Operasi Evakuasi WNI di Mesir

Operasi Evakuasi WNI di Mesir adalah operasi penyelamatan sekitar 6000 WNI di Mesir pada saat Mesir dilanda kekacauan politik pada tahun 2011. Dalam Operasi ini Kemenlu membuka 23 posko komunikasi dan 3 titik penampungan di Kairo.[1] Untuk Operasi Ini Presiden SBY membentuk satgas yang diketuai oleh Hassan Wirajuda. Untuk angkutan udaranya, TNI menyediakan pesawat C-130 Hercules,[2] Garuda Indonesia menyediakan Boeing 747-400, Lion Air menyiapkan Boeing 747-400 dan Batavia Air menyiapkan Airbus A330.[3]

Jalannya Operasi

Menurut Tatang Budiutama Razak (Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Internasional Kementrian Luar Negeri) evakuasi warga Indonesia dilakukan dengan penuh perjuangan dan banyak rintangan. Mulai dari persoalan pesawat yang harus tertahan di Jeddah karena masalah izin dan proses penjemputan yang terhambat lantaran penggunaan bus besar dilarang. Situasi di Mesir juga darurat, ada beberapa daerah yang diblokade, harus melewati daerah-daerah yang rawan. Karena penggunaan bus besar dilarang, maka satu persatu WNI diangkut taksi atau mobil kecil. Pada saat-saat terakhir ada juga yang membatalkan diri, tapi ada juga yang tiba-tiba datang. Akhirnya sekitar 400 WNI bisa dievakuasi dari Mesir pada tahap pertama dan diberangkatkan dengan Pesawat Garuda Boeing 747-400 yang sudah bisa datang di Mesir pada hari selasa 1 Februari 2011. Pesawat tiba jam 13.00 hari berikutnya di Bandara Soekarno-Hatta disambut oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.[4]

lihat juga

Referensi

  1. ^ http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2011/02/02/41386/Komisi-I-Panggil-Menlu-Panglima-TNI-dan-Satgas-Evakuasi-Mesir[pranala nonaktif permanen]
  2. ^ http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/11/01/31/161679-tni-siagakan-hercules-evakuasi-wni-di-mesir
  3. ^ http://www.detiknews.com/read/2011/01/31/182839/1557503/10/selain-garuda-lion-air-dan-batavia-juga-bakal-evakuasi-wni-di-mesir?n991103605
  4. ^ http://nasional.vivanews.com/news/read/202561-pukul-13-00-wib--kloter-i-evakuasi-mesir-tiba[pranala nonaktif permanen]