H. Nur Abadi (lahir tahun 1973 di Kabupaten Batang) adalah pengusaha Indonesia pemilik perusahaan galangan kapal PT. Satria Karya Manunggal dan PT. Satria Laksana Bahari Batang. Perusahaan Nur Abadi membuat 12 unit kapal pesanan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jateng Bibit Waluyo untuk dibagikan kepada nelayan. Kapal tersebut terdiri dari 4 unit kapal tangkap cumi dan 8 unit kapal purshine. Nur Abadi memulai bisnisnya dari tingkat bawah. Putra pasangan Wasudi dan Suriah ini sudah menjalani pekerjaan di galangan kapal sejak tahun 1992. Pada tahun 1997 warga Australia Mr. Pedi dan Mr. Yosep, mencari tenaga ahli pembuat kapal khusus pesiar. Nur Abadi mendaftarkan diri untuk mengikuti dan tercatat sebagai peserta urutan keempat. Seleksi melalui wawancara, praktik, dan menggambar rancang bangun kapal yang dikehendaki. Orang Australia itu memesan dua kapal pesiar 27 x 7,60 m berkapasitas 70 orang seharga Rp 775 juta. Kapal itu diselesaikan Nur Abadi tujuh bulan dengan tenaga kerja 25 orang. Pemesan memberi nama kapal pesiar itu Dendre Causto yang khusus untuk mengangkut mutiara dari Indonesia (Ambon) ke Australia. Satu lagi untuk angkutan barang yang diberi nama Teguh Prima. Berawal dari keberhasilan membuat kapal pesiar itulah Nur Abadi sukses mengembangkan usaha galangan kapal Laksana Abadi dan mampu membuat 18 unit kapal setahun. Angka itu memperlihatkan kesuksesan usaha galangan kapal di Batang. Harga kapal buatannya bervariasi, tergantung pada ukuran. Harga kapal berlunas 15 sebesar Rp. 260 Juta, sedangkan berlunas 25 sebesar Rp. 1,1 Miliar. Lunas adalah panjang landasan paling bawah. Bahan baku kapal yaitu kayu jati, bengkirai, kampas dan kayu kalimantan lain yang berkualitas. Kayu jati berasal dari dari Gunungkidul, Yogyakarta, Semarang, Blora, Cepu, Kendal, dan Batang.
Catatan kaki
Referensi