Napster adalah aplikasi berbagi berkaspeer-to-peer yang kemudian dikenal menjadi penyedia musik, didirikan tahun 1999 oleh Shawn Fanning, Sean Parker, dan Hugo Sáez Contreras. Napster meninggalkan jejak yang besar pada dunia Internet pada tahun 2000. Teknologinya memungkinkan pecinta musik untuk berbagi lagu dalam format MP3 dengan mudah, dan dengan itu menyebabkan pelanggaran hak cipta yang berat. Nama 'Napster' sendiri berasal dari nama panggilan Fanning.
Napster dirilis pertama kalinya pada musim gugur 1999. Situs ini merupakan situs yang pertama dari sistem file sharingpeer-to-peer yang amat digemari masyarakat. Walaupun situs tersebut bukan merupakan sistem file sharingpeer-to-peer yang sempurna karena server pusat hanya menyimpan daftar komputer mana yang mempunyai file sejenis dengan yang dicari oleh seorang pemakai. Pertukaran file sendiri dilaksanakan secara langsung antara komputer-komputer pengguna.
Karakteristik dan cara kerja
Sistem Napster mirip dengan Instant Messaging. Walaupun IRC, Hotline, dan USENET telah menyediakan layanan serupa, tetapi Napster merupakan situs yang pertama yang mengkhususkan diri dalam format MP3. Napster menghasilkan sistem yang mempunyai sejumlah besar pilihan lagu untuk diunduh. Hal ini memudahkan orang awam untuk mendapatkan musik yang mereka inginkan tanpa harus pergi ke toko musik untuk membeli album yang terdiri dari satu lagi bagus dan sisanya lagu pengiring untuk mengisi ruang yang kosong.
Kontroversi pelanggaran hak cipta
Banyak sekali lagu-lagu lama namun tidak didistribusikan lagi. Biasanya lagu-lagu ini kemudian diedarkan dengan pembajakan secara ilegal, terutama bintang terkenal seperti The Beatles, The Rolling Stones, dan The Who, hingga soundtrack yang tidak pernah diedarkan seperti dari John Williams dan Jerry Goldsmith.
Dengan file yang didapat dari Napster, pengguna mampu menghasilkan album kompilasi CD-R mereka sendiri secara gratis dan pada dasarnya tidak perlu membayar satu sen royalti pun kepada penyanyi/pencipta atau ahli warisnya.
Konsep ini menyebabkan kemarahan beberapa Perusahaan Rekaman Besar, yang pada Desember 1999 mengajukan gugatan class action terhadap Napster. Namun hal ini justru memberikan Napster publikasi secara luas, dan berjuta pengguna mulai mengikuti "demam Napster". Pengguna Napster memuncak hingga 13.6 juta pengguna pada Februari 2001 (sumber: comScore Media Metrix).
Ketika itu, banyak pendukung Napster yang merasa heran. Bagi mereka, kebebasan pertukaran file adalah salah satu ciri utama Internet, dan tidak seharusnya ditujukan kepada Napster, karena Napster hanya bertindak sebagai mesin pencari (search engine). Pelarangan Napster hanya akan menyebabkan timbulnya usaha membuat Napster-Napster baru yang semakin tidak terkendali peer to peer seperti kemudian Audiogalaxy, Morpheus, Gnutella, dan KaZaA). Selain itu juga, banyak pendukung Napster bingung mengenai penggunaan istilah base untuk menggambarkan layanan tersebut (padahal fungsinya hanya sebagai daftar, dan bukan halaman download), yang menyebabkan Napster mendapat image sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas terjadinya penyebaran file, bukan sebagai pembantu terjadinya pertukaran file.
Penuntutan secara hukum
Pada bulan Juli 2001, seorang hakim telah mengeluarkan perintah Napster ditutup demi mencegah pelanggaran hak cipta terjadi.
Pada 24 September 2001, kasus tersebut telah setengah selesai. Namun Napster setuju untuk membayar pencipta lagu dan pemilik hak cipta sebesar US $26 juta sebagai ganti rugi penggunaan musik masa lalu, dan juga sebagai bayaran muka untuk lisensi royalti masa depan sebesar US$10 juta. Untuk membayar denda tersebut, Napster berusaha untuk mengganti layanan gratis mereka menjadi layanan dengan pembayaran langgangan. Penyelesaian prototipe diuji pada musim panas 2002, tetapi tidak pernah dibebaskan untuk umum.
Akhir riwayat Napster
Pada 17 Mei 2002, Napster mengumumkan bahwa aktivanya akan diambil alih oleh firma media JermanBertelsmann AG sebesar US $8 juta.
Menurut syarat perjanjian tersebut, pada 3 Juni Napster memohon perlindungan Chapter 11 di bawah undang-undang muflis Amerika Serikat. Pada 2 September 2002, seorang hakim kasus kebangkrutan Amerika menghalangi penjualan kepada Bertelsman dan memaksa Napster untuk menjual aktivanya menurut Chapter 7 undang-undang muflis Amerika. Kebanyakan karyawan Napster diPHK, dan halaman depan Web Napster diubah menjadi "NAPSTER was Here".
Sejak Napster ditutup, beberapa peraturan pertukaran file peer to peer sepertiMorpheus dan KaZaA mulai diberlakukan. Peraturan ini hanya berasumsi Napster sebagai sumber utama bagi konsumen pertukaran file MP3 untuk mendapatkan musik yang diinginkan. Dalam setahun, penutupan Napster (dalam bentuk asal) hanya menyebabkan sedikit pengaruh dalam pertumbuhan pertukaran file menurut pendukung pertukaran file.
Pelayan terpusat yang digunakan oleh Napster menjadikannya sebagai target mudah tuntutan hukum (karena peraturan "Napigator" memungkinkan Napster untuk mengalihkan pelayanan kepada pelayan Napster tidak resmi), karena ini jelas merangsang kehadiran aktivititas pertukaran terlarang, sehingga menjadikan Napster bersalah karena tidak berusaha mencegahnya.
Sistem lain seperti KaZaA dan Audiogalaxy juga telah dituntut oleh industri rakaman, sementara sistem peer to peer yang lebih tepat seperti Morpheus berasaskan Gnutella dan LimeWire telah terbukti lebih sulit dituntut industri musik.
Pada 25 Jun 2003, RIAA mengubah tuntutan bukan kepada layanan peer to peer, tetapi kepada pengguna jasa itu sendiri dan akan mengajukan tuntutan karena karena terlibat dalam pertukaran file ilegal, dimulai September tahun pertama.
Proyek Napster kemudian diganti dengan Napster 2.0 dalam usaha meneruskan komersialisasi musik dengan aturan yang sah.