Legiun Pakualaman adalah korps angkatan bersenjata Kadipaten Pakualaman yang dibentuk pada tahun 1813, yaitu pada zaman Paku Alam I bertahta.[1] Pasukan ini awalnya dibentuk selain sebagai lambang kebanggaan dari kadipaten yang baru terbentuk itu, tetapi juga sebagai pasukan cadangan bagi pemerintah kolonial Inggris, dan juga Belanda.[1][2]
Legiun ini dilatih dengan dengan berbagai taktik perang, persenjataan, dan perpangkatan gaya Eropa. Pelatihannya diberikan oleh para instruktur Eropa, serta anggota pasukan mendapatkan uang saku pula dari pemerintah kolonial.[1] Anggota pasukan direkut dari orang-orang pribumi penduduk kadipaten, dengan komandan legiun adalah bangsawan Pakualaman yang diberikan pangkat MajooratauKolonel.[1] Para Adipati Paku Alam yang bertahta, otomatis mendapatkan pangkat tituler Kolonel atau Letnan Kolonel.[1]
Pada awal pembentukan dan selama masa pemerintahan kolonial Inggris, pasukan Legiun Pakualaman berjumlah 100 orang pasukan berkuda ringan (dragonder).[1] Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, pasukan Legiun ini berubah menjadi 50 orang pasukan berkuda dan 100 orang pasukan infanteri.[1] Jumlah pasukan terbesar terjadi pada masa Paku Alam IV bertahta, yang pada tahun 1870 mengembangkannya menjadi satu kompi pasukan kavaleri dan setengah batalyon pasukan infanteri.[1]
Legiun Pakualaman juga berpartisipasi dalam Perang Aceh, tetapi kurang memenuhi harapan Belanda.[3] Legiun ini dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1892, yaitu pada zaman Paku Alam V bertahta, yang berdasarkan Gouvernement Besluit 19 Agustus 1891, No. 12.[1] Para anggota Legiun yang muda dan sehat mendapat tawaran bergabung dengan Tentara Hindia Belanda, sementara yang tidak diterima bergabung lalu ditawari menjadi abdi dalem punakawan pura.[1]
Setelah 48 tahun berlalu, pada tahun 1940 dibentuklah Legiun Pakualaman kedua,[4] yang berfungsi sebagai pasukan Pura Pakualaman, tetapi dibubarkan kembali pada 1942 seiring jatuhnya Hindia Belanda kepada pemerintah kolonial Jepang.[5]