Nguyễn Văn Thiệu (Vietnam: [ŋʷǐənˀvāntʰîəwˀ]simakⓘ; 5 April 1923 – 29 September 2001), adalah mantan presiden kedua Vietnam Selatan, yang menjabat dari tahun 1967 hingga tahun 1975.[1][2] Dia juga merupakan seorang jenderal di Tentara Republik Vietnam (Army of the Republic of Vietnam (ARVN)), yang kemudian menjadi anggota Junta militer tahun 1964, dan berikutnya menjadi presiden Vietnam Selatan, setelah menang dalam pemilu tahun 1967. Dia menjadi penguasa di Vietnam Selatan sampai akhirnya mengundurkan diri pada tahun 1975 beberapa saat sebelum terjadinya kejatuhan Saigon (Saigon adalah sebutan lain untuk kota Ho Chi Minh) dan kemenangan untuk Vietnam Utara.[3]
Ketika menjabat sebagai presiden, Thiệu dituduh terlibat dalam korupsi di Vietnam Selatan.[4] Tahun 1971, terjadi Operasi Lam Son 719 dan Kudeta I (Vietnam Selatan) oleh Komunis di bagian Utara, di bawah kepemimpinan Hoàng Xuân Lãm. Pemerintahan Thiệu mengalami tekanan dan kekalahan, sehingga posisinya digantikan oleh Ngô Quang Trưởng. Setelah dilakukan penandatanganan Paris Peace Accords atau Perjanjian Perdamaian Paris, perjanjian yang ditentang oleh Thiệu, dan pengunduran diri Amerika Serikat dari Vietnam, Vietnam Selatan menolak paham Komunis selama dua tahun.[3]
Kemudian tahun 1974, Angkatan Darat Vietnam Utara melakukan serangan yang dikenal dengan Serangan Ho Chi Minh atau Ho Chi Minh Campaign, Thiệu memerintahkan Trưởng melakukan perlawanan, namun Vietnam Selatan mengalami kepanikan dan terjadilah keruntuhan. Disaat komunis Vietnam Utara mendekati wilayah Saigon, mereka mendesak Thiệu agar mengundurkan diri dan pergi meninggalkan negara itu. Tahun 1975, Thiệu pergi dari Vietnam, dan memilih tinggal di dekat Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Selama berada di Amerika, Thiệu tidak ingin diwawancari oleh awak media.[5]
Kehidupan awal
Nguyễn Văn Thiệu lahir di Phan Rang, sebuah kawasan pantai Tengah, Vietnam Selatan. Thiệu merupakan anak bungsu dari lima bersaudara, dan ayahnya seorang tuan tanah.[3] Secara resmi, Thiệu Lahir pada bulan November 1924, tetapi tanggal tersebut dirubah menjadi 5 April 1923, dengan alasan sebuah kepercayaan mereka, dan dianggap bahwa tanggal tersebut sebagai tanggal keberuntungan.[6] Abang tertuanya bekerja dan sebagian penghasilannya digunakan untuk membiayai sekolah Thiệu di sebuah sekolah yang dikelola oleh kolonial Perancis di Vietnam.[6] Meskipun pada saat itu dia belum menjadi seorang Katolik (dia menjadi seorang Katolik setelah menikah), Thiệu sekolah di sebuah sekolah Katolik yang dikelola Perancis di Huế, Kekaisaran Dinasti Nguyễn.[7]
Kiprah di Militer
Việt Minh dan Tentara Nasional Vietnam
Setelah Perang Dunia II berakhir, Thiệu bergabung dengan Việt Minh,[3] saat itu dipimpin oleh Hồ Chí Minh, kelompok yang tujuannya agar Vietnam bisa merdeka dari Perancis.[3] Tanpa menggunakan senapan, mereka menggunakan bambu sebagai alat tempur dan melakukan pelatihan di dalam hutan.[7] Thiệu sempat dianggkat menjadi kepala distrik,[3] tetapi setahun kemudian dia meninggalkannya karena Perancis kembali ke Vietnam Selatan tahun 1946.[3]
