Otty Widasari (lahir 12 September 1973 di Balikpapan, Kalimantan Timur) merupakan salah satu seniman, kurator, penulis, sutradara film dan salah satu pendiri Forum Lenteng sebuah kolektif di Jakarta yang berfokus pada seni, media dan kajian sosial budaya. Otty merupakan Direktur Program Pendidikan Madia Berbasis Komunitas, akumassa, dan pemimpin redaksi www.akumassa.org.[1]
Latar Belakang
Pada tahun 1992-1995 sempat menjadi mahasiswi Jurusan Jurnalistik di IISIP Jakarta namun tidak diselesaikannya, kemudian pada tahun 2011 melanjutkan studinya Program S1 Jurusan Seni Murni di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan menyelesaikannya pada tahun 2013.[1]
Proses kerja artistik terus dilakukan karena keterlibatannya dalam aktivitas media, pengalaman jurnalistik yang berkaitan dengan realitas sosial historis mempengaruhi banyak karyanya mengangkat perjuangan yang berkaitan dengan kondisi material hidup, selain itu banyak berangkat dari pengalaman mengamati orang-orang dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Karya-Karya
Otty telah terlibat dalam beberapa pameran dalam dan diluar negeri diantaranya OK. VIDEO Militia – 3rd Jakarta International Video Festival, Jakarta (2007); 5th Singapore Film Festival, Singapura (2009); 11th Barcelona Asian Film Festival, Spanyol (2009); International Film Festival Rotterdam, Belanda (2009); Translated SPACE, ID Contemporary Art of Indonesia, Kunstraum Krausberg, Berlin (2010); OK. VIDEO Flesh – 5th Jakarta International Video Festival, Jakarta (2011); 4th DMZ International Documentary Film Festival, Korea Selatan (2012); Jakarta Biennale – SIASAT, Jakarta (2013); Biennale Jogja XII Equator #2, Yogyakarta (2013); SeMA Biennale Mediacity Seoul, Korea Selatan (2014); Bienal de la Imagen en Movimiento Buenos Aires, Argentina (2014); Impakt Festival, Utrecht, Belanda (2014); Experimenta – 9th International Festival of Moving Image Art, Bangalore, India (2015); Images Festival, Toronto, Kanada (2015); dan L’Age d’Or Festival, Brussels, Belgia (2016), Jakarta Biennale "JIWA" (2017), OK. VIDEO | OK. PANGAN (2017).[2]
Proses kerja artistik juga dilakukan dalam bentuk film dan video, beberapa proyek pembuatan film dan video yang pernah dibuat antara lain Punk Satu Menit (2005), Horor Satu Menit (2005), Rumah (2007), Rumah 2 (2007), Kemarin ( 2008), Interior Kaca (2008), Naga Yang Berjalan Di Atas Air (2012), dan Jabal Hadroh, Jabal Al Jannah (2013).[3]
Pada 2015 Otty menggelar pameran tunggal pertamanya di Ark Galerie, Yogyakarta berjudul " Ones Who Looked at The Presence", kemudian pada 2016 pameran tunggal keduanya di adakan di Dia.Lo.Gue, Jakarta dengan judul "Ones Who Are Being Controlled", kedua pameran yang di adakan ini merupakan proyek berkelanjutan dalam rangka penelitian terhadap arsip film kolonial yang dimulai dari program residensi seniman di Belanda, dalam proyek artistiknya Otty mengeksplorasi hubungan antara film, media, arsip, dokumentasi, serta fenomena representasi dan produksi.[3] Otty membedah satu persatu dari setiap adegan dari arsip-arsip kolonial mengenai kehidupan Hindia Belanda dahulu di tujuh lokasi yakni Papua, Lembata, Toraja, Banjarmasin, Balikpapan, Jawa Tengah, dan Jakarta. Ini dilakukan sebagai bentuk perekaman antropologis terhadap peristiwa yang terjadi di masa lalu dalam konteks masa kini.
[4]
- ^ a b "Otty Widasari". Forum Lenteng. 2016-01-06. Diakses tanggal 2018-12-18.
- ^ "Seni Media". Seni Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-19. Diakses tanggal 2018-12-19.
- ^ a b "Otty Widasari: Yang Melihat Media". manshur zikri (dalam bahasa Inggris). 2015-09-29. Diakses tanggal 2018-12-19.
- ^ "Otty Widasari". Otty Widasari (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-12-19.