Osteoderm jarang ditemukan di mamalia, meski mereka telah dijumpai di banyak xenarthra (armadilo, dan glyptodont serta kungkang daratmylodontid yang telah punah). Osteoderm bertulang berevolusi secara independen pada banyal garis keturunan hewan.[1] Osteoderm pada armadilo diyakini berkembang di jaringan dermal subkutan.[2] Struktur yang beragam ini harusnya dianggap sebagai analogi, bukan sebagai homologi. Dengan demikian, hewan-hewan yang memiliki osteoderm tidak mesti termasuk dalam monofili. Meski begitu, struktur ini merupakan derivat dari skat, yang sering dijumpai pada semua kelas amniota, dan merupakan contoh sesuatu yang dikenal sebagai homologi dalam (deep homology).[3] Pada banyak kasus, osteoderm dapat berfungsi sebagai zirah pelindung.
Osteodem terdiri dari jaringan tulang, dan merupakan derivat dari populasi sel puncak saraf skleroblas pada perkembangan embrio. Sel puncak saraf skleroblas memiliki beberapa karakteristik homolog yang dihubungkan dengan dermis.[4] Populasi sel ini, melalui transisi epitelial-ke-mesenkimal, dianggap berkontribusi pada perkembangan osteoderm.[2]
Referensi
^Hill, R.V. (December 2006). "Comparative anatomy and histology of xenarthran osteoderms". Journal of Morphology. 267 (12): 1441–1460. doi:10.1002/jmor.10490. PMID17103396.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Vickaryous, M.K.; Hall, B.K. (April 2008). "Development of the dermal skeleton in Alligator mississippiensis (Archosauria, Crocodylia) with comments on the homology of osteoderms". Journal of Morphology. 269 (4): 398–422. doi:10.1002/jmor.10575. PMID17960802.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)