Ikan bertubuh sedang, panjang total hingga 260 mm. Tinggi tubuh pada awal sirip dorsal 3-3,7 berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 4,1-4,5 berbanding panjang standar. Moncong membulat tumpul, dengan bibir yang berkerinyut dan dapat disembulkan. Sungut maksilar kurang lebih sepanjang diameter mata, sungut rostral lebih pendek. Awal sirip dorsal kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-8 atau ke-9; terpisahkan dari ubun-ubun oleh 10-12 sisik.[5]
Sirip dorsal dengan III jari-jari keras (duri) dan 10-13 jari-jari lunak; jari-jari sebelah depan memanjang, panjangnya lebih dari atau sama dengan panjang kepala. Rumus sirip dada I.13-16; sirip perut I.8; dan sirip dubur III.5. Gurat sisi 33-34.[5]
Manfaat
Ikan nilem biasa dibudidayakan orang di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat. Ikan ini digemari telur-telurnya karena rasanya yang lezat. Akan tetapi sekarang produksinya cenderung menurun, sementara umumnya nilem dipelihara sebagai produk sampingan dari kolam-kolam pemeliharaan ikan mas, nila, atau gurami.[6]
Satu percobaan yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau.[7]
Semenjak populernya "terapi kaki" menggunakan Garra rufa, ikan melem menjadi alternatif karena memiliki perilaku sama, yaitu mengerumuni kaki yang dicelup ke dalam kolam dan memakan kulit ari kaki.[9]