Rose mendirikan kelompok pro-kehidupan Live Action ketika usianya 15 tahun dan tetap meneruskan aktivitasnya itu di UCLA.[11]
Aktivisme
Pada usia 15 tahun, Rose mendirikan Live Action dan mulai memberikan presentasi-presentasi ke berbagai sekolah dan kelompok kaum muda.[7] Ketika di UCLA, ia bekerja sama dengan aktivis konservatif James O’Keefe III.[12] Setelah mendapat banyak inspirasi dari aktivis Texas Mark Crutcher, Rose dan O'Keefe menyelidiki staf-staf di beberapa fasilitas Planned Parenthood.[13]
Sejak saat itu Rose melakukan investigasi pada berbagai fasilitas aborsi, termasuk afiliasi-afiliasi Planned Parenthood, afiliasi-afiliasi National Abortion Federation (NAF), dan yang lainnya di seluruh penjuru negeri. Aktivismenya berfokus pada isu-isu seperti masalah keuangan dalam industri aborsi, implikasi-implikasi moral dan etika dari aborsi itu sendiri, dan aktivitas-aktivitas dari Planned Parenthood. "Proyek Rasisme" menyoroti tingginya tingkat aborsi dalam komunitas Afrika-Amerika.[14]
Investigasi-investigasi yang dilakukan Rose biasanya melibatkan penyelidik-penyelidik (termasuk Rose sendiri) yang berperan sebagai anak perempuan atau wanita yang ingin melakukan aborsi karena alasan tertentu – misalnya sebagai seorang perempuan berusia 15 tahun yang dihamili oleh seorang laki-laki berusia 23 tahun. Pada tahun 2007, Rose merilis video-video yang di dalamnya ia menggunakan peran tersebut untuk meliput staf di fasilitas Planned Parenthood yang menasihatinya agar ia berbohong mengenai usianya dan berjanji untuk menutupi kenyataan mengenai usia pasangannya.[15]
Pengakuan dan penghargaan
Pada tahun 2008, Rose dianugerahi $50,000 dalam penghargaan tahunan "Life Prizes", yang disponsori oleh Gerard Health Foundation, suatu badan amal pro-kehidupan.[16] Ia juga menerima "Person of the Year Malachi Award" dari Operation Rescue pada tahun yang sama.[13]
Pada tahun 2010, ia dinobatkan sebagai seorang "Young Leader" oleh organisasi nirlaba pro-kehidupan Susan B. Anthony List.[17]
Pada bulan Juli 2013, National Journal mencantumkan Rose dalam daftar "The 25 Most Influential Washington Women Under 35".[18]
Pada tahun 2014, nama Rose disebutkan di antara "33 under 33" dalam majalah Christianity Today.[19]
Investigasi Planned Parenthood
Pada bulan Februari 2011, Rose merilis video-video dari fasilitas-fasilitas Planned Parenthood di beberapa kota. Semua video itu meliput seorang pria dan wanita tak dikenal yang berpose sebagai seorang muncikari dan seorang pelacur yang meminta saran dari staf Planned Parenthood tentang bagaimana mendapatkan layanan aborsi dan kontrol kelahiran untuk para pekerja seks di bawah umur yang "dikelola" oleh si muncikari.[20][21] Rose mengatakan bahwa video-video tersebut membuktikan kalau Planned Parenthood dengan sengaja melanggar hukum dan menutupi praktik penyalahgunaan.[22] Sebagai tanggapan atas video-video tersebut, Planned Parenthood mengklaim bahwa mereka telah melaporkan insiden-insiden itu kepada FBI[23]
sembari menyatakan bahwa lebih dari 11.000 staf "yang telah berkontak dengan para pasien dan remaja" akan "dilatih ulang". Planned Parenthood juga mengklaim kalau mereka telah melaporkan ke FBI setidaknya 12 kunjungan ke klinik-klinik mereka oleh pria di video-video tersebut sebelum publikasinya.[23][24]
Tidak ada tuntutan pidana ataupun investigasi sebagai kelanjutan dari video-video tersebut. Rose meminta Ken Cuccinelli, jaksa agung Virginia, untuk menyelidiki Planned Parenthood sebagai tindak lanjut dari video-video tersebut. Dalam suatu wawancara dengan Fox, Cuccinelli mengatakan bahwa ia tidak memiliki "sebuah kasus aktual tentang hal itu pada film" – yang berarti sebuah kasus yang melibatkan para korban dan bukan para aktor yang berpura-pura menjalankan suatu bisnis budak-seks. Cuccinelli melanjutkan dengan mengatakan, "Tetapi apa yang Anda miliki jelas merupakan suatu kesediaan terbuka dari beberapa organisasi, yang berarti subsidier-subsidier dari Planned Parenthood secara nasional dalam kategori yang sama, perdagangan seks anak-anak di bawah umur, dan suatu kesediaan terbuka untuk berpartisipasi dalam hal ini."[25]
Peter Breen, penasihat nasional Live Action, mengatakan bahwa sebuah kasus aktual tidak diperlukan, membandingkan video-video Live Action dengan jurnalisme penyamaran To Catch a Predator yang ditayangkan NBC.[25]Jaksa Agung Amerika SerikatEric Holder menolak untuk mengajukan tuntutan terkait masalah tersebut, dengan mengatakan, "Pemahaman saya adalah FBI benar-benar telah melihat hal ini" dan "penuntutan ditolak dalam hal ini".[26]
Aborsi selektif-seks
Pada bulan Mei 2012, Rose merilis serangkaian video yang memperlihatkan para karyawan di berbagai pusat aborsi NAF sedang menasihati para pasien mengenai bagaimana mendapatkan layanan aborsi selektif-seks. Penyelidik yang menyamar berpose sebagai seorang ibu hamil yang ingin melakukan aborsi dengan alasan bahwa putrinya adalah perempuan, sedangkan ia lebih menginginkan laki-laki.
