Museum Troya (bahasa Turki: Troya Müzesi atau Truva Müzesi) adalah museum arkeologi yang terletak di dekat kota kuno Troya, di Turki barat laut.
Dibuka pada tahun 2018, museum ini memamerkan di tujuh bagian bangunan arsitektur dan artefak bersejarah dari kota Troya dan beberapa kota kuno lainnya di sekitar dan di pulau-pulau terdekat. Direktur utama museum ini bernama Rıdvan Gölcük.[1] Museum ini meraih Penghargaan Khusus Museum Eropa Tahun 2020 dan Penghargaan Khusus Akademi Museum Eropa.[2][3][4]
Bangunan
Museum Troya terletak sekitar 800 meter (0,50 mil) dari kota kuno Troy di desa Tevfikiye, Çanakkale, Turki barat laut.[5][6][7]
Kontes rancangan gedung museum dimenangkan oleh Yalın Mimarlık pada tahun 2011.[7][8] Mimarlık mendesain bangunan dengan gaya arsitektur polos kontemporer. Pembangunan dimulai tahun 2013, sempat berhenti tahun 2015, dan dilanjutkan kembali tahun 2017.[9]
Bangunan berbentuk kubus dengan empat lantai dalam denah bujur sangkar ini dilapisi baja tahan karat tetapi sengaja diwarnai karat untuk memberi kesan bahwa bahan bangunan digali dari situs arkeologi.[7][8] Ketinggian bangunan ini setara dengan kedalaman penggalian di situs arkeologi Troya. Kawasan pameran mencakup 2.700 meter persegi (3.200 sq yd) dari jumlah keseluruhan kawasan dalam bangunan seluas 12.750 meter persegi (15.250 sq yd).[6][10] Kawasan pameran seluas 32 x 32 meter (35 x 35 yard) dikelilingi oleh tempat kerja, penyimpanan, dan ruang pertemuan. Ruang bawah tanah dicadangkan untuk fungsi layanan. Pintu masuk ke museum adalah melalui jalan selebar 12 meter (13 yard) yang mengarah ke gerbang bawah tanah.[8]
Jumlah biaya pembangunan mencapai 45 juta (sekitar US$8 juta). Museum ini dibuka pada tanggal 10 Oktober 2018, sebagai "Tahun Troya" yang diresmikan Pemerintah Republik Turki.[6][10]
Pameran
Relung di dinding jalan masuk berisi batu nisan, patung berukuran besar, pemandangan, dan foto berukuran mural dari berbagai tingkat penggalian di Troya. Di pintu masuk, informasi tentang ilmu arkeologi, metode penanggalan arkeologi dan istilah-istilah seperti konservasi dan restorasi warisan budaya, tumulus, dan periode prasejarah Neolitikum, Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman Perunggu dijelaskan kepada pengunjung untuk tujuan pengantar keilmuan. Museum ini juga menampilkan desain grafis visual, diorama, dan tampilan interaktif.[9]