Dengan bantuan abangnya, Nguyễn Văn Hiếu, seorang pengacara yang bertugas di pemerintah Vietnam, Thiệu terdaftar di Merchant Marine Academy.[3] Thiệu kemudian ditransfer ke Akademi Militer Nasional Đà Lạt dan lulus tahun 1949, yang kemudian ditugaskan menjadi Letnan 2 Tentara Nasional Vietnam (Vietnamese National Army), meski dia kurang disukai oleh berbagai pihak.[3][8] Pada tahun 1954, ia menjadi Mayor dan memimpin sebuah Batalyon untuk menyerang sebuah unit Việt Minh, dan memaksa Komunis menarik diri dari wilayah Phan Rang.[3]
Pada tanggal 11 November 1960, kolonel Vương Văn Đông dan Nguyễn Chánh Thi melancarkan upaya kudeta terhadap Presiden Ngô Đình Diệm. Tetapi setelah melakukan pengepungan ke istana presiden, mereka mengadakan negosiasi supaya dilakukan pembagian kekuasaan. Diệm berjanji adanya reformasi, tetapi dia meminta bantuan dari para loyalis.[9] Pada saat itu, Thiệu bertugas di Divisi 7 Vietnam Selatan di kota Biên Hòa bagian Selatan Saigon, dan setelah mendengar kabar kudeta terhadap presiden Diệm, dia mengirim bantuan militer.[10] > Setelah terjadi pertempuran mulai pukul 11 malam hingga keesokan harinya pukul 5 pagi, sekitar 400 orang tewas, dan upaya kudeta terhadap Diệm gagal.[11][12]
Pasca gagalnya kudeta presiden, tanggal 21 Oktober 1961, Thiệu dipindahkan ke Divisi 1 (Vietnam Selatan) yang berbasis di Huế, bekas ibukota kekaisaran Vietnam Tengah, dan bertugas hingga 8 Desember 1962, yang kemudian diambil alih oleh Jenderal asam Cao Trí. Dua belas hari kemudian, Thiệu diangkat menjadi komandan Divisi 5 yang berbasis di Biên Hòa.[13]
Pada tanggal 1 November 1963, Thiệu justru berbalik melakukan perlawanan terhadap presiden Diệm, dan memimpin Divisi 5 dalam upaya melakukan kudeta. Kelompok divisi 5 menuju Gia Long Palace, mulai pukul 22.00 dan berhasil menaklukkan istana pada pukul 6:37 pagi keesokan harinya.[14][14][15] Dia kemudian diangkat menjadi Jenderal oleh Junta setelah mereka berhasil merebut kekuasaan atas Gia Long Palace.[13] Para Jenderal meminta agar Diệm diasingkan, tetapi berusaha melarikan diri, yang akhirnya dieksekusi setelah ditangkap oleh anggota militer.[16]
Anggota Junta
Thiệu dianugerahi keanggotaan dalam Dewan Revolusioner Militer 12 orang yang dipimpin oleh Jenderal Minh, dan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal;[7] tokoh terkemuka di MRC adalah jenderal Minh, Trần Văn Đôn, Lê Văn Kim dan Tôn Thất Đính.[17]
Pada bulan Agustus 1964, kepala junta militer, jenderal Nguyễn Khánh,[18] membuat sebuah Konstitusi baru,[19] guna menambah kekuatannya di militer. Namun hal itu mendapat perlawanan, dan para demonstran Buddha meminta agar meniadakan konstitusi baru tersebut dan meminta sistem pemerintahan kembali ke pemerintahan sipil.[18] Jenderal Khánh khawatir akan digulingkan, dia kemudian berjanji akan mendukung pemerintahan sipil, dan sekaligus akan menghapus Partai Cần Lao, sebuah partai politik Katolik yang mendukung presiden Diệm. Banyak perwira senior, khususnya umat Katolik, seperti Khiêm dan Thiệu, mengecam hal tersebut.[20]
