Masjid Jami' Gresik
Masjid Jami' Gresik atau Masjid Alun-Alun Gresik adalah salah satu tempat ibadah umat Islam yang berdiri di wilayah Kelurahan Pekauman, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.[1] Masjid ini pertama kali didirikan oleh Nyai Ageng Pinatih, yang merupakan ibu asuh dari Sunan Giri.[2] Masjid ini mengalami pemindahan lokasi bangunan dari kawasan perbukitan tepi pelabuhan Kabupaten Gresik (Teluk Lamong) menuju pusat perekonomian dan pemerintahan yang kini menjadi lokasi alun-alun kabupaten. Lokasi terbaru ini juga berjarak sekitar tiga ratus meter dari makam Sunan Maulana Malik Ibrahim atau dikenal sebagai Sunan Gresik.[3] Masjid ini mengalami insiden bencana alam yang terulang. Sehingga menyebabkan bangunan direnovasi. Renovasi pertama adalah pemindaham masjid ini ketika daya muat pengguna atau jamaah ibadah di masjid ini semakin banyak. Pada saat ini pula, dilakukan pemindahan lokasi bangunan masjid dari dekat pesisir atau Syahbandar Gresik menuju pusat pemerintahan yang kini menjadi kompleks pendapa dan alun-alun Kabupaten Gresik.[4] SejarahMasjid Jami' Gresik didirikan oleh Nyai Ageng Pinatih. Pada awal mula pendirian masjid ini, berlokasi di tanah lapang di seputar yang kini wilayah Kelurahan Kebungson, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Masjid ini mulai digagas dan dibangun pada tahun 1458 ketika Nyai Ageng Pinatih ditunjuk sebagai Syahbandar Pelabuhan Timur oleh Kerajaan Majapahit.[5] Masjid mengalami perpindahan lokasi setelah insiden terbakar bangunan pada pertama kalinya. Sebelum terbakar, Sunan Maulana Malik Ibrahim sempat mengupayakan pemindahan dan belebaran bangunan masjid dikarenakan perlunya penambahan kebutuhan ibadah para pengunjung dan jamaah. Pemindahan dilakukan pada tahun 1712 ketika Kabupaten Gresik dipimpin oleh Tumenggung Puspanegara. Lokasi pemindahan berada di dekat pondok pesantren yang dipimpin langsung oleh Sunan Maulana Malik Ibrahim. Sehingga para santrinya juga memanfaatkan Masjid Jami' Gresik sebagai tempat ibadah bersama (berjamaah) ketika masuk waktu beribadah jeda belajar di pondok pesantren. Masjid Jami' Gresik telah mengalami insiden kebakaran berkali-kali setelah kebakaran pertama pada tahun 1712. Diantaranya pada tahun 1786 dan 1796.[6] Bangunan Terdampak BencanaMasjid Jami' Gresik mengalami beberapa kali renovasi akibat kejadian bencana yang merusak bangunannya. Kejadian pertama adalah insiden kebakaran yang menyebabkan konstruksinya dibangun ulang, namun tanpa meninggalkan unsur bangunan aslinya.[5] Kejadian ini terjadi pada tahun 1712 ketika Kabupaten Gresik dipimpin oleh Tumenggung Puspanegara. Renovasi kali ini masih memanfaatkan kayu sebagai bahan penyangga utamanya. Namun, konstruksi pembangunannya menggunakan konsep dan konstruksi kolonial Belanda. Pranala luar
Referensi
|