Oey Khe Tay
Oey Khe Tay, Kapitan Cina (meninggal pada tahun 1897) dulu adalah seorang birokrat dan tuan tanah berlatar belakang Tionghoa-Indonesia yang paling dikenal berkat jabatannya sebagai Kapitan Cina Tangerang dan tuan tanah dari Karawatji.[1][2] Sebagai Kapitan Cina, ia menjadi pemimpin dari komunitas Cina di Tangerang sebagai bagian dari sistem pemerintahan tidak langsung yang diterapkan oleh Belanda di Indonesia saat itu.[3] KehidupanLahir di Tangerang pada sebuah keluarga aristokrasi ‘Cabang Atas’, Oey adalah anak dari Oey Jan Long Sia dan cucu dari Oey Eng Sioe, Kapitan-tituler Cina.[2] Sebagai keturunan dari pejabat Cina, ia pun menyandang gelar turunan ‘Sia’ sejak lahir.[2] Oey lalu menikahi Nie Kim Nio, putri dari Nie Boen Tjeng, Kapitan Cina Batavia dan keturunan dari Kapitan Nie Hoe Kong, yang menjabat selama Geger Pacinan pada tahun 1740.[2] Oey kemudian diangkat menjadi Letnan Cina pada tahun 1872.[2] Pada tanggal 31 Maret 1878, bersama pejabat Cina lain di Tangerang di bawah Kapitan Lim Tjong Hien, Oey mengakuisisi sebidang tanah untuk digunakan sebagai tempat pemakaman umum bagi komunitas Cina lokal.[4] Tempat pemakaman umum tersebut kemudian dikelola di bawah pengawasan dari klenteng tertua di Tangerang, yakni Boen Tek Bio.[5] Pada tahun 1884, Oey diangkat menjadi Kapitan Cina Tangerang untuk menggantikan Kapitan Lim Tjong Hien.[2] Ia pun memegang jabatan tersebut hingga meninggal pada tahun 1897.[3] Keluarga Oey memiliki tanah partikelir di Karawatji, di mana rumah keluarganya, Landhuis Karawatji, juga didirikan.[1][3] Pada tahun 1895, Kapitan Oey Khe Tay bersama putra dan calon suksesornya, Oey Djie San, mendirikan Cultuur-Maatschappij Karawatji-Tjilongok.[1] Tanah-tanah milik keluarga Oey kemudian diserahkan ke perusahaan yang dipimpin oleh keturunan Oey tersebut.[1] Sebelum meninggal pada tahun 1897, Kapitan Oey Khe Tay juga menyumbangkan sebuah perahu untuk Festival Perahu Naga, atau 'Peh Tjhoen'. Perahu tersebut kini dianggap sebagai sebuah benda sakral dan lebih dikenal dengan nama Mpe Peh Tjhoen [Paman 'Peh Tjhoen'].[6][7] Pada tahun 1899, jabatan Oey sebagai Kapitan Cina Tangerang digantikan oleh Kapitan Oey Giok Koen, yang menikahi keponakan istrinya, Ong Dortjie Nio.[3][2] Pada tahun 1907, putra Kapitan Oey Khe Tay, yakni Kapitan Oey Djie San, resmi menggantikan ayah dan sepupu iparnya sebagai Kapitan Cina Tangerang.[3] Referensi
|