Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. Anda dapat membantu untuk menyuntingnya.
Le Minerale adalah sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia yang diproduksi oleh PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan anak perusahaan dari Mayora Indah yang bergerak di bidang minuman ringan. Selain Le Minerale, perusahaan ini juga memproduksi Teh Pucuk Harum, Kopiko 78 dan Q Guava.
Le Minerale hadir melayani kebutuhan konsumen Indonesia sejak tahun 2015. Pabrik Le Minerale sendiri telah dibangun di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa pabrik antara lain lima pabrik yang sudah berdiri yakni di Ciawi, Sukabumi, Pasuruan, Medan, dan Makassar. Serta dua pabrik baru dibangun di Cianjur dan Palembang pada akhir 2016.
Produk Le Minerale
Le Minerale dijual dalam kemasan botol dengan volume mulai dari 330 ml, 600 ml dan 1500 ml, tersedia juga produk dalam kemasan galon (15 L).
Slogan
Beda Segarnya, Bukti Terlindung Mineralnya (2015-2016)
Galon Le Minerale - Bikin Tenang, Bikin Nyaman (2021-sekarang)
Pilih Sehat, Pilih Le Minerale (2022-2023)
Kebaikan Mineral Terlindungi (2023-sekarang)
Kontroversi
Isu sumber mata air
Laporan beberapa media massa pada 2017 menyebutkan penduduk di sekitar Gunung Karang, Banten, mengalami kesulitan air setelah PT Tirta Fresindo Jaya mengalihkan mata air di daerah tersebut untuk produksi Le Minerale. Masyarakat sekitar sempat memprotes keberadaan pabrik tersebut, yang berbuah surat penutupan pada 2014 dari Pemkab Pandeglang dan upaya penghentian operasional pabrik oleh Pemprov Banten pada 2017. Adapun pihak Mayora berkilah mereka sudah memenuhi aspek legalitas dari pabrik mereka.[1] Hingga saat ini tidak jelas bagaimana resolusi dari kasus ini.
Persaingan dengan AQUA
Aqua merupakan raja dari industri AMDK di Indonesia selama bertahun-tahun. Namun, kehadiran Le Minerale seolah membuyarkan kekokohan posisi Aqua. Pada saat diluncurkan memang Le Minerale menargetkan pasar yang hampir sama dengan Aqua, yaitu kelas menengah yang peduli akan kualitas air minum.[2] "Perang dingin" antara kedua merek AMDK ini mulai menjadi perhatian publik ketika sejumlah pedagang partai besar dan eceran menggugat Aqua dan distributornya (PT Tirta Investama dan PT Balina Agung Perkasa) ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) lewat gugatan No. No.22/KPPU-L/2016. PT Tirta Fresindo Jaya kemudian juga melayangkan somasi pada PT Tirta Investama di sejumlah koran pada 1 Oktober 2017. Dalam somasi dan gugatan tersebut PT Tirta Investama dan PT BAP dituduh menekan para distributor dan pengecer untuk tidak menjual Le Minerale jika ingin terus mendapat suplai maupun keuntungan dari pemasaran produk Aqua.[3] Pada 19 Desember 2017 KPPU memutuskan PT BAP dan PT Tirta Investama telah melakukan praktik yang melahirkan persaingan usaha tidak sehat, sehingga keduanya didenda masing-masing Rp6 miliar dan Rp13 miliar.[4]
Setelah bersaing di pengadilan, kedua merek lalu memainkan isu-isu lain, baik secara terbuka atau terselubung. Ketika Le Minerale melempar produk galon dari plastik PET ke pasaran, Aqua menyindir Le Minerale sebagai produk yang tidak ramah lingkungan dan kemahalan, sedangkan Le Minerale mengklaim produknya lebih higienis dan praktis.[5] Galon guna ulang (baca: Le Minerale) diklaim sebagai penyumbang problem sampah plastik yang saat ini belum terselesaikan, mudah meleleh[6] dan diduga mengandung bahan kimia etilen glikol.[7] Menepis isu tersebut, Le Minerale meluncurkan kampanye tandingan yang menekankan kemudahan galonnya untuk didaur ulang dan mendorong apa yang disebut "ekonomi sirkular".[8] Menurut sebuah sumber pro-Le Minerale, "kampanye hitam" tersebut nyatanya tidak efektif, dan jika dibandingkan Aqua, produksi dan penjualan produk Le Minerale galon justru meningkat.[9]
Isu yang paling mutakhir adalah perdebatan soal bahan kimia bisfenol A (BPA) yang diklaim banyak dikandung galon guna ulang (baca: Aqua). Tiba-tiba saja banyak publik figur, organisasi, pakar dan media massa yang membicarakan isu "bahaya BPA" dalam kemasan galon air minum[10] sejak 2020.[11] BPA pada galon guna ulang diklaim bisa menyebabkan penyakit seperti kanker hingga kemandulan. Le Minerale pun dengan percaya diri mengklaim galonnya sebagai bebas BPA,[12] sementara Aqua mengklaim produknya aman dan sudah tersterilisasi (meskipun tidak menjawab apakah mengandung BPA atau tidak). Bahkan lembaga pemerintah pun ikut dalam kontroversi BPA, dimana BPOM merencanakan pelabelan pada produk-produk yang mengandung BPA,[13] sementara pihak KPPU meminta khalayak tidak meniup-niupkan isu tersebut lebih dalam lagi karena mengandung aspek persaingan bisnis.[14] Polemik lainnya yang tidak jauh berbeda adalah isu mikroplastik dalam galon air minum, dimana ada sumber yang menekankan bahaya kandungan mikroplastik dalam galon isi ulang[15] atau sebaliknya (sekali pakai).[16]