6 Desember – Seorang tentara terbunuh dan seorang polisi terluka dalam dua pertikaian yang berbeda antara pasukan pemerintah dengan sejumlah terduga anggota kelompok Maute di Butig, Lanao del Sur, menurut seorang pejabat militer pada hari Selasa.[1]
10 Desember – Tiga anggota Abu Sayyaf, termasuk seorang pemimpinnya, terbunuh dalam baku tembak antara polisi dan para militan. Baku tembak ini terjadi di Malaysia.[2]
20 Desember – Empat kru kapal nelayan dilaporkan diculik di lepas pantai Sulu.[3]
24 Desember – Setidaknya enam belas orang, termasuk seorang perwira polisi, terluka dalam ledakan di luar sebuah gereja Katolik di Filipina selatan.[4]
28 Desember – Dua bom melukai tiga puluh tiga orang yang sedang menonton pertandingan tinju amatir di kota Hilongos.[5]
29 Desember – Sebuah bom meledak di sebuah jalan raya di Aleosan, pulau Mindanao, dan melukai enam orang.[5]
31 Desember – Sebuah alat peledak improvisasi meledak di luar sebuah gimnasium negara di Filipina selatan di mana suatu perkumpulan untuk perdamaian dan persatuan sedang dilaksanakan pada malam tahun baru, tidak ada yang terluka karena ledakan di luar gimnasium itu..[6]
2017
4 Januari – Pengepungan penjara Kidapawan 2017: Sekitar 100 orang bersenjata api menyerang Penjara Distrik North Cotabato di kota Kidapawan di Filipina selatan. Sejumlah 158 tahanan melarikan diri, empat belas dari antaranya segera tertangkap kembali, sedangkan lima orang terbunuh.[7]
29 Januari – Dua anak kecil terbunuh dan tiga anak lainnya terluka ketika sebuah bom meledak di Al-Barka.[8]
15 Februari – Delapan penumpang terluka ketika seorang terduga penembak dari Abu Sayyaf menembak sebuah bis di pinggiran Zamboanga.[9]
27 Februari – seorang pelaut Jerman dipenggal Abu Sayyaf di Filipina setelah ia disandera sejak 5 November 2017.[10]
16 Maret – Seorang pelaut Vietnam yang diculik pada tanggal 19 Februari oleh Abu Sayyaf dibunuh ketika ia mencoba melarikan diri dari para penculiknya.[11]
31 Maret – Sebuah alat peledak improvisasi meledak di pinggir jalan di Midsayap, North Cotabato sebelum dini hari Sabtu dan melukai seorang pengemudi becak. Seorang anak terluka.[12]
11 April – Pertikaian Bohol 2017: pada pukul At 5 pagi (Zona Waktu Filipina) sebuah baku tembak terjadi antara pemberontak Abu Sayyaf dan pasukan pro-pemerintah di Bohol, terhitung pada pukul 2 siang (Zona Waktu Filipina) seorang polisi dan tiga tentara terbunuh dalam pertikaian tersebut.[13]
13 Juli – Pihak militer menyatakan bahwa jenazah yang dipenuhi lubang peluru dari seorang warga negara Vietnam bernama Tran Viet Van telah ditemukan di desa Barangay, Buhanginan di kota Patikul, provinsi Sulu.[14]
28 Juli – Sembilan tentara terluka ketika sejumlah terduga militan meledakkan sebuah alat peledak improvisasi (IED) di Rajah Buayan, Maguindanao.[15]
18 Agustus – Superintenden Senior Polisi Agustin Tello menyatakan bahwa lima anggota Moro Islamic Liberation Front (MILF) tewas dalam pertikaian terakhir mereka dengan para militan BIFF pada hari Jumat.[16]
21 Agustus – Sembilan orang terbunuh, sedangkan enam belas orang lagi terluka setelah para perampok Abu Sayyaf menyerang sebuah desa di provinsi Basilan.[17]
16 Oktober – Pada dini hari, pemimpin kelompok Abu Sayyaf Isnilon Hapilon terbunuh oleh Angkatan Bersenjata Filipina, bersama dengan salah seorang pendiri kelompok Maute, Omar Maute, di kota Marawi.[18]
23 Oktober – Pengepungan selama lima bulan di Marawi berakhir dengan kemenangan di pihak Pemerintah Filipina.[19]
24 Oktober – Kelompok Maute diumumkan "telah tersapu bersih" oleh pihak angkatan bersenjata setelah kematian tujuh orang Maute bersaudara.[20]
15 Desember – Sisa-sisa kelompok Maute dilaporkan merekrut anggota baru di sekitar Marawi pada bulan Desember 2017. Penerus kelompok tersebut dijuluki "kelompok Turaifie" sesuai dengan nama terduga pimpinannya, Abu Turaifie.[21]
31 Desember –
Dua orang terbunuh dan enam belas lainnya terluka ketika sebuah alat peledak improvisasi meledak di sebuah jalan raya nasional.[22]
