Museum Natuna adalah museum yang menginformasikan tentang sejarah, keanekaragaman budaya dan keindahan alam pulau-pulau di Kabupaten Natuna yang terletak di tengah Kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Museum Natuna dibangun dengan tujuan untuk melestarikan dan memamerkan warisan budaya Natuna kepada dunia[1] dan merupakan museum ke-19 yang dibangun oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.[2]
Sejarah
Museum Natuna dibangun sejak tahun 2016 dan diresmikan pada 27 Juli 2023[3] yang bertepatan dengan Hari Jadi kota Ranai ke 152 tahun[2] oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi. Museum ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp34 miliar yang selesai pada tahun 2021 dengan sumber dana APBN dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.[4]
Pembangunan museum telah direncanakan sejak tahun 2013 dan telah diserah terima dari Kemdikbduristek pada 2 September 2022.[5]
Sebelum diresmikan, gedung museum digunakan sebagai kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna bidang Kebudayaan.[6]
Bangunan
Museum Natuna berada satu kawasan dengan Masjid Agung Natuna dengan luas bangunan 5.280 m2 dan dibangun melalui anggaran Direktorat Pelindungan Kebudayaan Tahun Anggaran 2018, 2019, dan 2021.[6] Selain ruang pameran koleksi, museum ini juga memiliki studio mini yang menampilkan film pendek mengenai Natuna.[1]
Koleksi
Museum Natuna memiliki koleksi benda-benda bersejarah berupa peninggalan Dinasti Cina, seni tradisional dan dokumentasi tentang kehidupan masyarakat lokal seperti tradisi adat, seni dan kerajinan tangan, makanan, serta tarian khas Natuna.[3] Selain itu juga dipajang naskah sejarah, informasi dan data di dinding museum yang menceritakan sejarah dan budaya Natuna.[1]
Secara khusus, koleksi benda-benda di Museum Natuna berupa peninggalan sejarah dari abad ke-9 hingga abad ke-16 Masehi. Mulai dari Dinasti Tang (618-907 M), Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907-960 M), kemudian benda-benda peninggalan Dinasti Song (960-1279 M), Dinasti Yuan (1279-1368 M), dan Dinasti Ming (1368-1644). Benda koleksi didominasi oleh guci dan koleksi terbaru adalah Benggong atau peti mati dari abad ke-15.[4]
Kunjungan
Sejak Agustus hingga Desember 2023, terdapat 5.486 orang yang berkunjung ke museum Natuna yang didominasi oleh para pelajar. Museum Natuna dapat dikunjungi pada hari Senin hingga Jumat dari pukul 8.00 - 15.00 WIB, sementara Sabtu dan Minggu tutup.[7]
Referensi
- ^ a b c "Wisata Edukasi Museum Natuna". Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna. 2023-08-24. Diakses tanggal 2024-05-29.
- ^ a b Piston (2023-07-27). "Hari Jadi Kota Ranai ke 152 Tahun, Bupati Resmikan Museum Natuna". Kejoranews. Diakses tanggal 2024-05-29.
- ^ a b Wiranata, Ruzi (2023-08-30). "Mengenal Lebih Dekat Sejarah, Kebudayaan hingga Alam Pulau-pulau di Museum Natuna". Batam News. Diakses tanggal 2024-05-29.
- ^ a b Doni (2023-11-15). "Melihat Lebih Dekat Museum Natuna, Pusat Warisan Bersejarah Masa Lalu - Bursa Kota". Bursa Kota. Diakses tanggal 2024-05-29.
- ^ Herry (2023-07-27). "Bupati Wan Siswandi Resmikan Gedung Museum Natuna". Lintaskepri. Diakses tanggal 2024-05-29.
- ^ a b Yusfianti (2023-07-28). "Persiapan Telah Dilakukan Museum Natuna Akhirnya Akan Diresmikan". RRI. Diakses tanggal 2024-05-29.
- ^ Widi, Analia (2024-01-29). "Pelajar Natuna Dominasi Kunjungan ke Museum Natuna". RRI. Diakses tanggal 2024-05-29.