Nordik gelap (juga Skandinavia gelap, bahasa Inggris: Nordic noir, Scandinavian noir) adalah aliran kejahatan dalam fiksi kejahatan, film panjang, dan drama televisi yang awalnya berasal dari negara-negara Skandinavia dan berkembang untuk mengakomodir karya-karya sealiran dari Eslandia dan Finlandia pula sehingga menjadi Nordik. Aliran ini dimulai oleh penulis Swedia Maj Sjöwall dan Per Wahlöö dengan serial novel mereka Roman om ett brott (bahasa Inggris: The Story of a Crime) yang ditulis antara tahun 1964 dan 1975.[1]
Latar belakang
Akademisi Inggris Glen Creeber menuliskan bahwa aliran Nordik gelap berciri-cirikan "campuran naturalisme suram yang memabukkan, lokasi yang membingungkan, dan detektif yang pemurung". Dari segi estetika, Creeber menambahkan Nordik gelap memiliki "estetika yang remang-remang dipadukan dengan jalan cerita yang lamban dan melankolis, alur yang berlapis-lapis, dan memiliki ketertarikan mengungkap kegelapan dalam masyarakat kontemporer". Akademisi Denmark Eva Nordrup Redvall berpandangan serupa dengan Creeber namun menggunakan bahasa yang jauh lebih sederhana di mana menurutnya Nordik gelap berunsurkan realisme sosial dan tradisi kritis.[1] Realisme sosial yang mungkin tak seindah dengan bayangan khalayak akan negara-negara Skandinavia atau Nordik yang makmur inilah yang memberikan kegelapan berlapis dalam aliran kejahatan ini selain dari segi estetika.
Popularitas
Aliran Nordik gelap mulai meraih popularitas di Inggris pada tahun 2011 saat BBC Four menayangkan serial drama Denmark Forbrydelsen (judul Inggris: The Killing). Dalam pandangan wartawan The Guardian Mark Lawson, penonton televisi di Inggris tertarik dengan premis Nordik gelap yang mengajak mereka untuk mempelajari budaya lain secara riil dengan perspektif kritis orang di dalam budaya tersebut.[2] Festival untuk aliran Nordik gelap, Nordicana, juga sempat digelar di London dari tahun 2013 hingga 2015.[3] Akan tetapi popularitas ini jugalah yang perlahan membunuh Nordik gelap akibat semakin banyak karya-karya beraliran ini yang dibuat menjadikannya terasa jenuh karena karya-karya baru ini dianggap tidak semenantang karya-karya awal yang dipaparkan kepada publik Inggris.[2]
Pengaruh
Pengaruh pada budaya populer negara lainnya
Creeber merasakan bahwa beberapa serial televisi Inggris mulai menggunakan unsur-unsur Nordik gelap seperti alur berlapis dan sisi gelap dalam suatu masyarakat. Hal ini jelas terwujud pada serial Inggris Broadchurch, serial Wales Y Gwyll, dan bahkan serial Amerika True Detective.[1]
Pengaruh pada pariwisata
Kota Kopenhagen memanfaatkan popularitas Nordik gelap dengan menyusun panduan keliling kota berdasarkan tema industri perfilman dan pertelevisian Denmark. Jasa tur kota yang menarget penggemar Nordik gelap turut memanfaatkan popularitas ini.[4] Seperti Denmark, Swedia juga berusaha mengeksploitasi popularitas Nordik gelap, terutama serial novel dan televisi Wallander, untuk menggiring wisatawan ke kota Ystad yang menjadi rumah bagi tokoh fiksi tersebut.[5]
Pengaruh pada pendidikan
Silabus kursus daring terbuka massal (MOOC) bertajuk Scandinavian Film and Television yang diselenggarakan Universitas Kopenhagen pada platform Coursera membahas aliran Nordik gelap dalam kaitannya dengan drama televisi modern dan revolusi digital Skandinavia pada pekan kelima kuliah daring tersebut.[6]
Nordik gelap di Indonesia
Keberadaan karya-karya aliran Nordik gelap di Indonesia masih terbatas jika dibandingkan dengan di Eropa dan bahkan di negara tetangga Australia.[7][8] Beberapa novel Nordik gelap seperti serial Millenium oleh Stieg Larrson, serial Wallander oleh Henning Mankell dan serial Harry Hole oleh Jo Nesbø bisa ditemukan dijual di toko buku di Indonesia seperti Periplus walaupun belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.[9][10][11] Selain itu, Kedutaan Besar Denmark di Jakarta juga sempat mengadakan pemutaran film Nordik gelap setidaknya sekali.[12]
Referensi