Li Linsi
Li Linsi (Hanzi: 厉麟似; Pinyin: Lì Línsì; 18 Februari 1896 – 21 Oktober 1970; lahir dengan nama Li Jiaxiang) (厉家祥) adalah seorang pendidik, diplomat, dan cendekiawan Tiongkok modern, yang telah diakui sebagai salah satu tokoh kunci dalam sejarah budaya dan diplomatik Tiongkok modern. Dipuji sebagai Mahatma Gandhi dari Tiongkok, Li adalah pemimpin perlawanan tanpa kekerasan Tiongkok terhadap agresi Jepang. Penelitian militernya memberikan kontribusi besar terhadap perang anti-Jepang. Dia dikenal karena usahanya untuk menyelamatkan ratusan orang Yahudi yang melarikan diri ke Shanghai selama Perang Dunia II. Seorang konsultan diplomatik untuk Chiang Kai-shek, Li adalah fasilitator utama hubungan Tiongkok-Jerman selama tahun 1930-an, dan pendukung utama diplomasi Liga Bangsa-Bangsa Tiongkok. Dia adalah salah satu pendiri beberapa organisasi paling berpengaruh di Tiongkok, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa cabang Tiongkok dan Institut Kerjasama Kebudayaan Dunia Tiongkok di Liga Bangsa-Bangsa. Dikenal sebagai jembatan manusia yang menghubungkan budaya Tiongkok dan Eropa, Li memberikan kontribusi besar untuk membantu Barat memahami filosofi Tiongkok kuno, dan memperkenalkan banyak pemikiran progresif Barat ke Tiongkok. Keturunan Jiang Ziya, perdana menteri pendiri legendaris Tiongkok selama Dinasti Zhou, Li adalah cicit keempat dari Li E, seorang penyair era Dinasti Qing. Putra sulungnya adalah Li Shengjiao, seorang diplomat dan ahli hukum Tiongkok yang terkenal. Li meninggal di Shanghai selama Revolusi Kebudayaan.[1][2][3][4] Referensi
|