Leni Robredo
Leni Robredo (dilahirkan sebagai Maria Leonor Santo Tomas Gerona; 23 April 1964)[1] adalah seorang pengacara berkebangsaan Filipina, aktivis sosial, dan politisi yang merupakan wakil presiden Filipina ke-14. Di bawah Partai Liberal, Robredo memenangkan kedudukan wakil presiden di pemilu 9 Mei 2016, sesuai konfirmasi dan pernyataan resmi hitungan Kongres 25-27 Mei,[2] dengan 14.418.817 suara (35.11%), mengalahkan Senator Bongbong Marcos hanya dengan 263.473 suara yang kontroversial.[3] Ia adalah wakil presiden perempuan kedua setelah Gloria Macapagal Arroyo dan wakil presiden pertama yang berasal dari Bicol. Robredo pertama kali disorot oleh publik pada tahun 2012 setelah kematian suaminya, Menteri dalam Negeri Jesse Robredo, karena kecelakaan pesawat di lepas pantai Pulau Masbate. Sebelumnya, ia dikenal oleh publik sebagai pengacara dan aktivis sosial. Setelah itu, ia turut serta dalam Pemilihan Umum 2013 dan menang sebagai wakil dari Distrik III Camarines Sur untuk Dewan Perwakilan Rakyat Filipina pada Kongres XVI, pos yang ia pegang hingga pelantikannya sebagai Wakil Presiden pada 30 juni 2016. Masa Muda dan PendidikanMaria Leonor Santo Tomas Gerona lahir pada tanggal 23 April 1964 di Naga, Camarines Sur, Filipina.[4] Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara keturunan pensiunan Hakim Pengadilan Kota Naga, Antonio Gerona, dan Salvacion Sto. Tomas.[5] Gerona memperoleh pendidikan di Universidad de Sta. Isabel Kota Naga, lulus dari sekolah dasar pada tahun 1978, dan dari sekolah tinggi pada tahun 1982. Ia kemudian lulus dengan gelar di bidang ekonomi dari Sekolah Ekonomi University of the Philippines Diliman pada tahun 1986. Ia mendapatkan gelar master di bidang administrasi bisnis San Beda College sebelum belajar hukum di University Nueva Caceres, lulus pada tahun 1992.[1] Awal karierTerinspirasi oleh Revolusi Kekuatan Masyarakat setelah lulus dari UP Diliman,[6] Gerona memilih untuk sementara waktu mengorbankan studi hukum dan malah bekerja sebagai peneliti untuk Bicol River Basin Development Program (BRBDP),[7] badan pemerintah yang bertugas dalam terpadu perencanaan pembangunan kawasan terpadu di tiga provinsi wilayah Bicol.[8] Di sini ia bertemu Jesse Robredo yang waktu itu direktur program, suaminya di masa yang akan datang.[8] Setelah melewati ujian pada tahun 1996,[1] Robredo bertugas di Kantor Kejaksaan Publik,[6] di mana ia sering mempertahankan kasus-kasus yang dikejar oleh suaminya, yang saat itu ialah Wali kota Naga.[7] Dari tahun 1998 hingga 2008, Robredo menjadi koordinator Sentro ng Alternatibong Lingap Panligan (SALIGAN), grup jasa hukum alternatif yang berbasis di Naga .[7] SALIGAN[7] bertujuan untuk mendorong generasi muda berprofesi hukum untuk berperan memimpin,[9] dan melibatkan diri dengan masyarakat pedesaan terpencil untuk memberikan pelayanan hukum kepada warga yang memiliki akses terbatas atau tidak sama sekali terhadap jasas tersebut,[10] serta melakukan advokasi hukum dengan mengusulkan amendemen dan undang-undang baru yang berdasar pada kebutuhan masyarakat terpinggirkan. Kemudian, fokus kelompok bergeser sehingga juga membantu perempuan pedesaan untuk memperoleh modal dalam rangka untuk menjadi kompetitif di pasar.[10] Selain itu, ia mendirikan Federasi Lakas ng Kababaihan ng Naga, organisasi yang menyediakan pelatihan dan peluang kerja bagi perempuan, pada tahun 1989.[11] Karier politikPada tahun 2012, Robredo dinobatkan sebagai ketua Partai Liberal di Camarines Sur.