Thiệu dan jenderal Nguyễn Hữu Có, menyerukan supaya Khánh digantikan dengan pemimpin junta militer asli, Minh, namun hal itu ditolak. Pada tanggal 15 September 1964, Thiệu menjadi komandan Korps IV Corps (Vietnam Selatan), yang mengawasi wilayah negara bagian Mekong Delta, dan tiga divisi lainnya.[13] Hal ini terjadi, setelah umat Buddha telah melobi jenderal Khánh untuk mngganti jenderal Dương Văn Đức dari komando Korps IV;[21] Đức menanggapi hal ini dengan melakukan kudeta bersama Lâm Văn Phát, tetapi gagal.[22]
Presiden Vietnam Selatan
Pemilihan Presiden 1967
Tahun 1967, Amerika Serikat mendesak agar dilakukan pemilihan presiden Vietnam Selatan dan juga pemilihan anggota parlemen Vietnam Selatan (legislatif), dan Thiệu menjadi salah satu kandidat presiden.[23] Pada 3 September 1967, Thiệu sukses menjadi Presiden Vietnam Selatan, bersama wakilnya Kỳ, dengan mendapat 34% suara. Thiệu menjadi presiden hingga tanggal 21 April 1975.[6] Selama menjabat sebagai presiden, dia berjanji terjaminnya sistem demokrasi di Vietnam Selatan, dan membuka pintu perdamaian jika terjadi pertikaian.[3]
Serangan Tahun Baru Imlek (Tet)
Saat Tahun baru Tết (Imlek) 1968, kelompok Komunis melakukan serangan besar-besaran ke Saigon untuk menggulingkan Thiệu dan menyatukan kembali negara tersebut. Ketika serangan terjadi, Thiệu sedang merayakan Imlek di rumah keluarga istrinya di Mỹ Tho, Mekong Delta. Kepemimpinan militer dipegang oleh wakilnya, Kỳ, dan mengambil alih komando. Para ARVN melawan serangan Komunis tersebut.[8]
Meskipun serangan tahun baru Imlek 1968 dimenangkan oleh Thiệu dan sekutunya, perisiwa ini mengakibatkan 14.300 warga sipil tewas dan sekitar 24.000 mengalami luka-luka.[24] Sekitar 630,000 warga Vietnam Selatan mengungsi, bergabung dengan 800.000 pengungsi lainnya akibat perang sebelumnya. Hingga akhir tahun 1968, ada 8% warga tinggal di kamp-kamp pengungsian.[24] Lebih dari 70,000 rumah warga hancur dan berbagai kantor pemerintahan rusak parah.[24] Perang 1968 menjadi tahun paling mematikan di Vietnam Selatan, dan tercatat ada 27.915 orang tewas.[25]
Pemilihan Presiden 1971
Tahun 1971, Thiệu terpilih kembali menjadi presiden Vietnam Selatan, dan menjadi kandidat tunggal dengan 94% suara dan jumlah kehadiran pemilih 87%. Namun, reputasinya buruk karena tudingan korupsi oleh lawan politiknya. Dia juga dianggap curang atas pemilihan tersebut.[3][6][26] Penandatanganan persetujuan Damai Paris bulan Januari 1973 gagal untuk mengakhiri pertempuran di Vietnam Selatan, karena Vietnam Utara melakukan serangan dan melanggar gencatan senjata.[27]
Akhir tahun 1973, Komunis mengeluarkan resolusi 21, upaya melakukan "serangan strategis" untuk mendapat wilayah kekuasaan di Vietnam Selatan.[28] Serangan dimulai pada Maret dan November 1974,[29] ketika Komunis menyerang provinsi Quang Duc dan Biên Hòa.[30] Amerika Serikat gagal melakukan perlawanan, dan pasokan senjata ARVN tidak mencukupi.[31]
Keruntuhan Thiệu
Pada akhir 1974, sekitar 370.000 pasukan Komunis sudah berada di Vietnam Selatan,[32] ditambah dengan anggota militer.[33] Pada pertengahan Desember 1974, kelompok Komunis menyerang Phước Long, dan dengan cepat mereka dapat mengepung kota tersebut. Kekuasaan Thiệu mengalami keterpurukan, dan membutuhkan banyak bantuan dari Amerika Serikat.[34]
