Artikel ini mengenai kebudayaan China. Lihat pula Janus, dewa pintu Romawi.
Men Shen (t=門神; s=门神; pinyin=ménshén; Hokkien= Mui Sin) merupakan Dewa Pintu dalam tradisi China. Biasanya lukisan keduanya ditempelkan pada daun pintu masuk kuil, rumah, kantor, dan sebagainya supaya roh jahat tidak berani masuk. Men Shen selalu berjumlah sepasang, saling berhadapan; jika digambarkan saling membelakangi dipercaya akan membawa kesialan.
Terdapat beberapa versi pasangan dewa yang menjadi Men Shen. Versi yang paling populer untuk masyarakat China adalah pasangan Qin Shubao dan Yuchi Jingde, masing-masing ditempelkan pada pintu berdaun dua (pintu khas rumah tradisional China). Versi lain adalah memasang gambar Wei Zheng atau Zhong Kui pada pintu berdaun satu. Tradisi memasang gambar Men Shen akhir-akhir ini meredup, setelah sempat kembali bangkit pada era 1980-an.
Kultus
Asal usul keberadaan Men Shen atau Dewa Pintu sudah sangat lama. Fungsi Men Shen adalah memberikan rasa tenang dan tenteram bagi penghuni rumah, yang bahkan tidak bisa diharapkan dari sistem keamanan modern, karena rakyat Tionghoa tradisional percaya bahwa Men Shen bisa mengusir hantu atau setan.[1]
Pemasangan gambar Men Shen tidak terbatas hanya pada pintu kelenteng saja, tetapi sudah umum pada berbagai bangunan –baik rumah penduduk maupun kantor– terutama di Taiwan, Hongkong, dan Singapura, bahkan Jepang dan Korea. Di antara beberapa versi Men Shen, dewasa ini yang sering dipasang gambarnya di rumah-rumah penduduk adalah Qin Shubao dan Yuchi Jingde. Gambar atau rupang (patung) keduanya juga yang paling sering digunakan pada sebagian besar klenteng sekarang ini.[1]
Qi Fu Men Shen (t=祈福門神; lit. Dewa Pintu Memohon Rezeki)
Berbagai versi Men Shen
Di berbagai tempat, Men Shen yang dihormati tidak sama. Selain Shen Tu dan Yu Lei, Men Shen paling kuno, juga ada Qin Shubao dan Yuchi Gong yang pengaruhnya paling besar dan tersebar paling luas.[1]
Shentu dan Yulei
Shentu (Hanzi=神荼 ; pinyin=Shén tú; lit. dewa tanaman widuri Sonchus oleraceus) dan Yulei (Hanzi=郁壘; pinyin= Yù lěi; lit. tumbuh penuh/ elegan)[2] masing-masing digambarkan membawa kapak dan pemukul. Keduanya merupakan dewa jenderal yang diperintahkan oleh Kaisar Giok untuk menjaga pepohonan persik dari para iblis yang hendak menggerogotinya. Masyarakat China menghormati keduanya karena kekuatan mereka yang mampu mengusir iblis.
Referensi paling awal yang menyebutkan penggunaan gambar untuk perlindungan adalah naskah Shanhai jing (Hanzi=山海經) yang berasal dari sekitar abad ke-2 hingga 4 SM. Berdasarkan legenda, pasangan dewa Shentu dan Yulei ditempatkan di Gunung Dushou yang terletak di tengah laut. Pada gunung tersebut terdapat gerbang antara dunia manusia dengan alam baka sehingga semua iblis dan hantu dapat melewatinya untuk sampai ke dunia manusia. Mereka bertugas untuk menangkap iblis jahat, mengikatnya dengan tali ilalang, kemudian melemparkan mereka untuk dimakan harimau. Kaisar Kuning melaksanakan sebuah ritual untuk mengusir semua iblis jahat; ia menggunakan beberapa patung raksasa yang terbuat dari kayu persik, serta gambar Shentu dan Yulei bersama beberapa ekor harimau, semuanya ditempatkan di gerbang.[3]
Qin dan Yuchi
Tradisi pasangan Dewa Pintu Qin dan Yuchi mulai berlangsung semenjak masa Dinasti Tang. Kaisar Tang Taizong (599 M – 6 Mei 649 M) menghargai kedua jenderalnya yang paling setia – Qin Shubao dan Yuchi Jingde – dengan menggantung lukisan keduanya di depan pintunya. Masyarakat segera mengikuti tindakan tersebut, yaitu meletakkan gambar cetakan kedua jenderal tersebut di depan pintu rumah mereka dengan harapan akan menarik peruntungan bagus dan menolak roh jahat. Akhirnya kebiasaan tersebut tersebar ke seluruh China. Tokoh-tokoh pahlawan dan legendaris lainnya akhirnya ditambahkan ke dalam daftar pasangan yang menjadi Men Shen.[4]
