Manuver feint

Manuver feint, sebenarnya sebuah istilah dari Bahasa Prancis yang masuk ke dalam bahasa Inggris melalui disiplin pedang dan anggar,[1] adalah manuver militer yang dirancang untuk mengelabui atau menyesatkan dengan berpura-pura mundur atau mengalihkan serangan kepada titik yang sebenarnya bukan jadi tujuan, sehingga konsentrasi musuh pecah dan tidak sanggup memusatkan kekuatan[2]. Manuver feint dicapai dengan memberikan kesan bahwa suatu manuver tertentu akan terjadi, padahal sebenarnya manuver lain yang sebenarnya akan dilakukan, atau bahkan sebenarnya tidak ada manuver sama sekali. Dalam taktik militer dan banyak jenis pertarungan, terdapat dua jenis feint: serangan feint dan mundur feint.


Praktik dalam sejarah

Pada tahun 1944, sekutu melancarkan Operasi Bodyguard, sebuah manuver feint yang cukup masif untuk mengelabui dan mengalihkan perhatian Jerman dari serangan besar-besaran yang sebenarnya disiapkan pada saat invasi D-Day.[3]

Dalam Perang Gallia, tahun 52 SM, pada saat terjebak karena kesulitan menyeberangi Sungai Elave, Julius Caesar menyembunyikan 40 dari 60 kohort pasukannya, membuat seolah sisa 20 kohort pasukannya masih sejumlah 60 kohort dan terus berjalan di sepanjang sungai. Dia kemudian membawa sisanya sebesar 40 kohort untuk memperbaiki jembatan yang rusak, dan menyeberang untuk menyerang pasukan Vercingetorix secara tiba-tiba setelah berhasil menyeberangi sungai.[4]

Muhammad memanfaatkan manuver feint secara luas. Salah satu contoh penggunaan awalnya adalah selama Invasi Bani Lahyan. Muhammad berangkat pada bulan Rabi‘ Al-Awwal, atau Jumada Al-Ula, pada tahun 6 H (Juli 627 M) dengan 200 pejuang Muslim dan berpura-pura menuju ke Suriah, lalu segera mengubah rute menuju Batn Gharran, tempat di mana 10 Muslim tewas dalam Ekspedisi Al Raji. Bani Lahyan berada dalam keadaan siaga dan mendapatkan kabar tentang perjalanannya. Suku tersebut kemudian segera melarikan diri ke puncak gunung terdekat dan tetap berada di luar jangkauannya. Dalam perjalanan pulang, Muhammad mengirimkan sekelompok sepuluh penunggang kuda ke tempat yang disebut Kura‘ Al-Ghamim, di dekat pemukiman Quraish, untuk secara tidak langsung mengonfirmasi kekuatan militernya yang semakin berkembang. Semua pertempuran kecil itu berlangsung selama 14 hari, setelah itu ia kembali pulang.[5][6]

Muhammad juga memerintahkan Ekspedisi Abu Qatadah ibn Rab'i al-Ansari pada Bulan Desember 629 [7] untuk mengalihkan perhatian dari niatnya untuk menyerang Mekkah. Ia mengirimkan delapan orang untuk menyerang sebuah kafilah yang melintas melalui Edam.[8]

Di China, selama Pertempuran Fancheng, Jenderal Xu Huang, bawahan Cao Wei dikirim untuk melawan Guan Yu di Distrik Fancheng. Menyadari bahwa sebagian besar pasukan musuh terdiri dari rekrutan baru yang tidak terlatih, Xu Huang tidak langsung bertempur tetapi berkemah di belakang musuh untuk memberikan efek pencegah kabur. Sementara itu, ia memerintahkan bawahan-bawahannya Xu Shang (徐商) dan Lü Jian (呂建) untuk mengawasi penggalian parit di sekitar benteng musuh yang dekat di Yancheng (偃城) untuk menipu musuh agar berpikir bahwa ia mencoba memotong pasokan ke Yancheng. Penipuan tersebut berhasil, dengan posisi tersebut ditinggalkan, yang memberikan Xu Huang pijakan di medan pertempuran. Pada saat itu, total dua belas kamp telah terkumpul di bawah bendera Xu Huang. Dengan pasukan yang diperkuat, Xu Huang akhirnya melancarkan serangan ke kamp Guan Yu. Pengepungan musuh memiliki lima kamp, sehingga Xu Huang menyebarkan kabar bahwa ia berencana menyerang kamp utama. Ia diam-diam menyerang empat kamp samping lainnya. Ketika Guan Yu melihat bahwa empat kamp samping telah dihancurkan, ia memimpin sendiri 5.000 penunggang kuda untuk menghadapi penyerang tetapi akhirnya kalah. Banyak pasukannya terpaksa terjun ke Sungai Han dan tenggelam. Pengepungan di Fancheng pun dibuka.

