Leonard Cohen
Leonard Norman Cohen, CC GOQ (21 September 1934 – 7 November 2016[2]) adalah seorang penyair, novelis, dan penyanyi-pengarang lagu Kanada. Karier musiknya pada umumnya dibayang-bayangi oleh karyanya sebelumnya sebagai seorang penyair dan novelis, meskipun ia masih secara sporadis tetap menerbitkan puisinya setelah ia berhasil menembus industri musik. Dari segi musik, lagu-lagu Cohen yang pertama didasarkan pada lagu rakyat, baik dari segi melodi maupun alat-alat musiknya, namun, sejak awal 1970-an, karyanya memperlihatkan pengaruh dari berbagai jenis musik pop dan musik kabaret. Sejak 1980-an ia biasanya menyanyi dengan suara bas yang mendalam, dengan synthesizer dan penyanyi latar perempuan. Lagu-lagu Cohen sering kali berat secara emosi dan liriknya pun kompleks yang disebabkan oleh permainan kata puisi yang metaforis daripada aturan-aturan penulisan lagu yang lazim. Karyanya sering kali menjelajahi tema-tema agama, keterasingan, seks, dan hubungan antar-pribadi yang ruwet.[3] Musik Cohen telah sangat berpengaruh pada para penyanyi-pengarang lagu lainnya dan lebih daripada seribu versi sampul dari karyanya telah direkam. Cohen telah menjadi tokoh luar biasa di negeri kelahirannya; namanya dicatat dalam Canadian Music Hall of Fame (Tokoh Musik Kanada), Canadian Songwriters Hall of Fame (Tokoh Pengarang Lagu Kanada) dan pemerintah Kanada menganugerahinya Order of Canada, yaitu penghargaan tertinggi negara itu untuk seorang warga sipil. BiografiMasa kecilCohen dilahirkan dalam sebuah keluarga Yahudi kelas menengah keturunan Polandia pada 1934 di Westmount, Quebec. Ia dibesarkan di Westmount di Pulau Montreal. Ayahnya, Nathan Cohen, yang memiliki sebuah toko pakaian besar di Montreal, meninggal dunia saat Leonard baru beruisia sembilan tahun. Seperti banyak orang Yahudi lainnya yang bernama Cohen, Katz, Kagan, dll., keluarganya bangga bahwa mereka adalah keturunan keluarga imam Kohanim: "Masa kecil saya sangat mesianik," katanya kepada Richard Goldstein pada 1967, "Saya diberitahukan bahwa saya adalah keturunan Harun, sang imam agung.".[4] Pada masa remajanya, ia belajar bermain gitar dan membentuk sebuah kelompok musik country-rakyat yang dinamai Buckskin Boys. Warisan ayahnya menyediakan dana yang agak lumayan bagi Leonard, sehingga ia mempunyai penghasilan yang cukup, yang memungkinkannya mengejar ambisi-ambisi sastranya tanpa harus terancam keuangannya. Cohen mengagungkan ayahnya dan kematiannya menyebabkan ia mengalami depresi yang mendalam. Ketika ia semakin besar, ia mulai menggunakan LSD yang saat itu sah, sebagai pengobatan. Cohen pernah mengatakan bahwa obat itu membangkitkan kesadarannya akan "kemunafikan" dan "ilusi diri sendiri" yang merupakan "ciri khas manusia," gagasan-gagasan yang merupakan tema-tema menonjol dalam lagu-lagunya. Depresinya baru hilang pada akhir 19990-an. Ibunya, Masha Cohen, yang mewariskan cintanya akan lagu-lagu dan penyair, meninggal dunia pada 1978. Perkembangan sebagai penyairPada 1951, Cohen mendaftar di Universitas McGill, dan di sana ia menjadi presiden Perhimpunan Debat McGill dan mengembangkan kariernya sebagai penyair. Buku puisinya yang pertama, Let Us Compare Mythologies (1956), diterbitkan ketika ia masih kuliah pra-sarjana. The Spice-Box of Earth (1961) membuat ia terkenal di dunia puisi, khususnya di negeri kelahirannya Kanada. Cohen menerapkan etika kerja yang kuat terhadap ambisi-ambisi sastranya yang awal dan