Pabrik Gula Tua Kōloa (bahasa Inggris: Old Sugar Mill of Kōloa) adalah bagian dari perkebunan gula tebu pertama yang sukses secara komersial di Hawaii, yang didirikan di Koloa di Pulau Kauai pada tahun 1835 oleh Ladd & Co.[3] Pabrik ini merupakan awal dari industri terbesar di Hawaii. Bangunan pabrik ini ditetapkan sebagai National Historic Landmark pada 29 Desember 1962.[2] Cerobong batu dan fondasinya masih bertahan sejak 1840.[4]
Sejarah
Meski tebu telah ditanam oleh masyarakat Hawaii kuno dalam sepetak tanah kecil perorangan, pabrik ini adalah produksi komersial skala besar pertama di Hawaii.[5] Joseph Goodrich dari Misi Hilo dan Samuel Ruggles dari Misi Kona bereksperimen menggunakan pertanian untuk mendukung pengabaran injil (misi) mereka serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi para pengikutnya.[6] Setelah gagal menggandeng Goodrich, Hooper menjadi manajer di perkebunannya, meski tidak memiliki keterampilan di bidang teknik dan pertanian.[5]
Lokasi ini dipilih menjadi perkebunan karena tanahnya yang subur, tak jauh dari pelabuhan, dan dekat dengan Maulili yang bisa digunakan air terjunnya sebagai penghasil tenaga untuk pemrosesan.[7] Lahan pertamanya tidak mudah diperoleh. Proses akuisisinya sangat mengandalkan koneksi ke para misionaris. Tahap awal, di mana molase disuling menjadi rum, terus ditentang para misionaris konservatif. Pendiri Ladd & Co. adalah William Ladd (1807–1863), Peter A. Brinsmade (1804–1859), dan William N. Hooper (1809–1878).[8] Orang Hawaii menentang persewaan tanah dan awalnya melarang penjualan provisi ke para manajer perkebunan.[7] Kedua kelompok akhirnya menjalin kemitraan yang rumit, menimbulkan beberapa konflik seiring berjalannya waktu.
Meski lahan yang disewa dari Raja Kamehameha III sejumlah 980 ekar (400 ha), hanya 12 ekar (4,9 ha)-nya yang ditanami per September 1835. Sebuah penggilingan (pabrik) kecil bertenaga air dari Maulili memproduksi molase dalam jumlah kecil pada tahun 1836. Mesin gulung kayu yang cepat rusak di pabrik tersebut kemudian diganti dengan yang besi untuk meningkatkan produksi. Pada 1837, pabrik tersebut memproduksi lebih dari 4.000 pon (1.800 kg) gula dan 700 galon AS (2.600 l) molase. Penggilingan kedua, yang cerobong dan pondasinya masih terlihat hingga sekarang, dibangun pada 1839–1841 di Sungai Waihohonu. Biaya pembuatannya hampir mencapai US$16.000.[4]
Perselisihan buruh
Para manajer perkebunan tebu merasa cukup frustrasi dengan pekerja Hawaii dengan mengatakan bahwa mereka "sama sekali tidak berharga ... sebagai buruh".[7] Pekerja ini diceritakan sangat mengikuti tradisi budaya mereka sehingga "perlu didampingi setidaknya berabad-abad sebelum mereka dapat memahami bahwa salah satu bagian dari tugas mereka adalah untuk melayani tuan mereka dengan setia".[7] Para manajer perkebunan lalu juga menyatakan bahwa hasil kerja 10 orang kulit putih setara dengan 400 orang Hawaii.[7]
Pemilik perkebunan membayar para pekerja $2 per bulan dalam "Kauai Currency" yang hanya bisa ditukar dengan barang-barang di toko milik perkebunan (yang telah dinaikkan maksimal 2% dari harga pasar).[7] Mereka juga menyediakan rumah berperabot bagi para pekerja yang disewakan 1 sen per harinya.[7] Pada tahun 1841, para pekerja memberontak atas kondisi dengan mogok kerja dalam rangka meminta upah yang lebih tinggi, namun hal ini gagal.[7] Berdasarkan tinjauan sejarah dan kondisi kerja di Kōloa, motivasi para pemilik perkebunan dalam mendatangkan tenaga kerja mengakibatkan gelombang globalisasi ke pulau-pulau sekitar.
Perkebunan Kōloa menggunakan sistem kontrak di mana para buruh diperbolehkan mengambil sebagian dari hasil panen, namun akan diberikan penalti bila bekerja di tempat lain. Metode ini kemudian diadopsi oleh pekebun lain di Teritori Hawaii yang kemudian dikenal dengan nama "Big Five".[4]
Penutupan
Ladd & Co. ditutup pada tahun 1844 setelah gagal menguasai Kepulauan Hawaii yang tersisa. Perkebunan Kōloa diambil alih pemerintah Hawaii dan dijual ke Dr. Robert Wood, saudara ipar Hooper, yang mengelolanya hingga tahun 1874. Tahun 1853, untuk pertama kalinya mesin uap dipakai pada sebuah pabrik gula sebagai pembangkit tenaganya di Hawaii. Samuel Burbank juga membuat bajak yang lebih baik untuk meningkatkan produksi.[4]
Koloa Agricultural Company dibeli oleh keluarga Duncan McBryde pada tahun 1899, yang menggabungkannya dengan perkebunan mereka dan Perkebunan Eleʻele. Agennya pada waktu itu adalah Theo H. Davies & Co. Pada tahun 1910, Alexander & Baldwin menjadi agen, di mana mereka kemudian membeli beberapa mitra lain. Tahun 1912, pabrik yang tua diganti dengan yang jauh lebih besar di sebelah timur, yang diperoleh dari lahan yang awalnya direncanakan untuk perkebunan American Sugar Company di Molokaʻi. Frank A. Alexander mengelola perusahaan ini dari tahun 1912 hingga 1937. Cedric B. Baldwin kemudian mengelolanya dari tahun 1938 hingga Perang Dunia II, di mana ia terbunuh di Iwo Jima. Pada tahun 1948, McBryde merger dengan Grove Farm Company.[9] Tahun 1996, perkebunan ini ditutup.[10] Tahun 2000, Grove Farm dijual ke Steve Case, yang kakeknya pernah mempekerjakan A. Hebard Case di perkebunannya.[11] Dia membayar US$25 juta dan menanggung US$60 juta utang, namun dituntut oleh pemegang saham yang lain karena ayahnya pernah menjadi pengacara di perusahaan tersebut. Gugatan dikirimkan ke pengadilan, namun dicabut pada 2008.[12]
Galeri
-
Palung penggilingan tua, cerobong asap, dan rerumputan
-
Plakat National Historic Landmark, 1965
-
Patung perunggu karya Jan Gordon Fisher
-
Pabrik Gula Kōloa yang sekarang terlantar
Referensi
Pranala luar