Lisa del Giocondo
Lisa del Giocondo (15 Juni 1479 – 15 Juli 1542 atau sekitar 1551, pada usia 72 tahun), juga dikenal dengan nama Lisa Gherardini, merupakan seorang anggota keluarga Gherardini di Firenze dan Toskana di Italia. Namanya digunakan untuk Mona Lisa, lukisan dirinya yang dipesan oleh suaminya dan dilukis oleh Leonardo da Vinci pada masa Renaisans Italia. Sedikit yang diketahui mengenai kehidupan Lisa. Dia lahir di Firenze dan menikah sebelum usianya yang ke-20 tahun dengan seorang pria yang berprofesi sebagai perajin sepatu dan pedagang kain dan sutra yang kemudian menjadi pejabat setempat. Dari pernikahannya, Lisa melahirkan lima orang anak dan dirinya dianggap menjalani kehidupan yang nyaman sebagai ibu rumah tangga keluarga kelas menengah yang sederhana. Lisa hidup lebih lama daripada suaminya, yang berselisih usia cukup jauh darinya. Berabad-abad setelah kematian Lisa, Mona Lisa menjadi lukisan paling terkenal di dunia[a] dan memiliki cerita yang terpisah dengan kehidupan Lisa, model lukisannya. Spekulasi oleh para pakar dan penyuka karya seni menjadikan lukisan ini sebagai ikon dunia dan objek komersialisasi. Pada tahun 2005, penelitian yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Ruprecht Karl Heidelberg mengidentifikasi Lisa del Giocondo sebagai subjek dari Mona Lisa.[b] Kehidupan awal dan keluargaLisa lahir di Via Maggio, Firenze pada tanggal 15 Juni 1479,[1] namun selama bertahun-tahun ia diduga lahir di salah satu keluarga pemilik perdesaan Villa Vignamaggio di luar Greve.[c] Dia diberi nama Lisa, seperti nama neneknya dari pihak ayah.[2] Sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara, Lisa memiliki tiga adik perempuan—salah satunya bernama Ginevra—dan tiga adik laki-laki bernama Giovangualberto, Fransesco, dan Noldo.[3] Keluarga Lisa tergolong keluarga bangsawan yang telah kehilangan pengaruhnya.[4] Mereka tinggal di Firenze, awalnya di dekat Santa Trinita. Walaupun tidak kaya raya, mereka hidup berkecukupan, dengan penghasilan berasal dari lahan pertanian. Mereka kemudian menyewa sebuah tempat di dekat Santo Spirito, diduga karena tak sanggup lagi membiayai perbaikan rumah mereka saat terjadinya kerusakan parah. Mereka pindah ke kawasan yang sekarang bernama Via dei Pepi, lalu ke dekat Santa Croce. Di tempat inilah mereka tinggal bertetangga dengan Ser Piero da Vinci, ayah Leonardo.[5] Saat itu mereka masih memiliki rumah peristirahatan di St. Donato, desa Poggio, 32 kilometer (20 mi) di sebelah selatan kota.[6] Antonmaria di Noldo Gherardini, ayah Lisa, telah menikah sebanyak dua kali. Pada tahun 1476, ia menikahi Lucrezia del Caccia, yang kelak melahirkan Lisa. Dua istri sebelumnya—Lisa di Giovanni Filippo de’ Carducci yang dinikahi tahun 1465, dan Caterina Rucellai yang dinikahi tahun 1473—meninggal saat melahirkan.[1] Gherardini pada suatu masa memiliki atau menyewa enam lahan pertanian di Chianti, yang memproduksi gandum, anggur, dan minyak zaitun, serta memelihara hewan ternak.[7] Noldo, kakek Lisa, menghibahkan sebidang lahan pertanian di Chianti kepada Rumah Sakit Santa Maria Nuova. Gherardini menyewakan sebidang lahan pertanian lainnya, dan supaya ia dapat mengawasi panen gandum, keluarganya menghabiskan musim panas di sana, di sebuah rumah bernama Ca’ di Pesa.