dalam satu Negara hanya boleh ada satu perhimpunan nasional dan hanya boleh memilih salah satu lambang yang digunakan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah negara bersangkutan.
Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir di seluruh dunia. Setiap perhimpunan nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu sama lain.
Sejarah PMR
PMR di bentuk oleh Palang Merah Indonesia pada kongres PMI tanggal 25-27 Januari 1950 di Jakarta. Palang Merah Remaja awal mulanya bernama Palang Merah Pemuda (PMP) dan didirikan pada tanggal 1 maret 1950 dan dipimpin oleh NN Siti Dasima. Saat itu 15 cabang PMI memiliki PMP dengan 2047 anggota. Hal itu merupakan perwujudan dari keputusan liga perhimpunan palang merah dan bulan sabit merah.
Terbentuknya Palang Merah Remaja (PMR) di Indonesia/junior red cross di beberapa perhimpunan palang merah dan bulan sabit merah nasional di latar belakangi dengan perang dunia 1 (WW1). Pada waktu itu Austria mengalami peperangan, di mana Palang Merah Austria mengerahkan anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Kepada mereka di beri tugas yang ringan, seperti mengumpulkan pakaian bekas, menghimpun majalah bekas dari dermawan, mengulung pembalut dsb. Anak anak tersebut dihimpun dalam sebuah organisasi yang dinamakan "Palang Merah Remaja" kemudian prakasa ini diterima liga perhimpunan palang merah dan bulan sabit merah nasional. Pada sidang pertama tahun 1919, diputuskan bahwa gerakan palang merah remaja menjadi suatu bagian dari perhimpunan palamg merah dan bulan sabit merah. Kemudian usaha itu di ikuti oleh negara lain. Pada tahun 1990 dari 149 perhimpunan palang merah dan bulan sabit merah sebagian besar suda memiliki PMR.
Kegiatan Palang Merah Remaja:
• Umum
A. Tugas dan kewajiban PMR
1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat
3. Mempererat persahabatan tingkat nasional dan internasional
• Sifat dan sasaran
1. Kegiatan yang di jalankan PMR harus bersifat mendidik dan harus menjurus ke arah pembangunan spiritual. Kelak di harapkan mereka menjadi generasi penerus yang mewarisi sifat² leluhur dan mulia
2. Sasaran utama kegiatan PMR adalah :
a. Lingkup sekolah
b. Luar sekolah
B. Khusus
Di samping tugas umum, maka pmr sesuai dengan tingkatan usia dapat berperan dalam kegiatan khusus,yang dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. Kegiatan khusus tersebut dapat berupa:
1. Berbakti kepada masyarakat
a. Membantu gotong royong
b. Menjaga lingkungan sekolah tetap bersih.
Sebagai kegiatan ke luar, PMR mengajak remaja untuk melihat sendiri penderitaan yang sedang di alami oleh remaja lain dan atas dasar pengalaman yang diperolehnya, mereka menyelengarakan berbagai kegiatan yang di tujukan untuk membantu meringankan penderitaan dan menghibur si penderita
B. pada saat hari libur, mereka bisa melaksanakan kunjungan ke panti asuhan,anak yatim piatu,rumah penampungan ortu (jumpo), dll.
Acara² tersebut di selenggarakan atas prakarsa PMR itu sendiri, agar kreativitas dan kemampuan berbakti pada masyarakat berkembang sesuai dengan bakat masing².
Mereka dapat turut membantu pengalunganan bencana (musibah) antara lain P3K,DU,pengungsian dan bantuan.
Mendirikan pos P3K sendiri.
Anggota yang sudah berusia 17 tahun dapat secara aktif dalam usaha transfusi darah menjadi Donor Darah sukarela.
Ikut serta menanggulangi kenakalan remaja , antara lain dalam upaya menghilangkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang .
Di bimbing ke arah kewiraswastaan untuk mencari dana untuk kegiatan PMR.