Qin Shubao (Hanzi=秦叔寳; Hokkien=Cin Siok Po) atau Qin Qiong (Hanzi= 秦瓊; Hokkien= Cin Kiong) berpasangan dengan Yuchi Jingde (Hanzi= 尉遲敬德; Hokkien=Ut Ti Keng Tek) atau Yuchi Gong (Hanzi= 尉遲恭; Hokkien= Ut Ti Kiong); keduanya termasuk kelompok Dewa Pintu Militer. Mereka adalah dua jenderal terkenal pada masa Dinasti Tang (618 – 907 M) yang membantu Kaisar Tang Taizong (Hanzi=唐太宗; Hokkien=Tong Thai Cong) yang bernama lahir Li Shimin (Hanzi= 李世民; Hokkien= Li Se Bin) mendirikan Dinasti Tang.[1]
Berdasarkan buku Li Dai Shen Xian Tong Jian (Hanzi=歷代神仙通鑒), pada masa-masa awal Kaisar Li Shimin naik tahta, dia sering kali merasa tidak enak badan. Pada malam harinya, ia sering bermimpi bertemu dengan hantu atau setan yang datang mengganggu. Mungkin hal ini disebabkan karena pada masa awal berjuang mendirikan kekuasaan negara, dia telah membunuh banyak orang (versi lain menyebutkan Kaisar Tang Taizong dihantui setelah ia mengerahkan pasukannya untuk membasmi seekor monster ular raksasa yang selalu menyebabkan malapetaka di Sungai Jing[5]). Dalam buku tersebut diceritakan: Di luar pintu kamar tidur dilempar batu bata dan genteng, setan dan siluman berteriak-teriak, 36 bangunan istana, 72 pekarangan, tiada malam yang tenang. Kaisar Tang Taizong diganggu sampai tidak enak makan dan tidur tidak nyenyak.[1]
Karena sudah tidak tahan lagi, kaisar menceritakan masalahnya kepada semua penasihatnya. Seorang Jendral bernama Qin Shubao mengajukan diri sambil berbicara dengan lantang, "Paduka jangan kuatir, sebagai jendral perang, hamba bersama Jenderal Wei Chi Gong siap menjaga di depan kamar tidur paduka setiap malamnya." Malam itu keduanya berjaga-jaga sambil memakai pakaian militer.[5] Pada malam tersebut tidak terjadi apapun, tidak ada suara-suara dari roh-roh jahat yang mengganggu.[1] Setelah dijaga beberapa malam, raja merasa tidak perlu menyusahkan kedua jenderalnya lagi, dia mendapat sebuah ide. Raja menitahkan seorang pelukis untuk melukis gambar kedua jendralnya "memakai baju besi dan memegang tombak bersabit, tampak berwibawa dengan sorot mata yang tajam" diatas kertas merah sebanyak sepuluh pasang. Kemudian setiap pintu kamar istana kerajaan ditempeli gambar sepasang jenderal itu dengan maksud untuk mengusir segala roh jahat dan segala kesialan.[1][5]
Semenjak itu, Kaisar Tang Taizong tidak diganggu lagi oleh roh-roh halus.[1] Bertahun-tahun kemudian, peristiwa ini tersebar luas di kalangan masyarakat sehingga mereka ikut memasang gambar Qin Shubao dan Yuchi Jingde menjadi Dewa Pintu yang dihormati di rumah-rumah penduduk.[5] Qin Qiong (atau Qin Shubao) digambarkan berkulit putih dan biasanya membawa pedang; Yuchi Gong (atau Yuchi Jingde) digambarkan berkulit gelap dan biasanya membawa tongkat militer.[4]
Qielan dan Wei Tuo
Khusus kuil yang bercorak Buddhisme, Men Shen yang dipuja adalah pasangan Bodhisatwa yang berpakaian perang lengkap, yaitu Qie Lan Pu Sa (Hanzi=伽藍菩薩) dan Wei Tuo Pu Sa (Hanzi=偉陀菩薩).[4]
Zhong kui (s=钟馗; t=鍾馗; pinyin=zhōngkuí) sebenarnya bukanlah Men Shen, melainkan dewa penangkap hantu. Tugasnya tersebut yang membuat lukisannya juga ikut dipasang masyarakat di pintu rumah sebagai "dewa penjaga" dari gangguan roh-roh jahat.
Fu Lu Shou Sanxing (Tiga Bintang Fu Lu Shou) juga disebut Sanxing Menshen (Hanzi= 三星門神; lit. Dewa Pintu Tiga Bintang). Ketiga trinitas dewa tersebut adalah Dewa Kekayaan (Fu Shen 福神 atau Fu Xing 福星), Dewa Jabatan (Lu Shen 祿神 atau Lu Xing 祿星), dan Dewa Panjang Umur (Shou Shen 壽神 atau Shou Xing 壽星). Mereka bertiga ditampilkan dalam satu lukisan atau ukiran, atau diukir dalam tiga rupang yang berbeda.[6]
Men Shen dan ritual tahun baru Imlek
Semenjak zaman dahulu, masyarakat China terbiasa menggantung gambar Men Shen yang baru pada depan pintu rumah mereka setiap Tahun Baru Imlek. Gambar Tahun Baru yang juga disebut nianhua (Hanzi=年畫) merupakan sebuah karya seni populer yang memiliki sejarah sangat panjang. Catatan penggunaannya yang paling awal tertuang dalam Shanhai jing (山海經) dari sekitar abad ke-4 hingga 2 SM, berupa gambar Shentu dan Yulei.[3]