Mochammad Hindarto
Di masa kecilnya, anak sulung dari dua bersaudara ini ingin menjadi penerbang. Tetapi, ia gagal dalam tes akhir di TNI-AU. Toto kemudian masuk Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Menikah dengan Hanako Srihartini Dian Baskorowati, ia kini menjadi yah dari 3 anak.[1] Toto sepenuhnya mendukung gagasan pembagian keta menurut tinggi badan pada cabang olahraga voli. Tetapi, ia juga tidak sekedar menunggu. Suatu ketika, musalnya, ia memprakasai proyek pembibitan, dengan mengundang peminat bola voli di bawah usia 16 tahun. Untuk kelompok putra, proyek itu menuntut tinggi badan minimal 170 cm, dan untuk putri 160 cm. Sayang, setelah berjalan setahun, proyek itu macet. "kami kehabisan dana," keluh toto. Ia mengakui, selama ini dana itu diterima dari paa penyumbang tidak tetap. "Bahkan, tidak jarang dana itu keluar dari kantung Pak Anton," katanya. Yang dimaksud adalah Anton Soedjarwo, Kapolri dan Ketua Umum PBVSI.[1] Toto pernah melontarka gagasan proyek pembibitan, hasil pengamatannya di Korea Selatan. Menurut gagasan itu, anak dengan tinggi 170 cm (pria) dan 160 cm (putri) hendaknya diprmudah dalam penerimaan di SLTP dan SLTA. Lalu, dalam mata pelajaran olahraga, mereka khusus dilatih bola voli. Gagasan ini pun kandas, karena tidak sejalan dengan kebijaksanaan Departemen P&K, yang mewajibkan pendidikan olahraga umum kepada semua siswa.[1] Referensi
|