Masjid Banya Bashi ( Bulgaria: Баня баши джамия, Banya bashi dzhamiya) adalah masjid yang berada di Sofia Bulgaria. Masjid ini dibangun oleh arsitek dan insinyur sipil Mimar Sinan. Masjid Banya Bashi terletak di kawasan Boulevard Maria Luiza di pusat Kota Sofia.
Sejarah
Masjid Banya Bashi dibangun di masa Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) berkuasa di Bulgaria lebih dari lima abad (abad ke-14 hingga ke-19) oleh arsitek Mimar Sinan, arsitek yang juga mendesain masjid raya Selimiye di Edirne, Türkiye.[2] Pembangunannya selesai pada tahun 1576 ketika Turki Usmani di bawah pemerintahan Sultan Murad III (1574-1595) menjadikan Masjid Banya Bashi sebagai salah satu masjid tertua di Eropa. Nama masjid ini Banya Bashi berarti "banyak pemandian", yang dulunya terdapat di tempat di sebelah masjid.[3]
Usianya yang sudah begitu tua tak menjadikan kemegahan masjid ini memudar. Hingga kini bangunan masjid ini masih terlihat kokoh. Di era rezim komunis berkuasa di Bulgaria, Masjid Banya Bashi sempat ditutup oleh penguasa. Dan paska tumbangnya rezim komunis, Masjid Banya Bashi kembali ke fungsinya semula hingga hari ini melayani komunitas muslim di Kota Sofia yang mencapai 8.614 jiwa dari keseluruhan populasi Sofia yang berjumlah 1.170.842 jiwa.[4]
Arsitektur
Masjid ini terkenal karena kubah besar dan menara tinggi yang dimilikinya. Penggunaan batu bata merah membuat bangunan menara ini terlihat mencolok di antara bangunan-bangunan tinggi lainnya di kawasan Boulevard Maria Luiza yang berada di pusat Kota Sofia.
Saat tiba waktu salat lima waktu, suara azan kerap berkumandang dari pengeras suara yang terdapat pada bangunan menara ini. Ada empat buah kubah yang menghiasi bangunan masjid. Keempat kubah ini berwarna putih. Satu buah kubah berukuran besar berada di bagian tengah atap masjid. Sementara ketiga kubah lainnya yang berukuran lebih kecil berjajar di samping kubah utama.
Berbeda dengan eksterior kubah yang didominasi warna putih, dinding bagian luar masjid hampir seluruhnya didomniasi oleh warna merah kecoklat-coklatan. Warna merah kecoklat-coklatan ini dikarenakan sang arsitek menggunakan bahan baku batu bata untuk membuat dinding masjid. Sementara desain lengkung tampak menghiasi bagian luar pintu masuk menuju ke ruangan salat. Desain lengkung juga digunakan Sinan pada saluran ventilasi udara yang terdapat pada dinding-dinding masjid.[5]
Galeri
-
Interior
-
tampak dari depan
-
-
Referensi