[12][13][14][15][16] Ia berpartisipasi dalam Pemilihan Umum Filipina tahun 2013 di Distrik III Kongres Camarines Sur. Pada 16 Mei 2013, ia dinyatakan sebagai pemenang, mengalahkan Nelly Favis-Villafuerte (Nationalist People's Coalition/United Nationalist Alliance), istri dari mantan anggota Kongres, Luis Villafuerte,[17] dan anggota politik Dinasti Villafuerte yang kuat[18] Dorongan dan Posisi Legislatif dalam Berbagai IsuSelama masa jabatannya di kongres, Robredo adalah wakil ketua komite DPR bagian tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabilitas publik, dan revisi undang-undang, dan anggota dari 11 panel lainnya.[19] Ia dikenal sebagai pendukung kuat dari Freedom of Information Act,[20] adalah pendukung kuat dari Bangsamoro Basic Law.[21][22] Tata pemerintahan yang partisipatif dan transparansi adalah senjata utama agenda legislatif Robredo. Hukum pertama yang Robredo tulis dalam kongres ialah Full Disclosure Policy Bill (HB 19), yang mengamanatkan semua instansi pemerintah beserta sub-unitnya dan semua proyek agar mengungkapkan anggaran dan transaksi keuangan dengan mencolok "tanpa ada permintaan dari masyarakat."[23] Prihatin atas sektor yang terpinggirkan seharusnya tidak boleh ditolak aksesnya ke layanan terdepan pemerintah dan pertemuan-pertemuan publik karena pakaian mereka,[24] ia mensponsori Open Door Policy Act (House Bill No. 6286),[25] yang melarang kantor-kantor pemerintah dan berbagai instansi mengimplementasikan aturan pakaian yang ketat.[25] Robredo juga menulis People Empowerment Bill (HB 4911[26]), yang berusaha untuk memungkinkan partisipasi rakyat Filipina yang lebih banyak dalam pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan,[27] dan Partisipatory Budget Process Bill (HB 3905) yang berusaha untuk meningkatkan partisipasi penduduk setempat dalam keputusan terkait anggaran dalam proyek-proyek pemerintah.[26][28][29] Ia juga menulis Comprehensive Anti-Discrimination Bill (HB 3432) untuk melarang diskriminasi atas dasar etnis, ras, agama atau kepercayaan, jenis kelamin, gender, orientasi seksual, identitas dan ekspresi gender, bahasa, disabilitas, status HIV, dll.[30] Untuk mempromosikan transparansi dalam proses pajak, ia mensponsori rancangan DPR (House Bill 05831) yang kemudian menjadi Republic Act RA10708, the Tax Incentives Management and Transparency Act of 2009 (TIMTA)[31][32][33] Terkait dengan korupsi reformasi agraria, Robredo ikut menulis House Bill 5841, yang lebih lanjut menciptakan Agrarian Reform Commission yang berfokus pada penyelidikan pelanggaran terhadap Comprehensive Agrarian Reform Program (CARP).[29][34] Legislasi penting lainnya yang ikut ditulis oleh Robredo di antaranya adalah Anti-Dynasty Bill[35][36] dan Healthy Beverage Options Act (House Bill 4021).[37] Portepel LegislatifSebagai anggota Kongres XVI, Robredo ialah salah satu penulis utama rancangan “The Tax Incentives Management and Transparency Act (TIMTA)” (Republic Act RA10708, House Bill 05831) yang diresmikan pada December 9, 2015.[38] Ia juga ikut menulis rancangan[39] aturan-aturan berikut:
Di samping itu, Robredo adalah salah satu yang menulis Anggaran Nasional tahun 2014 (RA10633, HB02630, resmi pada 20 Desember 2013), 2015 (RA10651, HB04968, resmi pada 23 Desember 2014), dan 2016 (RA10717, HB06132, resmi pada 22 Desember 2015).[39] Robredo juga merupakan pendukung penting dari:
Wakil Presiden (2016–2022)Pada 5 Oktober 2015, setelah ketiga putrinya mengundurkan keberatan mereka, Robredo mengumumkan bahwa ia akan ikut berkompetisi untuk kedudukan Wakil Presiden Filipina dengan naungan Liberal Party pada pemilihan 2016, sebagai rekan Kandidat Presiden Mar Roxas.[4] Robredo memenangkan pemilihan dengan 14.418.817 suara atau 35.11% suara, menang tipis dari rival terdekat, Senator Bongbong Marcos, dengan beda 263.473 suara atau 0.64%.[3] Robredo bersumpah sebagai wakil presiden Filipina pada 30 Juni 2016 di Quezon City Reception House, yang Robredo gunakan sebagai kantor.