Leonika Sari Njoto Boedioetomo merupakan penggagas dan pendiri Reblood, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang kesehatan dengan menyediakan informasi dan akses bagi para pendonor darah.[1]
Lulusan dari Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Leonika memiliki ketertarikan di bidang kesehatan semenjak melihat nenek mengidap diabetes dan pada akhirnya salah satu kaki nya harus diamputasi. Leonika bercita-cita untuk menjadi mahasiswi kedokteran namun dengan berbagai pertimbangan ia memutuskan untuk mengambil program Sistem Informasi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.[2]
Pada saat kuliah Leonika mulai terpapar dengan kenyataan di lapangan tentang kurangnya donor darah di PMI yang mencapai 1 juta kantong darah setiap tahunnya bahkan mencapai 2.4 juta kantong pada tahun 2013.[3] Hal itu disadarinya saat ia menerima banyak pesan broadcast yang membutuhkan donor darah.[1] Leonika mulai mencari tahu latar belakang dari kekurangan tersebut dan ia melihat kurangnya aksesibilitas bagi para calon pendonor darah dan juga penetrasi informasi mengenai cara dan syarat untuk mendonorkan darah.[3]
Dorongan untuk menjadikan Reblood kenyataan datang setelah Leonika mengikuti Global Entrepreneurship Bootcamp di Institut Teknologi Massachusetts pada tahun 2014. Berbekal dengan ilmu yang didapat dan juga background nya di bidang teknologi, Leonika berhasil menerapkan ide untuk meningkatkan jumlah pendonor darah yang layak di Indonesia pada bulan Mei 2015.[1] Dimulai di Surabaya, kini Reblood mulai merambah ke kota-kota lainnya di Indonesia. Selain menambahkan jumlah pendonor darah, persentase pendonor yang tidak ditolak pun naik sebesar 50% dikarenakan informasi yang diberikan melalui aplikasi Reblood bagi para calon pendonor agar mereka dapat menyiapkan diri secara fisik dan mental sebelum melakukan kegiatan donor darah.[1]
Melalui inovasi Reblood, Leonika mendapatkan tempat dalam Forbes 30 Under 30 tahun 2016.[4]
Pendidikan
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Sistem Informasi
Referensi