[7] Pernikahan dan kehidupan selanjutnyaKetika berusia lima belas tahun, tepatnya tanggal 5 Maret 1495, Lisa Gherardini menikah dengan Francesco di Bartolomeo di Zanobi del Giocondo, alias Francesco del Giocondo. Maskawin Antonmaria untuk pernikahan putrinya adalah sebidang lahan pertanian di dekat rumah peristirahatannya, ditambah uang sejumlah 170 florin emas. Maskawin sebesar itu relatif sedikit di kalangan masyarakat menengah, terlebih ketika dibandingkan dengan perjanjian keuangan yang dibuat dalam pernikahan-pernikahan lain. Ini menunjukkan bahwa keluarga Gherardini tidak kaya pada waktu itu dan bahwa Lisa dan suaminya menikah atas dasar saling mencintai. Francesco del Giocondo mungkin sudah berusia tiga puluh tujuh tahun saat menikah untuk ketiga kalinya ini. Hampir mirip dengan mertuanya, ia juga ditinggal mati oleh dua istrinya sebelum menikah dengan Lisa. Istri pertamanya, Camilla di Mariotto Rucellai, meninggal saat anak mereka, Bartolomeo, baru berusia satu tahun. Mendiang istri pertamanya adalah saudara perempuan ibu tiri Lisa, yaitu istri kedua ayahnya, yang bernama Caterina di Mariotto Rucellai. Rucellai adalah keluarga terpandang pada masa itu. Francesco adalah warga terpandang di Firenze, meskipun bukan tergolong tokoh terkemuka dalam pemerintahan kota. Ia berasal dari keluarga pedagang kain dan sutra yang cukup berada, sedangkan status ekonomi keluarga Lisa agak lebih rendah dari status ekonomi suaminya. Dalam budaya barat saat itu, perbedaan kelas sosial dan ekonomi antara mempelai perempuan dan laki-laki bukanlah hal yang luar biasa, begitu juga dengan usia sang suami yang jauh lebih tua, mengingat sebelumnya ia sudah pernah menikah. Dengan demikian, tak seperti yang diketahui banyak orang, tak ada yang ganjil mengenai status Lisa atau pernikahannya. Pasangan pengantin baru ini tinggal bersama di rumah keluarga Gherardini di Firenze dan menjalani hidup tenang sebagai warga kelas menengah. Keluarga besar ini berbagi segala kebutuhan rumah tangga, hingga akhirnya Francesco mampu membeli sebuah rumah pada 1503 di sebelah rumah tua keluarganya di Via della Stufa. Lisa dan Francesco memiliki lima anak, yaitu Piero, Camilla, Andrea, Giocondo, dan Marietta, empat di antaranya lahir antara 1496 dan 1507.[d] Leonardo diperkirakan melukis lukisan Lisa pada tahun yang sama.[e][8] Camilla dan Marietta menjadi biarawati Katolik. Camilla mengubah namanya menjadi Suster Beatrice di biara San Domenico di Caffagio, tempat ia dididik dan diasuh oleh adik Antonmaria, Suster Albiera, dan saudari Lisa, Suster Camilla (yang dibebaskan dari skandal berkunjungnya empat pria di biara) dan Suster Alessandra.[9] Beatrice meninggal pada usia 18 tahun[9] dan dimakamkan di Basilika Santa Maria Novella.[10] Nama Marietta menjadi suster Ludovica.[11] Menurut penelitian, Francesco meninggal karena serangan wabah pada tahun 1538, pada usia sekitar 80 tahunan. Lisa yang sangat berduka dibawa oleh putrinya, Suster Ludovica ke biara Sant' Orsola, dan ia menyusul mendiang suaminya empat tahun kemudian pada usia 63.[f][g] Akan tetapi, laporan lain menyebutkan bahwa Lisa mungkin meneruskan hidup hingga mencapai usia 71 atau 72 tahun, yang artinya ia meninggal sekitar tahun 1551.[6] Pada bulan Juni 1537, dalam surat wasiatnya Francesco mengembalikan mahar perkawinannya dengan Lisa, memberinya pakaian pribadi, perhiasan, dan menyediakan kebutuhan masa depannya. Francesco menulis dalam wasiatnya: "dengan segenap kasih sayang dan cinta pewaris pada Mona Lisa, istrinya tercinta; mempertimbangkan kenyataan bahwa selama ini Lisa telah memperlihatkan jiwa mulia sebagai istri yang setia; mengharapkan agar ia selalu tercukupi kebutuhannya…"[12] Mona LisaSeperti warga Firenze lainnya dalam hal keuangan, keluarga Francesco adalah pecinta dan pelindung benda seni. Putranya, Bartolommeo, meminta Antonio di Donnino Mazzieri untuk membuat sebuah lukisan di pemakaman keluarga di Basilica della Santissima Annunziata di Firenze. Andrea del Sarto melukis Madonna untuk anggota keluarganya yang lain.