[43] Robredo pertama kali bertemu President Rodrigo Duterte secara langsung di upacara penggantian komando Armed Forces of the Philippines di Camp Aguinaldo pada 1 Juli 2016, sehari setelah pelantikan mereka.[44] Ia kemudian melakukan kunjungan kehormatan bersamanya di Istana Malacañang pada 4 Juli, pertemuan formal mereka yang pertama.[45] Pada 7 Juli, Duterte memanggil Robredo saat konferensi pers untuk menawarkan posisi kabinet sebagai kepala Housing and Urban Development Coordinating Council, yang mana Robredo terima.[46] Robredo ialah wakil presiden ketiga yang mengepalai agen pemerintah yang berfokus pada program housing, tepat setelah Noli de Castro dan Jejomar Binay. Duterte sebelumnya berkata bahwa ia tidak ingin menunjuk Robredo ke posisi Kabinet karena keasingan di antara mereka dan persahabatannya dengan Bongbong Marcos.[47] Pada September 2016, setelah serangan Topan Ferdie di Batanes, Robredo mengunjungi pulau di mana ia mengulurkan bantuan dan memberikan bantuan naungan darurat kepada khalayak ramai.[48] Di bulan yang sama Leni Robredo menemui PresidenCatholic Bishops' Conference of the Philippines (CBCP) Lingayen-Dagupan Archbishop Socrates B. Villegas untuk mendiskusikan program rehibilitasi narkoba.[49] Pada Oktober 2016, agen bantuan internasional mendukung sepenuhnya program anti kemiskinan Wakil Presiden Leni Robredo, turut dalam konferensi tingkat tinggi yang dijadwalkan pada bulan yang sama di mana mereka akan bekerja sama dengan unit-unit pemerintah lokal termiskin. Konferensi yang dikenal sebagai Partnerships Against Poverty Summit akan dilaksanakan pada 10 Oktober dan merupakan produk dari rutinitas kunjungan dua kali sepekannya ke Local Government Units (LGUs) termiskin selama seratus hari pertamanya sebagai wakil presiden. Beberapa partisipan seperti UN Children’s Fund, World Food Program, the UN Development Program, the EU, the World Bank dan the Asian Development Bank akan membantu dalam “riset, pembagian pengetahuan, bantuan teknis, sedikit bantuan dana untuk pembangunan kapasitas dan semacamnya,” kata Georgina Hernandez, ketua OVP’s Anti-Poverty and Advocacies Programs.[50] Setelah serangan Super Typhoon Lawin, Robredo mengunjungi Cagayan dan bertemu dengan Gubernur Cagayan Manuel Mamba dan staf resmi bencana daerah untuk menanyakan perihal kerusakan, yang mana akan menjadi dasar jenis bantuan yang kantornya berniat untuk sediakan..[51] Kehidupan PribadiLeni terkenal karena gaya hidupnya yang sederhana dan rendah hati.[52] Leni menikah dengan Jesse Robredo, yang ia temui saat bekerja di Program Pengembangan Lembah Sungai Bicol, sejak 1987 hingga kematiannya karena kecelakaan pesawat pada tahun 2012. Pasangan ini memiliki tiga putri: Jessica Marie, Janine Patricia, dan Jillian Therese.[1][8] Putri sulung mereka, Jessica, ialah asisten eksekutif di Office of Civil Defense, sementara putri kedua mereka, Patricia, merupakan reporter basket UAAP di National University.[53][54][55] Penghargaan dan PengakuanPada 1 Agustus 2016, Robredo dihadiahi Penghargaan Wanita Luar Biasa Terhormat tahun 2016 oleh Pemerintah Thailand, tepat pada Hari Wanita Thailand. Pengakuan ini diberikan pada Robredo sebagai pujian terhadap kinerja dan advokasinya untuk pemberdayaan wanita dan penuntutan atas kesamaan gender..[56] Pada 23 Agustus 2016, Robredo dihargai sebagai "Most Influential Filipina Woman of the World" oleh Filipina Women's Network (FWN), organisasi non-pemerintah.[57] Gambaran MediaRobredo diangkat di salah satu episode antologi drama ABS-CBN, Maalaala Mo Kaya, pada 6 Februari 2016, tiga hari sebelum periode kampanye resmi kandidat nasional pemilihan tahun 2016. Dimples Romana membintangi Robredo, tetapi Kaye Abad digambarkan pada tahun 2013.[58] Referensi
Pranala luar
|