Nasionalisme QueerNasionalisme Queer adalah sebuah fenomena yang terkait dengan gerakan pembebasan gay dan lesbian dan nasionalisme. Pendukung gagasan ini menganjurkan agar komunitas LGBT menjadi bangsa sendiri karena mereka memiliki budaya dan adat yang unik. SejarahAkibat tersebarnya homofobia dalam berbagai kebudayaan, muncul rasa kekecewaan dan keinginan untuk memisahkan diri dari mayoritas heteroseksual yang dianggap bermusuhan.[1] Perasaan ini dituangkan lewat pendirian Queer Nation pada tahun 1990, sebuah organisasi radikal yang dikenal akan slogannya "Kami di sini, kami queer, terbiasalah." Pada tahun 1969, aktivis gay Don Jackson dari California mengusulkan agar kaum gay mengambil alih Kabupaten Alpine sebuah proyek yang disebut Negara Stonewall.[2] Upaya pertama untuk mengklaim wilayah tertentu dilakukan pada tahun 2004 oleh sekelompok aktivis gay Australia yang menyatakan pulau-pulau kecil di Cato sebagai bagian dari Kerajaan Gay dan Lesbian Laut Coral, dengan Dale Parker Anderson sebagai kaisar. Pada tahun 2007, Garrett Graham menerbitkan rencana dan konstitusi negara gay yang terinspirasi dari "Der Judenstaat" karya Theodor Herzl.[3] AnalisisPada tahun 1996, Brian Walker menerbitkan hasil analisisnya terkait dengan nasionalisme queer.[4] Walker mengamati bahwa beberapa ciri pembentukan identitas budaya secara nasionalistik juga berlaku untuk pergerakan nasional LGBT. Walker mengklasifikasikan nasionalisme queer sebagai salah satu bentuk nasionalisme "baru" yang didasarkan pada budaya dan berbeda dari nasionalisme "lama" yang didasarkan pada kelompok etnis atau agama. Ia menyimpulkan bahwa komunitas dan lesbian memenuhi banyak kriteria untuk dianggap sebagai bangsa, karena:
Walker menganggap teknologi komunikasi modern seperti Internet sebagai sarana untuk menyatukan komunitas LGBT sebagai bangsa non-teritorial. Lihat pulaCatatan kaki
Bacaan lanjut
Pranala luar |