Setelah video pertama (diambil di Austin, Texas)[27] dirilis, Planned Parenthood membantah telah mendukung aborsi selektif-seks dan memecat karyawan yang diperlihatkan dalam rekaman tersebut.[28]
Rilis lainnya memperlihatkan para karyawan di dua fasilitas aborsi Arizona – Camelback Family Planning di Phoenix dan Tucson Women's Center di Tucson – menginstruksikan penyelidik yang menyamar agar menyembunyikan alasannya ingin melakukan aborsi. Setelah mendengar bahwa sang penyelidik ingin menggugurkan janin yang ia kandung karena jenis kelaminnya wanita, konselor di Phoenix mengatakan kepada dia, "Jangan sampai diketahui!", sementara asisten bedah di Tucson mengatakan, "Saya hanya akan melupakannya ... namun pastikan untuk tidak menyebutkannya [ke dokter aborsi]." Aborsi selektif-seks adalah ilegal di Arizona.[29] Menyusul perilisan tersebut, tidak ada satu pun dari kedua rekaman itu yang ditindaklanjuti dan NAF juga tidak mengambil tindakan apa pun.
Video Tidak Manusiawi
Pada musim semi tahun 2013, Rose merilis serangkaian video penyamaran yang mendokumentasikan kebijakan para dokter aborsi fase-akhir atas anak-anak yang terlahir dalam keadaan hidup sebagai hasil dari upaya aborsi yang gagal.[30] Perilisan video tersebut bertepatan dengan penyorotan media yang intensif atas sidang pembunuhan yang sedang berlangsung, dengan Kermit Gosnell sebagai terdakwa. Perilisan tersebut juga meliputi sebuah video yang memperlihatkan pengakuan Cesare Santangelo, seorang doktor aborsi di Washington, D.C., bahwa ia akan membiarkan seorang anak meninggal seandainya anak itu terlahir dalam keadaan hidup saat proses aborsi.[31][32]
Penyuntingan video-video "Inhuman" ("Tidak Manusiawi") yang dilakukan Live Action itu disebut "menyesatkan" dalam sebuah artikel di Slate, oleh seorang kritikus bernama William Saletan, yang mengkritik bahwa video-video itu "diatur untuk mempermalukan para dokter dan klinik-klinik mereka".[33]
Pada tahun 2013, anggota DPR AS Trent Franks (dari Partai Republik, perwakilan Arizona) memperlihatkan video Arizona produksi Live Action dari kampanye Inhuman sebagai dukungan untuk H.R. 1797, yaitu Pain-Capable Unborn Child Protection Act, yang akan melarang hampir semua aborsi setelah kehamilan 20 minggu di seluruh Amerika Serikat.[34] Rancangan undang-undang tersebut kemudian disahkan oleh DPR, dengan 228 suara setuju dan 196 suara menolak.[35] Rancangan tersebut masih belum maju ke senat untuk diperdebatkan dan belum menjadi hukum.[36]
^(Inggris)"Planned Parenthood plots largest-ever campaign blitz in 2014". FoxNews.com. 27 Feb 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2015. Lila Rose, president and founder of Pro-Life group Live Action, said Planned Parenthood's plans to spend millions on the elections should fuel calls to strip taxpayer funding for the group.
^(Inggris)"Philly abortion murder trial has national impact". Associated Press. 4 May 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2017-05-23. One anti-abortion group, Live Action, has used the case to publicize the latest in a series of undercover videos it has made at abortion clinics.
^(Inggris)
Darling, Adelaide (January 19, 2013), "Lila Rose highlights role of faith in fighting abortion", Catholic News Agency, diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-05, diakses tanggal October 3, 2013, When Rose went to UCLA for her undergraduate degree, she took Live Action with her.