Jenis manuver

Ada dua jenis sub manuver feint, yaitu untuk keperluan menyerang balik secara tiba-tiba dan keperluan mundur.

Serangan

Serangan feint dirancang untuk merusak tindakan pertahanan ke arah titik yang akan diserang. Biasanya digunakan sebagai pengalihan untuk memaksa musuh mengonsentrasikan lebih banyak pasukan di area tertentu, guna melemahkan kekuatan lawan di area lainnya yang direncanakan akan diserang.[9] Berbeda dengan manuver pengalihan terkait, demonstrasi, serangan feint melibatkan kontak langsung dengan musuh.

Mundur

Retret feint', atau mundur palsu, dilakukan dengan melibatkan atau merepotkan musuh sebentar, kemudian mundur. Ini bertujuan untuk menarik pengejaran musuh ke dalam penyergapan yang sudah dipersiapkan, mendapat posisi yang lebih baik ketimbang posisi awal lawan, atau untuk menyebabkan kekacauan gerakan lawan. Hal ini misalnya ditunjukkan dalam Pertempuran Hastings, di mana pasukan Saxon terjebak mengejar kavaleri Norman, sehingga akhirnya mereka malah kehilangan posisi yang awalnya mengutungkan, dan berbalik dibantai.[10]

Tembakan Parthia adalah contoh lain dari manuver retret feint yang lebih nyata, di mana pemanah berkuda Parthia mundur dari pertempuran dan, sambil menunggang, mereka akan memutar tubuh untuk menembak musuh yang mengejar.

Referensi

  1. ^ "Definition of feint | Dictionary.com". www.dictionary.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-17. 
  2. ^ Conduct a Feint. dari situs army.mil
  3. ^ Deception at D-Day: How Fake Armies, False Radio Traffic and Even Rubber Tanks Helped Fool Hitler. dari situs nationalinterest.org
  4. ^ Holmes, T. Rice (1911). Caesar's Conquest of Gaul. Clarendon Press: Oxford, England. hlm. 148–150. ISBN 978-5-8795-6987-2 – via Google Books. 
  5. ^ Mubarakpuri, Saifur Rahman Al (2005), The Sealed Nectar, Darussalam Publications, hlm. 205, ISBN 9798694145923 [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Mubarakpuri, Saifur Rahman Al (2002), When the Moon Split, DarusSalam, hlm. 205, ISBN 978-9960-897-28-8 [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ Abu Khalil, Shawqi (1 March 2004). Atlas of the Prophet's biography: places, nations, landmarks. Dar-us-Salam. hlm. 218. ISBN 978-9960897714.  Note: 6th Month, 8AH = September 629
  8. ^ Sa'd, Ibn (1967). Kitab al-tabaqat al-kabir, By Ibn Sa'd, Volume 2. Pakistan Historical Society. hlm. 164. ASIN B0007JAWMK. THE SARIYYAH OF ABO QATADAH IBN RIB'I AL- ANSARl TOWORDS BATN IDAM. 
  9. ^ Maxwell, Garret (1994). Faoil, Foil, Saber, and Épée Fencing: Skills, Safety, Operations, and Responsibilities. Penn State Press. hlm. 48. 
  10. ^ Battle of Hasting. dari situs thinking history.co.uk