Oyek (oyèk) adalah bahan makanan yang dibuat dari singkong yang difermentasi dan dikeringkan sehingga menjadi butir-butir serupa beras. Acap difungsikan sebagai makanan pokok serupa nasi, oyek kini juga dikembangkan menjadi beras analog.[1]
Serupa dengan tiwul, di kalangan suku Jawa oyek sejak dulu telah dijadikan makanan pokok pengganti beras, terutama di saat paceklik. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, dikabarkan bahwa oyek juga dikonsumsi Jenderal Soedirman saat menjalankan taktik perang gerilya menghadapi agresi militer Belanda di era 1948-1949.[2][3]
Oyek dan tiwul sebenarnya berbeda meskipun bahannya sama-sama dari gaplek. Tiwul terbuat dari tepung gaplek yang langsung dikukus menjadi nasi tiwul (sêga/sêgo thiwul), sedangkan beras oyek dibuat dari tepung gaplek yang dibikin kasar dan diolah menyerupai bulir padi yang harus dijemur terlebih dahulu sampai kering.[4]
Pengolahan
Proses mengolah singkong menjadi oyek adalah kurang-lebih sbb.:[1]:258,[5]:262,[6]:256
- Singkong dikupas, dicuci bersih, dan lalu dipotong-potong atau dibelah untuk memudahkan proses selanjutnya
- Potongan-potongan singkong kemudian ditaruh dalam wadah (baskom, ember atau lainnya) dan direndam dalam air selama 3-4 malam
- Setelah singkongnya melunak terfermentasi, airnya dibuang dan potongan singkong dicuci beberapa kali untuk mengurangi bau dan keasamannya
- Singkong yang telah lunak kemudian ditempatkan dalam jaring atau kain, dan dikempa untuk menurunkan kadar airnya hingga lk. 55-60%, agar mudah dihancurkan namun tidak melengket (Jw., mawur)
- Setelah itu singkong dihancurkan dengan meremas-remasnya, dan diayak dengan saringan kasar. Hasil saringan ini dikenal dengan sebutan growol mentah
- Untuk menjadi oyek, maka growol mentah tadi dijemur di panas matahari selama 1-2 hari hingga kering, lalu dikukus lk. 15-20 menit hingga menjadi serupa nasi, dan setelahnya dijemur lagi hingga kering agar menjadi 'beras' oyek.
Pemanfaatan
Beras oyek yang telah kering dapat disimpan lama hingga bertahun-tahun. Untuk mengonsumsinya, beras dapat dicuci sebentar, ditiriskan, dan dikukus hingga terbentuk nasi oyek. Dalam istilah bahasa Jawa, beras oyek yang sudah dikukus menjadi nasi ini disebut sêgo oyèk (bahasa Jawa baku) atau sêga oyèk (bahasa Jawa non baku).[7]
Oyek dapat pula dibuat sebagai camilan pengiring minum teh atau kopi. Yakni ketika mengukusnya diberi gula sedikit, dan setelah masak dimakan dengan kelapa parut yang telah diberi garam sedikit.
Referensi
- ^ a b Kanetro, B., D. Pujimulyani, S. Luwihana, & A. Sahrah. (2017). "Karakteristik Beras Analog Berindeks Glisemik Rendah dari Oyek dengan Penambahan Berbagai Jenis Kacang-Kacangan". AgriTECH, Vol. 37(3): 256-262, Agustus 2017. DOI: http://doi.org/10.22146/agritech.31538
- ^ Official, Kawan GNFI. "Nasi Oyek, Saksi Bisu Perjuangan Pasukan Jenderal Soedirman". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2023-10-07.
- ^ Ihsan, Danang Nur (2020-08-20WIB01:00:10+00:00). "Nasi Oyek, Kuliner Rahasia di Balik Kekuatan Gerilya Jenderal Besar Soedirman". Solopos.com. Diakses tanggal 2023-10-07.
- ^ "Perbedaan Oyek dan Tiwul: Apa Bedanya? - Localstartupfest.id". www.localstartupfest.id. 2023-01-11. Diakses tanggal 2023-10-07.
- ^ Kanetro, B., & S. Luwihana. (2015). "Komposisi Proksimat dan Kandungan Bakteri Asam Laktat Oyek Terbaik dari Perlakuan Penambahan Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) Berdasarkan Tingkat Kesukaannya". AgriTECH, Vol. 35(3): 261-265, Agustus 2015. DOI: http://doi.org/10.22146/agritech.9335
- ^ Afrianto, S., & C. Wariyah. (2020). "Karakteristik Growol yang Dibuat dengan Variasi Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) dan Lama Fermentasi". AgriTECH, Vol. 40(3): 254-261. DOI: http://doi.org/10.22146/agritech.50228
- ^ Media, Kompas Cyber (2020-08-12). "Sejarah Tiwul Khas Jawa, Makanan Pengganti Nasi karena Harga Beras Mahal". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-10-07.
Pranala luar