Mathilde yang Suci
Santa Mathilde (atau Matilda) (sek. 895 – 14 Maret 968) merupakan istri Raja Heinrich I dari Jerman, penguasa Sachsen pertama dari Ottonian (atau Wangsa Liudolfing), dengan demikian Permaisuri Sachsen dari tahun 912 dan Ratu Jerman dari tahun 919 sampai 936. Putra sulung mereka Otto menggantikan ayahnya sebagai Raja Jerman dan dimahkotai sebagai Kaisar Romawi Suci pada tahun 962. Nama keluarga Mathilde ditujukan kepada Ringelheim, di mana kerabat komitalnya Immedinger mendirikan sebuah biara pada sekitar tahun 940. BiografiPerincian kehidupan Santa Mathilde kebanyakan berasal dari singkatan yang disinggung di dalam Res gestae saxonicae sejarawan monastik Widukind dari Corvey (sek. 925 – 973), dan dari dua biografi sakral (the vita antiquior dan vita posterior) yang masing-masing dituliskan pada tahun 974 dan 1003. Santa Mathilde merupakan putri Margrave Westphalia Dietrich dan istrinya Reginlind, dan penulisan biografinya ditelusuri kembali ke nenek moyangnya yang legendaris Sachsen pemimpin Widukind (sek. 730 – 807). Salah satu saudarinya menikah dengan Pangeran Wichmann I, anggota keluarga Wangsa Billung. Sebagai seorang gadis, ia dikirim ke Biara Herford, di mana neneknya Mathilde menjadi kepala biarawati dan di mana reputasi kecantikan dan kebajikannya (kemungkinan juga maskawin Westphalia-nya) konon menarik perhatian Adipati Otto I dari Sachsen, yang menjodohkannya dengan putra dan pewarisnya yang baru saja menduda, Heinrich I dari Jerman. Mereka menikah di Wallhausen pada tahun 909. Sebagai putra sulung yang selamat, Heinrich menggantikan ayahnya sebagai Adipati Sachsen pada tahun 912 dan setelah kematian Raja Konrad I dari Jerman terpilih sebagai Raja Jerman (Francia Timur) pada tahun 919. Ia dan Mathilde memiliki 3 orang putra dan 2 orang putri:
After her husband had died in 936, Matilda and her son Otto established Quedlinburg Abbey in his memory, a convent of noble canonesses, where in 966 her granddaughter Matilda became the first abbess. At first she remained at the court of her son Otto, however in the quarrels between the young king and his rivaling brother Henry a cabal of royal advisors is reported to have accused her of weakening the royal treasury in order to pay for her charitable activities. After a brief exile at her Westphalian manors at Enger, where she established a college of canons in 947, Matilda was brought back to court at the urging of King Otto's first wife, the Anglo-Saxon princess Edith of Wessex. Matilda died at Quedlinburg, she outlived her husband by 32 years. Her and Henry's mortal remains are buried at the crypt of the St. Servatius' abbey church. PemujaanSanta Mathilde dipuja atas pengabdiannya kepada doa dan sedekah; penulis biografi pertamanya menggambarkan (di dalam satu bagian vita pada abad ke-6 Ratu Franka Radegund oleh Venantius Fortunatus) pergi dari sisi suaminya pada tengah malam dan menyelinap ke gereja untuk berdoa. Santa Mathilde mendirikan banyak institusi keagamaan, termasuk Gereja Quedlinburg, yang menjadi pusat Eklesiologi hidup sekuler di Jerman di bawah kekuasaan wangsa Ottonian, serta biara-biara Santo Wigbert di Quedlinburg, di Pöhlde, Enger dan Nordhausen di Thüringen, seperti berasal dari salah satu sumber vitaenya. Ia kemudian dikanonisasikan dengan pemujaannya sebagian besar di Sachsen dan Bayern. Hari perayaannya menurut kalender santo dan santa Jerman jatuh pada tanggal 14 Maret. SumberSumber Pertama
Sumber Kedua
Bacaan selanjutnya
Referensi |