Mengejar Embun ke Eropa |
---|
Sutradara | Haryo Sentanu Murti |
---|
Produser |
- Pudentia MPSS
- Jabatin Bangun
|
---|
Cerita | |
---|
Pemeran | |
---|
Penata musik | |
---|
Penyunting |
- Bimo Indharto
- Nurhadi Putranto
|
---|
Perusahaan produksi | |
---|
Tanggal rilis | 15 Desember 2016 |
---|
Negara | Indonesia |
---|
Mengejar Embun ke Eropa adalah film biografi Indonesia tahun 2016 yang mengangkat kisah perjuangan seorang tokoh pendidikan di wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara. Tokoh tersebut bernama Prof. Dr. Ir. Puro, M.S yang berjuang meningkatkan performa kampus Universitas Delapan Penjuru Angin (UDPA) Kendari. Profesor tersebut mantan Kepala Jurusan Sosial Ekonomi yang dicopot jabatannya karena terus menerus melawan anarkisme di dalam kampus, konflik bernuansa SARA, kebersihan lingkungan, dan pihak eksternal kampus yang memaksa minta proyek.[1]
Film Mengejar Embun ke Eropa diproduksi oleh Universitas Halu Oleo Kendari, Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) dan Puskat Picture. Film ini disutradarai oleh Haryo Sentanu Murti dan tayang perdana di bioskop tanah air pada 15 Desember 2016.
Alur
Puro adalah salah satu anak laki-laki Muna yang masa kecilnya hanya bisa mandi kalau ada air embun. Demikian juga Ani, anak perempuan Muna yang juga sering mandi embun. Mereka berlarian diantara tanaman singkong untuk mendapat embun pagi. Mereka itu anak-anak para peladang yang hidup sederhana.
Saat dewasa dalam acara tarian adat perayaan syukuran, mereka bertemu. Cinta mereka berpadu dalam pernikahan untuk membina keluarga harmonis penuh kemesraan.
Nasib mengantarkan Puro menuju Eropa. Di Roma, Vatikan, Padua, Napoly, Pompeii, dan Leiden, selain menemukan kekayaan budaya yang indah, Ir. Puro, M.S bertemu Roberta (gadis Belanda yang cantik). Namun, Puro tetap menjaga kesetiaan pada Dra. Ani, istrinya yang tinggal di Kendari.
Sepulang dari Eropa, Ir. Puro, M.S bekerja di Universitas Delapan Penjuru Angin (UDPA) Kendari, Sulawesi Tenggara. Tapi, usaha memperbaiki etos kerja para dosen dan memberantas manipulasi nilai berujung pada pencopotan jabatan Kepala Jurusan Sosial Ekonomi. Walau begitu, loyalitas dan dedikasi Ir. Puro, M.S kepada UDPA dan atasan tidak pernah surut.[2]
Pemeran
- Rizky Hanggono sebagai Prof. Dr. Ir. Puro, M.S
- Putri Ayudya sebagai Dra. Ani
- Roberta Salzano sebagai Roberta
- Irma Magara sebagai Ibu Puro
- Danin Dharma Perwira sebagai Nasrun
- Nazarudin sebagai Asrof
- La Ode Kamaluddin sebagai Kamaluddin
- Rendra Bagus Pamungkas sebagai Ir. Alidin
- Aone Van Engelenhoven sebagai dosen
- Clara Brakel sebagai Clara
- Yuyun Andriani
- Ardih Ansah
- Maulana Abdul Qadri
Produksi
Film ini memilih lokasi syuting di Kendari dan Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Beberapa adegan juga dilakukan di kota Italia dan Belanda.[3]
Referensi