Mamba adalah sebutan umum untuk empat spesies ular berbisa mematikan yang semuanya diklasifikasikan sebagai genus Dendroaspis. Ular-ular ini endemik di Benua Afrika dan beberapa jenisnya mendapat reputasi sebagai ular yang paling mematikan di dunia. Banyak dongeng dan cerita legenda tentang Mamba di kalangan penduduk Afrika.[1][2][3]
Etimologi
Nama ilmiah genusnya, Dendroaspis, berasal dari dua kata: δένδρον (dendron) yang berarti "pohon",[4] dan ασπίς (aspis) yang berarti "perisai",[5] tetapi kata aspis ini juga digunakan sebagai sebutan untuk beberapa jenis ular.[6] Secara utuh, Dendroaspis bermakna "ular pohon" (tree asp), mengacu pada ekologi sebagian ular-ular ini yang merupakan hewan pepohonan (arboreal). Takson ini dideskripsikan pertama kali oleh ilmuwan Hermann Schlegel pada tahun 1848.[7]
Pengenalan
Mamba memiliki ukuran tubuh bervariasi dari jenis satu ke jenis lainnya. Jenis terbesar adalah mamba hitam (D. polylepis) yang panjangnya mampu mencapai 4.5 meter, dan merupakan ular berbisa terpanjang di Benua Afrika serta terpanjang kedua di dunia setelah ular anang (Ophiophagus hannah).[8]
Tiga dari empat spesies mamba , yakni D. angusticeps (Mamba hijau timur), D. jamesoni, dan D. viridis adalah ular diurnal (beraktivitas pada siang hari) dan merupakan tiga dari jenis-jenis Elapidae yang tinggal dan berkelana di pepohonan (arboreal). Sedangkan satu spesies, yaitu mamba hitam, lebih banyak berkelana di atas tanah (terestrial) dan aktif pada malam hari (nokturnal). Seperti ular sendok, mamba juga melakukan pertahanan diri dengan mengangkat kepala dan memipihkan lehernya. Akan tetapi, leher yang memipih tersebut tidak membentuk tudung seperti pada kobra. Selain memipihkan leher, mamba juga membuka mulutnya untuk menakut-nakut musuhnya.
Kecepatan
Spesies mamba terbesar, yaitu mamba hitam, adalah ular yang sangat terkenal di dunia karena kemampuannya bergerak dengan cepat. Mamba hitam dapat "berlari" dengan kecepatan hingga 12 mil/jam, dan mendapat reputasi sebagai ular tercepat di dunia.[1][9] Akan tetapi, mamba hitam biasanya hanya bergerak cepat untuk menghindari bahaya.[1]
Bisa
Semua jenis mamba adalah ular berbisa yang sangat mematikan. Bisa mamba terutama bersifat neurotoksin (juga disebut dendrotoksin), juga terdapat kandungan racun kardiotoksin[1][10] (kardiomiopati) dan fasikulin[11][12] (fasikulasi). Gigitan mamba berakibat fatal pada manusia jika tidak segera mendapatkan penanganan pertama dan pengobatan dengan antibisa.
Sebelum antibisa mamba tersedia, kematian akibat gigitan mamba sering terjadi. Rasio kematian akibat gigitan mamba hitam mencapai 100%.[13][14] Sekarang, tingkat kematian berkurang drastis karena antibisa mamba telah tersedia dan didistribusikan secara luas.
^The new encyclopedia of Reptiles (Serpent). Time Book Ltd. 2002.
^van Aswegen G, van Rooyen JM, Fourie C, Oberholzer G. (May 1996). "Putative cardiotoxicity of the venoms of three mamba species". Journal of Wilderness and Environmental Medicine. 7 (2): 115–21. doi:10.1580/1080-6032(1996)007[0115:PCOTVO]2.3.CO;2. PMID11990104.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^O'Shea, Mark (2005). VENOMOUS SNAKES OF THE WORLD. multiple places: US and Canada: Princeton University Press; Europe: New Holland (UK) Ltd. hlm. 78–79. ISBN978-0-691-15023-9. ...in common with other snakes they prefer to avoid contact;...Of the three species of green mambas...;...from 1957 to 1963...including all seven black mamba bites - a 100 per cent fatality rate
^Davidson, Terence. "IMMEDIATE FIRST AID". University of California, San Diego. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-02. Diakses tanggal 2011-09-22.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Schlegel, 1848 : Over Elaps Jamesonii Traill. Kort Verslag der Werkzaamheden verrigt door de leden van de commissie voor Bijdragen tot de Dierkunde, in het Lokaal van het Zoologisch Genootschap onder de zinspreuk: Natura Artis Magistra, te Amsterdam,