Tetapi, pada tanggal 11 Maret 1975, Thiệu menyatakan bahwa tidak ada harapan untuk menerima bantuan $ 300 juta dari Amerika Serikat.[32][35] Atas dasar itu, dia mengadakan pertemuan dengan jenderal Quang dan Viên. Setelah meninjau situasinya, Thiệu mengeluarkan peta skala kecil wilayah Vietnam Selatan untuk menempatkan para angkatan bersenjata di wilayah strategis dan padat penduduk.[36] Ketika pasukan komunis mencapai wilayah Tuy Hòa pada 27 Maret 1975, ARVN memperkirakan hanya ada 20.000 dari 60.000 pasukan yang selamat,[37][38] dan 180.000 warga sipil (25% penduduk) melarikan diri. Himbauan Thiệu supaya warga mengungsi terlambat, mengakibatkan 150.000 orang tewas, akibat serangan kelompok komunis Vietnam Utara.[38]
Setelah komunis Vietnam Utara menguasai wilayah Saigon atau kota Ho Chi Minh, mereka meminta Thiệu untuk mengundurkan diri dan pergi meninggalkan negara itu. Thiệu pergi dari Vietnam, dan memilih tinggal di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, hingga akhir usianya. Selama berada di Amerika, Thiệu tidak ingin diwawancari oleh awak media manapun.[5]
Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1951, Thiệu menikah dengan Nguyễn Thị Mai Anh, putri seorang pembuat jamu kaya dari Delta Mekong. Dia adalah seorang Katolik Roma, dan Thiệu pindah agama tahun 1958. Para kritikus menilai bahwa dia melakukan itu untuk kenaikan pangkat militer, karena presiden Diệm saat itu dianggap melakukan diskriminasi demi umat Katolik.[6][39] Mereka memiliki dua orang putera dan satu puteri.[8] Dia meninggal pada 2001 usia 78 tahun di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, Amerika Serikat, setelah pingsan di rumahnya akibat penyakit stroke.[3][6] Dia dikremasi dan dimakamkan di Boston.[40]
Meski Thiệu banyak dikritik oleh para sejarawan, namun Sejarawan militer Lewis Sorley menyatakan bahwa Thiệu orang yang jujur dan sopan dan kemungkinan besar adalah presiden Vietnam yang lebih efektif.[41]
Referensi
^Ronald B. Frankum Jr. Historical Dictionary of the War in Vietnam, 2011 hal.331 "Nguyễn Văn Thiệu"
^Bruce M. Lockhart, William J. Duiker The A to Z of Vietnam, 2010, hal.283. "Nguyễn Văn Thiệu"
^Charles Keith Catholic Vietnam: A Church from Empire to Nation 2012 hal. 243 " This idea would soon find fertile ground in revolutionary historiography and in DRV criticisms of RVN regimes led by the Catholics Ngô Đình Diệm and Nguyễn Văn Thiệu, and it remains a powerful trope in Church-state relations and an important ..."
^ abcde"Nguyen Van Thieu". The Daily Telegraph. UK. 1 October 2001. Diakses tanggal 18 Agustus 2020.
^ abcdStowe, Judy (2 October 2001). "Nguyen Van Thieu". The Independent. UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 November 2009. Diakses tanggal 18 Agustus 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Jacobs, Seth (2006). Cold War Mandarin: Ngo Dinh Diem and the Origins of America's War in Vietnam, 1950–1963. Lanham, Maryland: Rowman & Littlefield. ISBN0-7425-4447-8.