Situs Makam Kuno Tenri Olle adalah situs pemakaman kuno di Desa Pancana Tanete, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Di kompleks permakaman ini juga banyak dijumpai makam baru yang letaknya tidak beraturan. Bangunan yang berarsitektur kolonial di pancana hanya terdapat pada makam raja Tenri Olle, berbagai langgam arsitektur kolonial turut memberi warna khas dengan karakteristik kolonial yang mudah dikenali. Makam Tenri Olle membuktikan bahwa pada masa kekuasaannya dia bersahabat dengan Belanda dan diberikan penghargaan, sehingga pada saat meninggal makamnya dibangun dengan arsitektur bergaya Eropa pada abadke 18-19 Masehi. Pancana merupakan kawasan Bersejarah yang sudah lama dihuni oleh masyarakat. Banyak situs situs arkeologi Islam ditemukan menunjukkan bahwa agama Islam pernah berkembang diwilayah ini
Tenri Olle dengan nama lengkap Siti Aisyah We Tenri Olle adalah satu diantara sekian banyak raja perempuan bugis, dia adalah raja Tanete, Putri kedua La Tunampare, to Apatorang Arung Ujung. Masa kekuasaan We Tenri Olle terbilang cukup lama, 55 tahun , yakni sejak 1855 hingga 1910.
Tinjauan arkeologis
Bagian nisan
- Nisan makam Datu Tenri Olle yang dipenuhi seni kaligrafi dengan bunyi Inskripsi sebagai berikut: إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً # وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمفَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ # فَإِنَّكَ غَافْرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ Artinya: Wahai Tuhan! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim. Maka beritahu aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha pengampun dosa yang besar.
- Bagian kaki nisan, terdapat aksara: Ri eppa' Syawal sanatan albaa'i 1328 ri aksera oktabire, ri taung 1910 nallinrung iyawaee datueE ri Tanete matinroe ri akuasana ri bola sadana ri Pancana Artinya: Pada tanggal empat syawal tahun al Ba'i 1328 Hijeriah, pada tanngal sembilan oktober 1910, inilah raja Tanete yang wafat di rumah istananya di pancana.
Bagian jirat
- Jirat atau dinding bagian kepala dalam, terdapat aksara: Nalelena Pammasenna Alalahu Ta'ala We Pancaitana, aseng Ara'na Fatimah Bin Ilyas, Datue Ri Tanete Riassone Aha' , Tette Enneng Ri Ele-e Ri Limana Uleng Zulhajji Taung 1926 (Masehi) atau Hijeratun Isa Alaehissalama. Mappake dua bintang melebbi, sewwana, sewwa riaseng ridderu on Denner Lansenar.....(tidak dapat dibaca). Artinya: Kembali ke Rahmatullah wafat We Pancaitana, nama Arabnya Fatimah Bin Ilyas, datu tanete, pada hari minggu tepat pukul enam pagi, pada tanggal Lima Zulhijjag 1344 Hijriah, dari perpindahan nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, pada tanggal 16 juli 1926 Masehi, dari perpindahan Isa Alaehissalam, dari rahim ibunya ke dunia, almarhum masa hidupnya memakai dua bintang yang mulia, satu di antaranya disebut Ridderu on Denner Lansenar.[1]
- Jirat/dinding bagian kaki dalam, terdapat aksara: La ilaha iLLaLLah Muhammadan RasuluLLah almaliku alhaqqul mubiin, ya Muhammad falaa tabequ tanaaha illa kariimun wa mujudan; Artinya: Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi penayayang. Tidak ada Tuhan melainkan Allah Muhammad adalah Rasulullah yang memiliki kebenaran yang jelas. Hai yang terpuji, maka tidaklah sampai kami mencapai sesuatu kecuali dengan kemulian dan ketinggian
- Jirat/dinding bagian timur, terdapat aksara: Almahmuudon alaa walaa yuelaa alaehi Artinya: Muhammad berada di atas dan tidak ada di atas dari padanya
- Jirat/dinding bagian barat, terdapat aksara: Kullamaa dahala alaeha zakariyaa mihrab ajjalu bishshalawaati qabelai fauti Artinya: Setiap saat Zakariah memasuki ke mihrab, bersegerahla melaksanakan shalat sebelelum lewat waktunya
Referensi
- ^ Effendy, Muslimin (2013). Monumen Islam di Sulawesi Selatan. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. hlm. 132–134. ISBN 978-602-8405-50-8.