Lubang Jeriji Saleh adalah sebuah gua batu kapur yang terletak di wilayah Karst Sangkulirang-Mangkalihat, provinsi Kalimantan Timur, Indonesia yang memiliki seni figuratif yang dipercaya tertua di dunia.[1]
Lukisan gua
Lubang Jeriji Saleh berisi banyak lukisan gua. Yang tertua dari lukisan-lukisan ini, diciptakan lebih dari 40.000 (mungkin setua 52,000) tahun yang lalu,[2][3][4] dan dipercaya merupakan gambar banteng.[5] Banteng tersebut selebar sekitar 5 kaki (1,5 meter),[6] dan tergambar dari oker jingga kemerahan di dinding gua batu kapur.[7]
Ada tiga "fase" teridentifikasi dalam lukisan gua. Yang pertama berisi gambar banteng dan stensil tangan oker. Yang kedua berisi lebih banyak stensil dengan "warna murbei" bersama dengan penggambaran manusia. Tahap ketiga menggambarkan manusia, perahu dan desain geometris.[8]
Penyelidikan
Lukisan-lukisan gua ini pertama kali ditemukan pada tahun 1996 oleh Tim Perancis-Indonesia: Pindi Setiawan (Indonesia) penjelajah Prancis Luc-Henri Fage.[9], dan Peneliti CNRS Michael Chazine dan dipelajari oleh Luc-Henri Fage selama berbagai misi (2001, 2002, 2003).
Tim yang memberi tanggal pada lukisan gua dipimpin oleh Maxime Aubert dari Universitas Griffith dan Pindi Setiawan dari Institut Teknologi Bandung,[10] yang sebelumnya telah menyelidiki lukisan gua di pulau Sulawesi.[11]
Untuk menanggal lukisan, tim tersebut menggunakan teknik penanggalan pada kandungan kalsium karbonat (batu kapur) dekat dengan lukisan-lukisan tersebut. Laporan hasil penelitian diterbitkan di jurnal Nature.
Pengaruh
Penemuan lukisan gua ini penting dalam sejarah budaya manusia, karena itu menambah pandangan bahwa seni gua diciptakan secara bersamaan di Asia Tenggara dan Eropa. Namun, tidak diketahui siapa orang-orang yang menciptakan lukisan-lukisan dan apa yang terjadi pada mereka.[12]
Francesco d'Errico, seorang ahli dalam seni prasejarah di Universitas Bordeaux, menyatakan penyelidikan sebagai "penemuan arkeologi besar", tetapi juga menambahkan bahwa penemuan tersebut hanya memberikan sedikit informasi tentang asal-usul geografis seni.[13]
Referensi
^Aubert, M.; Setiawan, P.; Oktaviana, A. A.; Brumm, A.; Sulistyarto, P. H.; Saptomo, E. W.; Istiawan, B.; Ma’rifat, T. A.; Wahyuono, V. N.; Atmoko, F. T.; Zhao, J.-X.; Huntley, J.; Taçon, P. S. C.; Howard, D. L.; Brand, H. E. A. (2018-11-07). "Palaeolithic cave art in Borneo". Nature. Springer Nature America, Inc. doi:10.1038/s41586-018-0679-9. ISSN0028-0836.
^Aubert, M.; et al. (7 November 2018). "Palaeolithic cave art in Borneo". Nature. Diakses tanggal 8 November 2018.Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link) CS1 maint: Explicit use of et al. (link)