Museum Blambangan |
Didirikan | 25 Desember 1977 |
---|
Lokasi | Jalan A. Yani No. 78, Banyuwangi, Jawa Timur |
---|
Jenis | Museum Sejarah |
---|
Wisatawan | 914 Orang (2013) |
---|
Museum Blambangan adalah Museum Sejarah yang berada di Kabupaten Banyuwangi Yang berlokasi di Jalan A. Yani no 78, banyuwangi, Jawa Timur. Museum ini didirikan pada tanggal 25 Desember 1977 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur saat itu Soenandar Prijosoedarmo. Nama Blambangan sendiri berasal dari Kerajaan Blambangan yang pernah ada di zaman kejayaan Kerajaan Majapahit.
Sejarah
Museum Blambangan didirikan pada tanggal 25 Desember 1977 dan diresmikan oleh gubernur Jawa Timur saat itu Soenandar Prijosoedarmo. Museum ini diberi nama Museum Blambangan karena di masa lalu Blambangan adalah sebuah kerajaan yang cukup dikenal pada masa kerajaan Majapahit. Museum Blambangan awalnya merupakan bangunan peninggalan era kolonial Belanda yang sempat berfungsi sebagai kantor pembantu bupati atau kewedanaan. Hingga pada 14 Mei 2003 Melalui Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2003, Museum Blambangan dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Banyuwangi bersama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Lokasi museum yang awalnya berada di lingkungan Pendapa Sabha Swagatha Kabupaten Banyuwangi, sejak tanggal 4 Januari 2004 museum ini dipindah ke Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Banyuwangi.[1][2]
Koleksi
Koleksi-koleksi yang terdapat di dalam Museum Blambangan Banyuwangi terdiri dari Guci Besar (berkuping), Arca Wisnu, Mesin Ketik, Telepon Kuno, Keris, Tombak, Senjata, Uang Gobok, Rumah Suku Osing, Batik Banyuwangi, Etnografi, Arkeologi, Numismatika, Fiologika, Keramologika, Teknologika dan Seni Rupa.[3]
Koleksi Museum Blambangan terbagi menjadi 8 klasifikasi, yaitu :[4]
Keramologika adalah benda koleksi yang dibuat dari bahan tanah liat yang dibakar berupa barang pecah. Contoh: yaitu Buli-buli terbuat dari bahan keramik dan diperkirakan berasal dari Burma abad XVII-XIX yang memiliki fungsi sebagai peralatan rumah tangga.
Etnografika adalah benda koleksi yang merupakan objek penelitian antropologi. Benda-benda tersebut merupakan hasil budaya atau menggambarkan suatu etnis. Contoh: yaitu Pedang atau klewang yang dibuat dari logam dan kayu yang ditemukan di Banyuwangi.
Teknologika adalah suatu benda atau kumpulan benda yang berkaitan dengan cabang kesenian, disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh: yaitu Gramofon yang terbuat dari kayu dan logam dimana gramofon dahulu dinamakan kotak musik atau sebagai leluhur dari tape recorder yang ada pada zaman sekarang.
Arkeologika adalah benda koleksi yang merupakan hasil budaya manusia masa lampau yang menjadi objek penelitian arkeolog. Benda-benda tersebut 61 merupakan hasil peninggalan budaya sejak masa prasejarah sampai pengaruh budaya barat. Contoh: Arca primitif terbuat dari bahan batu andesit.
Historika adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian sejarah. Benda-benda ini mempunyai nilai sejarah sejak masuknya budaya barat hingga sekarang (sejarah) yang berkaitan dengan suatu organisasi masyarakat (misalnya negara, kelompok, tokoh). Contoh: Pakaian bupati banyuwangi terbuat dari kain beludru dengan warna hitam dan model krah shanghai.
Filologika adalah benda koleksi yang menjadi objek penelitian filologi, berupa naskah kuno yang ditulis dengan tangan yang menguraikan hal atau peristiwa. Contoh: Naskah kuno terbuat dari kertas yang mana bertuliskan huruf arab dengan bahasa jawa dengan tulisan tangan berhuruf dan berbahasa arab.
Seni rupa adalah benda koleksi seni yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia melalui objek-objek dua atau tiga dimensi. Contoh: Miniatur padu gandrung ini menggambarkan tari gandrung yang diiringi dengan musik tradisional.
Numesmatika adalah benda koleksi yang berupa mata uang atau alat tukar yang sah. Contoh: Uang Gobok, uang gepeng berbentuk pipih melingkar, bagian tengah terdapat lubang berbentuk segi empat.
Referensi
- ^ Apriliya Oktavianti. "Sejarah museum blambangan banyuwangi". Situsbudaya.id. Diakses tanggal 6 Juni 2020. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Museum Blambangan". Eastjava.com. Diakses tanggal 6 Juni 2020.
- ^ Direktori Museum Indonesia. Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. hlm. 435.
- ^ Agus Mursidi (5 Februari 2010). Pemanfaatan Museum Blambangan sebagai Sumber Belajar Sejarah (Tesis).