bersungguh-sungguh. Ia menulis puisi dan fiksi selama sebagian besar 1960-an, dan sebagai seorang muda ia lebih suka hidup dalam keadaan yang agak terasing. Setelah pindah ke Hydra, sebuah pulau di Yunani, Cohen menerbitkan kumpulan puisinya Flowers for Hitler (1964), dan novelnya The Favourite Game (1963) serta Beautiful Losers (1966). The Favourite Game adalah sebuah bildungsroman otobiografis mengenai seorang muda yang menemukan identitasnya dalam penulisan. Sebaliknya, Beautiful Losers dapat dianggap sebagai 'anti-bildungsroman' karena karya itu — dalam bentuk pasca modern awal — mendekonstruksikan identitas dari tokoh-tokoh utamanya dengan menggabungkan yang suci dan yang profan, agama dan seksualitas dalam bahasa lirik yang kaya. Sebuah plot sekunder dalam Beautiful Losers yang mencerminkan akar Cohen sebagai seorang Quebec, tetapi barangkali luar biasa bagi orang yang berasal dari latar belakang Yahudi, menggambarkan Tekakwitha, seorang perempuan mistikus Katolik Roma suku Indian Iroquois. Beautiful Losers mula-mula menyebabkan geger di antara para penulis tinjauannya di Kanada yang meremehkannya karena isinya sangat terang-terangan bersifat seksual, tetapi kini dianggap oleh banyak kritikus sebagai salah satu novel sastra yang paling indah dari tahun 1960-an. Untuk sebuah tinjauan awal yang baik tentang karya tulisan Cohen, lihat Leonard Cohen oleh Steven Scobie (Vancouver: Douglas & McIntyre, 1978). MusikPada 1967, Cohen pindah ke Amerika Serikat untuk mengembangkan kariernya sebagai seorang penyanyi-pengarang lagu rakyat. Lagunya "Suzanne" menjadi lagu hit untuk Judy Collins, dan setelah tampil pada sejumlah festival lagu rakyat, Cohen ditemukan oleh John H. Hammond, wakil Columbia Records yang sama yang menemukan, antara lain, Bob Dylan dan Bruce Springsteen. Suara album pertama Cohen Songs of Leonard Cohen (1967) terlalu tenggelam untuk meraih sukses komersial, namun secara luas dipuji oleh para penggemar musik rakyat dan oleh teman-teman pantaran Cohen. Namnya menjadi pujaan di Britania Raya, dan selama lebih setahun lagu-lagunya menduduki tangga lagu-lagu terpopuler. Ia melanjutkannya dengan Songs from a Room (1969) (menampilkan "Bird on the Wire" yang sering diliput), Songs of Love and Hate (1971), dan New Skin for the Old Ceremony (1974). Sepanjang akhir 1960-an dan awal 1970-an, Cohen berkeliling Amerika Serikat, Kanada dan Eropa. Pada 1973, Cohen berkunjung ke Israel dan tampil di pangkalan-pangkalan militer selama Perang Yom Kippur. Mulai sekitar 1974, kerja samanya dengan pianis/pengaransemen John Lissauer menciptakan sebuah rekaman hidup yang dipuji hampir di seluruh dunia oleh para kritikus, tetapi tak pernah benar-benar terekam dalam piringan hitam. Pada masa ini, Cohen sering kali berkeliling dengan Jennifer Warnes sebagai penyanyi latarnya. Warnes kelak menjadi pasangannya dalam album-albumnya di kemudian hari dan merekam sebuah album lagu-lagu Cohen pada 1987, Famous Blue Raincoat. Pada 1977, Cohen menerbitkan sebuah album yang berjudul Death of a Ladies' Man (perhatikan kata ganti kepunyaannya dalam kasus plural; setahun kemudian pada 1978, Cohen menerbitkan sebuah kumpulan puisi dengan judul yang dengan malu-malu diubahnya menjadi Death of a Lady's Man). Album ini diproduksi oleh Phil Spector, yang terkenal sebagai penemu teknik "tembok suara". Dalam teknik ini musik pop didukung dengan lapisan-lapisan tebal instrumentasi— sebuah pendekatan yang sangat berbeda dengan