[10] Francesco meminta Leonardo untuk melukis istrinya, dan Domenico Puligo untuk melukis Santo Fransiskus dari Assisi. Ia diperkirakan meminta lukisan Lisa untuk merayakan kelahiran Andrea dan pembelian rumah keluarga.[8] Mona Lisa mewakili sosok wanita mulia pada abad ke-15 dan awal abad ke-16. Lisa digambarkan sebagai istri yang setia melalui posisi tangan kanannya yang bertumpu di atas tangan kirinya. Melalui karyanya, Leonardo juga melukiskan Lisa sebagai wanita modis dan mapan, yang mungkin lebih baik daripada sosok Lisa yang sebenarnya. Pakaian hitam dan cadar hitamnya dipengaruhi oleh mode Spanyol yang berkelas; warna hitam ini bukanlah ungkapan rasa duka atas kepergian putri pertamanya, sebagaimana yang dikemukakan oleh para pakar sebelumnya. Lukisan ini berukuran sangat besar; ukurannya sama dengan lukisan milik patron seni yang lebih kaya pada masa itu. Para pakar mengemukakan bahwa hal ini menandakan bentuk aspirasi sosial Fransesco dan Lisa.[13] Leonardo tidak memiliki sumber penghasilan selama musim semi 1503, yang antara lain disebabkan oleh ketertarikannya pada lukisan potret pribadi.[15][16] Namun, pada akhir tahun tersebut, Leonardo harus menunda pengerjaan Mona Lisa setelah ia menerima pembayaran untuk memulai Pertempuran Anghiari, yang pembayarannya lebih tinggi dan ia dikontrak untuk menyelesaikannya pada Februari 1505.[17] Pada tahun 1506, Leonardo masih menganggap lukisan Mona Lisa belum selesai.[18] Ia tidak menerima bayaran untuk karyanya tersebut dan tidak mengirimkannya kepada kliennya, Francesco.[19] Semasa hidupnya, Leonardo membawa Mona Lisa bepergian bersama dirinya, dan lukisan tersebut baru selesai beberapa tahun kemudian di Prancis,[20] diperkirakan pada tahun 1516.[h] Judul pada lukisan tersebut bertahun 1550. Salah seorang kenalan anggota keluarga Francesco,[6] Giorgio Vasari, menulis: "Leonardo membuat lukisan, untuk Francesco del Giocondo, lukisan Mona Lisa, istrinya"[18] (bahasa Italia: Prese Lionardo a fare per Francesco del Giocondo il ritratto di mona Lisa sua moglie.).[21] Judul lukisan tersebut dalam bahasa Italia (La Gioconda) dan Prancis (La Joconde) adalah nama pernikahan serta panggilan Lisa; dalam bahasa Indonesia, padanan katanya adalah "gembira" atau "yang berbahagia".[20] Spekulasi menyatakan bahwa nama Lisa setidaknya terdapat pada empat lukisan berbeda[22][23][24] dengan identitas sekurang-kurangnya sepuluh orang yang berbeda pula.[i][j][k][l] Pada akhir abad ke-20, lukisan ini menjadi ikon global yang telah digunakan pada lebih dari 300 lukisan lainnya dan dalam 2.000 iklan yang muncul satu buah setiap minggunya.[25] Pada tahun 2005, seorang ahli di perpustakaan Universitas Ruprecht Karl Heidelberg menemukan sebuah catatan dalam koleksi pustaka tersebut, yang menjelaskan bahwa subjek lukisan Leonardo adalah Lisa. Catatan tersebut ditulis oleh Agostino Vespucci pada tahun 1503, yang menyebut bahwa Leonardo sedang mengerjakan lukisan Lisa del Giocondo. Mona Lisa dimiliki oleh Prancis sejak abad ke-16 setelah François I membelinya seharga 4.000 keping emas, dan dengan demikian, lukisan ini menjadi milik rakyat Prancis setelah Revolusi Prancis.[26][27] Saat ini, sekitar 6 juta orang mengunjungi Mona Lisa setiap tahun di Louvre, Paris, tempat lukisan tersebut menjadi koleksi nasional Prancis.[m] Catatan kaki
Daftar pustaka
Pranala luar
|