Seorang petugas polisi terbunuh dan lima lainnya terluka ketika sebuah bom meledak saat sebuah kendaraan patroli polisi melintas sekitar 400 meter dari Kantor Polisi tingkat Provinsi Kepolisian Nasional Filipina di Maguindanao.[23]
2018
1 Januari – Dua tentara dari Batalion Infantri ke-57 terluka ketika sebuah alat peledak improvisasi meledak 50 meter dari rumah sakit tingkat provinsi Maguindanao.[24]
8 Januari – Lima anggota pemberontak Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) dan seorang tentara terbunuh dalam serangan selama lima jam.[25]
9 Januari – Seorang tentara terbunuh sedangkan dua warga sipil terluka ketika sekelompok orang bersenjata yang diduga orang moro yang terinspirasi Negara Islam meledakkan dua bom terpisah di pinggir jalan di Maguindanao [26]
19 Januari – Dua ledakan mengguncang Barangay Semba, diperkirakan pelakunya adalah Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF). Tidak ada korban terluka di dua ledakan tersebut, akan tetapi pecahan dari ledakan tersebut mengenai gerbang rumah setempat dan beberapa pohon di sekitar tempat ledakan.[27]
25 Januari – Dua warga sipil terbunuh sedangkan seorang lagi terluka dalam sebuah ledakan alat peledak improvisasi di tengah sebuah sawah di kota Datu Piang, Maguindanao.[28]
1 Februari – Dua orang tewas sedangkan empat orang lainnya terluka setelah para perampok Abu Sayyaf menghadang sebuah kendaraan pribadi di Patikul, Sulu.[29]
14 Februari – Para anggota kelompok Abu Sayyaf menculik seorang insinyur pemerintah di Jolo, Sulu.[30]
18 Februari – Lima tentara, termasuk seorang perwira junior, terluka dalam sebuah ledakan bom di pinggir jalan di Datu Unsay, Maguidanao.[31]
29 April – Sejumlah ekstremis Abu Sayyaf menculik empat orang, termasuk dua orang polisi wanita di Patikul, Provinsi Sulu, Filipina.[32]
7 Mei – Tiga teroris Abu Sayyaf terbunuh dan tujuh tentara terluka pada sebuah pertikaian di Patikul di Provinsi Sulu, Filipina.[33]
13–14 Mei – Sebelas teroris Abu Sayyaf dan tiga tentara terbunuh, sedangkan 17 orang lain terluka dalam beberapa baku tembak di Patikul, Provinsi Sulu, Filipina.[34]
16 Juni – Seorang perempuan yang diduga hamil terbunuh, serta seorang anak laki-laki berusia 14 tahun juga terbunuh oleh tembakan mortir dari para anggota BIFF di kota General Salipada K. Pendatun, provinsi Maguindanao, Filipina.[35][36]
30 Juni – Para Militant BIFF meledakkan dua bom yang mengguncang Barangay Hall (Balai Kota) Barangay Timbangan, kota Shariff Aguak, Provinsi Maguindanao, Filipina. Tidak ada korban terluka di insiden tersebut.[37]
1–4 Juli – Delapan anggota BIFF terbunuh di serangkaian baku tembak di Maguindanao yang bermula pada hari Minggu.[38]
31 Juli – Sebuah bom meledak di dalam sebuah mobil van dan membunuh seorang terduga pengebom, seorang tentara, empat petugas paramiliter, dan empat warga sipil, yang termasuk seorang seorang ibu dan satu anaknya, di sebuah pos militer di kota Lamitan, Provinsi Basilan, Filipina selatan. Dua belas orang lain terluka dalam serangan tersebut.[39][40][41]
28 Agustus – Dua warga sipil terbunuh dan tiga puluh enam lainnya terluka karena ledakan sebuah bom rakitan di sebuah festival jalanan, di sebuah kota di provinsi Sultan Kudarat, Filipina selatan.[42]
2 September – Pengeboman Isulan 2018: Sebuah bom meledak di dalam sebuah warung internet di Filipina selatan dan membunuh setidaknya 1 orang dan melukai 15 orang lain. Serangan tersebut diduga dilaksanakan oleh Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF).[43][44]
14 September – Pertikaian dengan kelompok Abu Sayyaf di kota Patikul berakhir dengan 17 anggota militer terluka, sedangkan 7 militan Abu Sayyaf terbunuh dan 6 terluka.[45]
16 September – Delapan orang terluka, termasuk seorang anak perempuan berusia enam tahun, ketika sebuah bom meledak di depan sebuah apotek di kota General Santos, Filipina. Pihak kepolisian menuduh kelompok BIFF yang pro-ISIS bertanggungjawab atas pengeboman tersebut.[46][47]