instrumentasi Cohen yang biasanya minimalis. Rekaman album ini dilanda oleh berbagai kesulitan; Spector konon mencampur album nii dalam sesi-sesi studio rahasia dan Cohen mengatakan Spector pernah mengancamnya dengan todongan pistol. Hasil akhirnya sering kali dianggap berlebihan dan sok dan karangan lagu Cohen dalam album ini dianggap sebagai yang paling lemah. Pada 1979, Cohen kembali dengan rekamannya Recent Songs yang lebih tradisional. Rekaman yang diproduksi Cohen sendiri, dan Henry Lewy (ahli teknik suara Joni Mitchell), albumnya memuat penampilan oleh band jazz fusion, yang diperkenalkan kepada Cohen oleh Mitchell, dan alat-alat musik oriental (oud, biola Gypsy dan mandolin). Pada 2001, Cohen merujuk kepada Recent Songs sebagai album terbaiknya, menerbitkan versi hidup dari lagu-lagu yang diambil dari turnya pada 1979 dalam rekaman Field Commander Cohen: Tour of 1979. Pada 1984, Cohen menerbitkan Various Positions, yang memuat "Hallelujah" yang sering ditampilkan, namun Columbia menolak mengedarkan album itu di Amerika Serikat, karena popularitas Cohen di sana telah merosot dalam tahun-tahun belakangan. (Sepanjang kariernya, musik Cohen lebih laku di Eropa dan Kanada daripada di AS—ia pernah secara satir mengungkapkan betapa ia terharu oleh karena sopannya perusahaan Amerika dalam mempromosikan rekaman-rekamannya.) Pada 1986 ia tampil sebagai bintang tamu dalam episode seri TV Miami Vice. Pada 1987, album terkenal Jennifer Warnes Famous Blue Raincoat membantu memulihkan karier Cohen di AS, dan pada tahun berikutnya ia menerbitkan I'm Your Man, yang menandai perubahan drastis dalam musiknya. Synthesizer mewarnai album ini, meskikpun dalam cara yang jauh kurang menonjol dibandingkan dalam Death of a Ladies' Man, dan lirik Cohen menggambarkan lebih banyak komentar sosial dan humor gelap. Ini adalah lagu Cohen yang paling disambut dan populer sejak Songs of Leonard Cohen, dan "First We Take Manhattan" dan lagu judulnya menjadi dua dari lagunya yang paling populer. Penggunaan trek album "Everybody Knows" (ditulis bersama dengan Sharon Robinson) dalam film 1990 Pump Up the Volume ikut memperkenalkan musik Cohen kepada pendengar yang lebih muda. Album itu disusul dengan sebuah album lainnya yang juga mendapatkan sambutan, The Future, pada 1992. The Future adalah albumnya yang paling bersifat politis hingga sekarang, yang mengungkapkan politik yang menganjurkan (lebih dalam pengertian nubuatan alkitabiah) kegigihan, pembaruan, dan bahkan pengharapan dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang suram bahkan gelap. Tiga lagu dari album tersebut - "Waiting for the Miracle", "The Future" dan "Anthem" - ditampilkan dalam film yang kontroversial Natural Born Killers. Dalam lagu temanya Cohen menubuatkan keruntuhan politik dan sosial, yang konon merupakan tanggapannya terhadap Kerusuhan Los Angeles 1992: "Aku telah melihat masa depan, Bung: Isinya pembunuhan." Sebagian orang menggambarkannya sebagai lagu anti aborsi karena liriknya berbunyi "kini hancurkan sebuah janin lagi. Betapapun kita tidak suka anak-anak. Aku telah melihat masa depan, Bung. Pembunuhan". Dalam "Democracy," Cohen mengkritik Amerika tetapi ia mengatakan ia mencintainya: "Saya mencintai negara itu, tetapi saya tidak tahan dengan suasananya." Lebih jauh, ia menggambarkan politiknya sebagai berikut: "Saya bukan kiri ataupun kanan/Saya tinggal di rumah saja malam ini/tenggelam dalam layar kecil tanpa harapan itu."
