Madah Kelana adalah kumpulan sajak dari seorang penyair Indonesia Angkatan Poedjangga Baroe, Sanusi Pane.[1] Kumpulan sajak ini diterbitkan pada tahun 1931 dan merupakan buku sajaknya yang kedua.[1][2] Sajak-sajak ini menceritakan tentang seorang kelana yang mencari kebahagiaan dan akhirnya menemukan apa yang dicarinya itu di dalam dirinya sendiri.[1] Kumpulan sajak yang berjudul Madah Kelana ini dibuat setelah Sanusi Pane berkeliling India sejak tahun 1929 - 1930.[3] Sajak-sajak yang ada di dalam Madah Kelana masih bersifat romantis dan kita banyak menjumpai sajak-sajak yang bertemakan cinta.[2] Sajak terbesar yang ada di dalam Madah Kelana berjudul Syiwa Nataraja, melukiskan keinginan pengarang untuk bersatu dengan alam.[2] Selain sajak tersebut, masih ada sajak-sajak lain yang memiliki tema serupa seperti Awan, Penyanyi, Pagi, Damai, dan Bersila.[2] Hal ini membuktikan keyakinan Sanusi Pane bahwa manusia harus bersatu dengan alam.[2]
Dari segi penulisan, Madah Kelana merupakan sajak yang ditulis dalam Bahasa Indonesia yang matang dan bersifat modern.[1] Di kemudian hari, seorang pencipta lagu alias komponis, Cornel Simanjuntak berusaha membuatkan lagu untuk setiap sajak yang ada di dalam kumpulan sajak ini.[1] Namun usahanya tidak bisa diselesaikannya karena yang bersangkutan meninggal dunia.[1] Salah satu lagu terkenal yang telah berhasil dibuat adalah O Angin.[1]
Referensi