Museum Seni Kansong adalah sebuah museum yang terletak di sebelah utara kota Seoul, Korea Selatan.[1] Museum ini didirikan oleh kolektor barang antik bernama Chun Hyung-pil (1906 – 1962) dan menyimpan banyak koleksi benda-benda bersejarah Korea.[1] Sebagian besar peninggalan sejarah itu ia dapatkan dari kolektor barang antik Jepang dan orang asing.[2]
Sejarah pendirian
Museum Seni Kansong didirikan pada tahun 1938 untuk melindungi aset budaya koleksi Chun Hyung-Pil semasa penjajahan Jepang.[3] Nama museum pada saat itu adalah Bohwagak. Ketika Kansong meninggal dunia pada tahun 1962, putra ketiga Young-Woo mengambil alih Bohwagak.[3] Pada tahun 1966, mantan presiden Museum Nasional Korea, Choi Sun-Woo, memperkenalkan sejarawan Choi Wan-Su kepada Young-woo. Keduanya kemudian bekerja sama membangun Korea National Institute of Arts, lalu mengubah Bohwagak menjadi Museum Seni Kansong.[3] Choi bekerja sebagai direktur penelitian dan sejak itu bertanggung jawab mengelola museum.[3]
Koleksi-koleksi harta karun nasional
Museum ini menyimpan 11 buah harta nasional Korea Selatan, diantaranya:
Keramik hijau pembakar dupa dengan tutup berbentuk kuda semberani (Harta Nasional Nomor 65).[1]
Keramik hijau kundika dengan pola tatahan itik di kolam (Harta Nasional Nomor 66).[1]
Vas keramik hijau dengan tatahan pola awan dan burung jenjang (Harta Nasional Nomor 68).[2]
Hunminjeongeum (kata yang benar untuk diajarkan kepada rakyat), merupakan Harta Nasional Nomor 70.[1]
Tongguk Cheong-eun (kamus pengucapan bahasa Korea yang benar), merupakan Harta Nasional Nomor 71.[1]
Keramik hijau penampung air berbentuk itik (Harta Nasional Nomor 74).[1]
Buddha Trinitas sepuh perunggu yang berangka tahun 1403 (Harta Nasional Nomor 72).[1]
Sebuah kuil dengan Buddha Trinitas sepuh perunggu (Harta Nasional Nomor 73).[1]
Keramik hijau penampung air bentuk kera (Harta Nasional Nomor 270).[1]
Terdapat 4 buah peninggalan sejarah yang dilindungi oleh pemerintah kota Seoul sebagai aset budaya, antara lain sebuah pagoda batu tiga tingkat (aset nomor 28), stupa batu bentuk octagonal (nomor 29), patung Buddha Maitreya duduk (aset nomor 30), dan patung Buddha Vairocana (nomor 31).[1]