Metta Dharmasaputra (lahir 21 Desember 1969) adalah jurnalis dan pendiri Katadata. Mantan wartawan Tempo di bidang ekonomi dan investigasi ini dikenal sebagai penulis buku Saksi Kunci yang berkisah tentang kasus pajak Asian Agri Group, yang dituliskannya selama lebih dari enam tahun.
Karier
Metta kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif dan Pemimpin Redaksi situs berita dan riset Katadata.[1] Sebelum mendirikan Katadata, ia bekerja sebagai wartawan Tempo sejak 2001 hingga 2012. Selain memimpin kompartemen ekonomi dan bisnis, yang merupakan spesialisasinya, ia pernah ditugaskan menjadi Redaktur Pelaksana Rubrik Investigasi di majalah Tempo. Jabatan terakhirnya, yaitu Redaktur Eksekutif Koran Tempo.
Salah satu liputan investigasi terbesar yang pernah dilakukannya, yaitu kasus pajak Asian Agri Group. Salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia ini milik taipan Sukanto Tanoto, yang ditengarai telah merugikan negara Rp 1,3 triliun, kasus pajak terbesar dalam sejarah Indonesia. Mahkamah Agung pada Desember 2012 telah memvonis Asian Agri untuk membayar denda ke kas negara Rp 2,5 triliun. Selain itu, Asian Agri harus melunasi tunggakan pajak dan dendanya kepada Direktorat Jenderal Pajak senilai hampir Rp 2 triliun.
Selain di dalam negeri, kasus ini telah diulas di sejumlah media luar negeri, seperti The Guardian[2] dan Straits Times.[3] Selain itu dibahas di forum-forum internasional, seperti Chatham House[4] dan The First Asian Investigative Journalism Conference pada November 2014 di Manila.[5]
Publikasi
Metta meluncurkan buku Saksi Kunci, yang berisi laporan investigasinya tentang kasus pajak Asian Agri Group dan dituliskannya selama lebih dari enam tahun, pada 2013. Buku ini diterbitkan oleh Tempo dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Key Witness.
Buku ini juga sempat disinggung oleh Sheila S. Coronel, dekan bidang akademis Columbia Journalism School di Amerika Serikat, dalam pidatonya di acara Konferensi Jurnalisme Investigasi Asia di Manila pada 2014. Ia menyebut Saksi Kunci sebagai salah satu bagian penting dari perjalanan jurnalisme investigasi di Asia, khususnya Indonesia.[6]
Penghargaan
Referensi
Pranala luar