Makudur adalah pemimpin upacara manusuk sima atau penetapan sima daerah perdikan yang bebas dari pajak atas titah seorang raja.
Sang Makudur dalam prosesnya manusuk sima akan mempersembahkan air suci, dan mentasbihkan susuk serta watu kalumpang. Kemudian dia memberi hormat Sang Hyang Teas (sebutan tugu prasasti, sinonim dengan susuk dan Sang Hyang Watu Sima) yang terletak di bawah witana. Selanjutnya, dengan langkah yang teratur Makudur menuju tugu batu tersebut dan menutupnya dengan kain wdihan, selanjutnya Sang Makudur memegang ayam, lalu memotong lehernya berlandaskan watu kalumpang. Disusul dengan membanting telur ke atas batu sima sambil mengucapkan sapatha (kutukan), sumpah dan ancaman bagi yang melanggarnya.[1]
Referensi
- ^ "Susuk di Zaman Hindu Buddha". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2020-09-24. Diakses tanggal 2021-12-31.