Ma Chengyuan (Hanzi: 马承源; 3 November 1927–25 September 2004) adalah seorang arkeolog dan epigraf Tiongkok yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Museum Shanghai. Ia dikenal karena berhasil menyelamatkan artefak yang sangat berharga dari penghancuran yang terjadi selama Revolusi Kebudayaan dan berperan penting dalam pengumpulan dana dan dukungan untuk membangun kembali Museum Shanghai. Ia adalah penerima Penghargaan John D. Rockefeller III dan dianugerahi Legiun Kehormatan oleh Presiden Prancis, Jacques Chirac.
Ma adalah seorang ahli perunggu Tiongkok dan telah menerbitkan lebih dari delapan puluh buku dan makalah pendidikan, termasuk ensiklopedia perunggu yang memiliki enam belas volume. Ia berperan dalam pemugaran peninggalan purba, termasuk bianzhong Jin Hou Su dan bilah buluh zaman Negara-Negara Berperang yang kini dianggap sebagai harta karun nasional Tiongkok.
Ma menderita depresi pada akhir kehidupannya dan memutuskan untuk bunuh diri pada September 2004.
Awal kehidupan dan karier
Ma Chengyuan lahir pada tahun 1927 di Shanghai. Pada tahun 1946, ia bergabung dengan salah satu gerakan bawah tanah Partai Komunis Tiongkok[1] dan lulus dari Departemen Sejarah Universitas Daxia di Shanghai, pendahulu Universitas Normal Tiongkok Timur, pada tahun 1951. Ia bekerja di Departemen Pendidikan Pemerintah Kota Shanghai sebelum bergabung dengan Museum Shanghai pada tahun 1954.[2] Pada awalnya, Ma ditugaskan menjadi pengelola dan sekretaris Partai Komunis museum, namun mengundurkan diri dari jabatan politiknya pada tahun 1956 untuk memusatkan perhatiannya pada karya-karya pendidikan,[3] kemudian menjadi direktur departemen penelitian perunggu.
Revolusi Kebudayaan
Seiring dengan meledaknya Revolusi Kebudayaan pada 1966, Ketua Mao Zedong, menyerukan pemusnahan Empat Lama dan Pengawal Merah remaja pun memasuki rumah-rumah rakyat untuk menghancurkan peninggalan-peninggalan zaman Tiongkok prakomunis. Kolektor-kolektor Shanghai yang sudah putus asa mencari perlindungan untuk barang-barang kunonya di Museum Shanghai dan Ma tidur di kantornya untuk mengangkat panggilan telepon dan menyuruh pegawai museum menyelamatkan barang-barang kuno setiap saat.[4][5]
Pada awalnya, Ma menjauhkan Pengawal Merah dari museum dengan menyamari pegawai-pegawainya sebagai Pengawal Merah palsu dan melindungi peninggalan-peninggalan dengan mengecat slogan-slogan Maois di etalase museum.[4][5] Namun demikian, beberapa pegawainya sendiri terbawa oleh semangat revolusioner. Sebuah faksi ekstremis yang berisikan pegawai museum menangkap Ma bersama pejabat senior lainnya dan memenjarakannya di gudang selama sembilan bulan.[5] Dalam rangka memaksa para pejabat untuk mengaku bahwa mereka "pengkhianat", para ekstremis berulang kali mengangkat mereka dan menjatuhkan mereka ke lantai marmer.[4][5] Beberapa rekan Ma tewas. Ma selamat dari penyaksaan dan dikirim ke kamp kerja di Provinsi Hubei selama lima tahun.[5]
Pada tahun 1972, setelah kunjungan bersejarah Presiden Amerika Richard Nixon ke Tiongkok, Ma dibawa kembali ke Shanghai untuk mengadakan tur pameran harta karun arkeologi di Amerika Serikat. Revolusi Kebudayaan berakhir setelah kematian Mao pada tahun 1976.[4][5]
Rujukan