Lima Sahabat adalah film Indonesia tahun 1981 dengan disutradarai oleh CM Nas dan dibintangi oleh Septian Dwi Cahyo dan Benyamin S. Ini merupakan salah satu dari 5 film yang dibiayai oleh Dewan Film Nasional 1981-1982. Empat film lainnya adalah "Halimun (film)", "Sorta", "Titian Serambut Dibelah Tujuh", dan "Peristiwa Don Muang", yang terakhir tidak selesai.
Sinopsis
Saba (Septian Dwi Cahyo) bersama teman-teman sekolahnya harus menyiapkan baju Pramuka lengkap untuk menyambut HUT Proklamasi RI. Bagi Saba hal itu sangat berat. Ia harus memilih, menjual sepedanya atau kamera hadiah pamanya. Ketika memutuskan untuk menjual kamera, tiba-tiba ia mendapat order pas foto dari ibu-ibu PKK. Maka dari hasil pekerjaanya itu Saba dapat membeli seragam baru. Saba mempunyai empat sahabat kental, Lodan (Andika Iskandar), Danu (Salman P Gazali), Jupri (Sugeng Siswahyono) dan Rupin (Eko Dewanto). Mereka sepakat untuk membuat katapel. Setelah semua siap dengan katapelnya, tinggal Saba yang masih belum, karena kekurangan kulitnya. Maka pada saat sembahyang Jum'at Saba mengambil sebelah sepatu entah milik siapa untuk dipotong dimanfaatkan kulitnya untuk katapel. Sepatu itu ternyata milik Pak Haji Dahlan (Benyamin S). Pak Dahlan marah-marah kehilangan sebelah sepatunya dan membuang begitu saja sebelah sepatunya yang lain. Dalam adu pintar katapel, lagi-lagi ayam Pak Dahlan menjadi sasaran. Sepatu yang dibuang Pak Dahlan pun ditemukan mereka, lalu diberikan kepada pak Wira (Sukarno M Noor) yang cacat kaki, karena tertembak pada zaman perjuangan melawan Belanda. Dengan sangat terharu Pak Wira menerima sepatu dari Saba dan sahabat-sahabatnya. Sepatu itupun dipakai ketika upacara peringatan HUT RI.[1]
Referensi
- ^ JB Kristanto, Katalog Film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 202-203
Pranala luar