Pada Oktober 2004, ia menerbitkan Dear Heather, sebuah karya musik yang sebagian besar merupakan kerja sama dengan penyanyi jazz (dan partner Cohen sekarang) Anjani Thomas, meskipun Sharon Robinson kembali untuk berkolaborasi dalam tiga lagu (termasuk sebuah duet). Album yang seringan dan sekelam album sebelumnya, Dear Heather mencerminkan perubahan suasana hati Cohen - ia telah mengatakan dalam sejumlah wawancara bahwa depresinya telah menghilang dalam tahun-tahun belakangan, yang dihubungkannya dengan proses neurologis penuaan. Dear Heather mungkin adalah albumnya yang paling tidak kohesif, dan paling eksperimental dan main-main hingga kini. Gaya dari sebagian lagunya (khususnya lagu judulnya) membuat frustrasi banyak penggemarnya. Dalam sebuah wawancara setelah namanya dicantumkan ke dalam Daftar Penulis Lagu Terkenal Kanada, Cohen menjelaskan bahwa album ini dimaksudkan untuk menjadi semacam buku catatan atau oret-oretan tema, dan bahwa rekaman yang lebih formal telah direncanakan untuk diterbitkan tak lama sesudahnya, tetapi hal itu terpaksa dibekukan karena perang hukumnya dengan bekas manajernya. "Blue Alert," sebuah album yang ditulisnya bersama Thomas, diterbitkan pada 23 Mei 2006. Lagu-lagu dalam album ini dibawakan oleh Thomas, yang pada album dikatakan "terdengar seperti Cohen yang menjelma kembali sebagai perempuan ... meskipun Cohen tidak menyanyikan satu not pun dalam album ini, suaranye merembes di dalamnya seperti asap."[1] Diarsipkan 2008-03-07 di Wayback Machine. Aktivitas belakanganPada 1994, setelah sebuah tur untuk mempromisikan The Future, Cohen melakukan retret ke Pusat Zen Gunung Baldy dekat Los Angeles, dan memulai masa pengasingan yang kemudian berlangsung selama lima tahun di pusat itu. Pada 1996, Cohen ditahbiskan sebagai seorang biawaran Buddhis Zen Rinzai dan mengambil nama Dharma Jikan, yang berarti 'dia yang membungkam'. Ia meninggalkan Gunung Baldy pada 1999.
Puisi
Kutipan tentang Cohen, dan Referensi media lainnya
KematianCohen meninggal pada 7 November 2016 di rumahnya yang terletak di Los Angeles pada usia 82 tahun.[5] Kematiannya tidak diumumkan hingga tanggal 10 November.[6] Upacara pemakamannya digelar pada 10 November 2016 di Montreal. Sesuai permintaan dari Cohen, ia dimakamkan dengan tata cara Yahudi.[7] KaryaAlbum
Kompilasi
Buku
Musik dalam filmMusik Cohen telah sering digunakan sebagai ilustrasi dalam berbagai film.
Penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu CohenBanyak dari lagu karya Cohen yang telah diinterpretasikan kembail (dan kadang-kadang diterjemahkan ke dalam bahasa lain) oleh penyanyi-penyanyi lain, yang kadang-kadang malah mendapatkan sambutan yang lebih hangat daripada yang dibawakan oleh Cohen yang biasanya menggunakan aransemen yang minimalis. Sebagian dari lagu-lagu Cohen yang paling banyak dibawakan orang lain adalah:
Pada 18 Desember 2005, situs www.leonardcohenfiles.com mencatat 1105 rekaman yang dibuat berdasarkan lagu-lagu Cohen. FilmSebuah film berjudul "Leonard Cohen: I'm Your Man" diedarkan di AS pada 21 Juni 2006. Ini adalah film 2005 yang dipersembahkan kepada Leonard Cohen "Came So Far For Beauty" yang diselenggarakan di Gedung Opera Sydney. Film ini disutradarai oleh Lian Lunson, dan menampilkan Nick Cave, Beth Orton, Antony of Antony dan The Johnsons serta lain-lainnya, serta sajian "Tower of Song" oleh Cohen dan U2. PenggemarDi antara penggemar Leonard Cohen tercatat Pangeran Charles. (CBC Montreal) Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Leonard Cohen.
Situs umum tentang Cohen
Situs tentang album dan karya-karya tertentu
Artikel, konferensi, dan makalah akademik
Situs berbahasa non-Inggris
|