Pakis tangkur atau Selliguea feei adalah sejenis tumbuhan paku yang biasa dijumpai di pegununganJawa, Sumatra, dan Nusa Tenggara, khususnya di kawasan bebatuan tepi kepundan gunung api, pada ketinggian di atas 900 m. Tumbuhan ini tumbuh di batang pohon atau sela-sela bebatuan tepi kepundan karena memiliki ketahanan terhadap asap vulkanik (solfatara dan fumarola) yang lebih tinggi daripada banyak tumbuhan lainnya.
Pertelaan
Tumbuhan yang cenderung merambat di permukaan. Rimpang menjalar, diameter 3–8 mm, tertutup dengan rapat oleh sisik meruncing berwarna coklat keemasan. Daun tumbuh dari rimpang dengan jarak 1–4 cm; berkas pembuluh urat daun 10-13, dengan selubung pembuluh mengeras. Daun sederhana, berbeda bentuk antara daun fertil dan daun steril; daun fertil memiliki tangkai yang kaku, panjang 4–30 cm, licin, tegak, helainya cenderung lanset 7–25 cm × 2–7 cm, tepinya kaku bertulang, warna hijau cerah; daun steril lebih lebar, panjang tankai 2,5–45 cm, helai bulat telur sampai cenderung lanset, ukuran 5–31 cm × 2–10 cm; urat daun utama menonjol pada permukaan bawah, terasa jelas; anak urat daun tidak teraba; banyak memiliki hidatoda. Sori sejajar dengan anak urat daun, lebar 3–5 mm.
Di Jawa, rimpangnya menjadi bahan baku jamu yang dianggap berkhasiat peluruh (diuretik) dan obat untuk reumatik dan hipertensi. Ada yang mengatakan juga memiliki khasiat afrodisiak (penambah gairah seksual). Tumbuhan ini dapat pula menjadi hiasan rumah-rumah di kawasan pegunungan.
Referensi
Dedy Darnaedi & N. Wulijarni-Soetjipto. Selliguea feei (PROSEA). Artikel di @PlantUse, diambil dari PROSEA. Diakses 14 Februari 2019.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Selliguea feei.